MENYIRAM DAN MEMBERSIHKAN RUMPUT/GULMA
SENIN, 11 AGUSTUS 2025
SENIN, 11 AGUSTUS 2025
SENIN, 11 AGUSTUS 2025
SENIN, 11 AGUSTUS 2025
SENIN, 11 AGUSTUS 2025
SENIN, 11 AGUSTUS 2025
FRUNING (MEMOTONG DAUN-DAUN MUDA)
KAMIS, 7 AGUSTUS 2025
KAMIS, 7 AGUSTUS 2025
KAMIS, 7 AGUSTUS 2025
KAMIS, 7 AGUSTUS 2025
MENYIRAM DAN MEMBERI NUTRISI TANAMAN
RABU, 6 AGUSTUS 2025
RABU, 6 AGUSTUS 2025
RABU, 6 AGUSTUS 2025
RABU, 6 AGUSTUS 2025
RABU, 6 AGUSTUS 2025
MENGGEMBURKAN TANAH & MENYIANGI DAUN-DAUN KERING
SELASA, 5 AGUSTUS 2025
SELASA, 5 AGUSTUS 2025
MENYIRAM & MEMBERSIHKAN LINGKUNGAN SEKOLAH
JUM'AT, 1 AGUSTUS 2025
JUM'AT, 1 AGUSTUS 2025
JUM'AT, 1 AGUSTUS 2025
JUM'AT, 1 AGUSTUS 2025
JUM'AT, 1 AGUSTUS 2025
MENYIRAM DAN MEMBERI NUTRISI TANAMAN
RABU, 30 JULI 2025
RABU, 30 JULI 2025
RABU, 30 JULI 2025
RABU, 30 JULI 2025
RABU, 30 JULI 2025
RABU, 30 JULI 2025
MENGGEMBURKAN TANAH & MENYIANGI DAUN-DAUN KERING
Selasa, 29 Juli 2025
Selasa, 29 Juli 2025
Selasa, 29 Juli 2025
Selasa, 29 Juli 2025
Selasa, 29 Juli 2025
Senin, 28 Juli 2025
Senin, 28 Juli 2025
Senin, 28 Juli 2025
Senin, 28 Juli 2025
Purwakarta, 23 Mei 2025 – Program "Tatanen di Bale Atikan" yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta terus menunjukkan hasil positif. Pemantauan berkala terhadap implementasi program ini di berbagai satuan pendidikan terus dilakukan, salah satunya di SDN Maracang, Kecamatan Babakancikao, Purwakarta.
Tim monitoring dari Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta hari ini mengunjungi SDN Maracang untuk melihat langsung praktik baik "Tatanen di Bale Atikan" yang telah berjalan. Dalam kunjungan tersebut, tim mengapresiasi antusiasme para siswa dan guru dalam mengelola lahan pertanian mini di lingkungan sekolah. Berbagai jenis tanaman, mulai dari sayuran hingga tanaman obat, terlihat tumbuh subur di area yang sebelumnya mungkin tidak termanfaatkan secara optimal juga dengan keterbatasannya lahan yang dimiliki.
Kepala Sekolah SDN Maracang, Ibu Ina Nurlina, M.Pd, mengungkapkan bahwa program "Tatanen di Bale Atikan" telah memberikan dampak yang signifikan bagi peserta didiknya. "Melalui program ini, anak-anak tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga langsung praktik bercocok tanam. Ini menumbuhkan rasa cinta mereka terhadap lingkungan, mengajarkan kemandirian, dan memberikan pemahaman tentang pentingnya ketahanan pangan," ujarnya.
Para siswa terlihat aktif berpartisipasi dalam kegiatan pemeliharaan tanaman, seperti menyiram, menyiangi gulma, hingga memanen hasil. Mereka juga diajarkan bagaimana mengelola hasil panen dan bahkan menjualnya secara sederhana, menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini.
"Kami sangat senang bisa menanam berbagai macam jenis tanaman dengan hasil sendiri. Rasanya bangga kalau hasil tanamannnya bisa dipanen dan dimakan bersama teman-teman," kata Delisa dan Sekar , salah satu siswi kelas 6 SDN Maracang dengan wajah ceria.
Program "Tatanen di Bale Atikan" di SDN Maracang diharapkan dapat menjadi contoh bagi sekolah lain di Purwakarta untuk terus mengoptimalkan pemanfaatan lahan kosong di lingkungan sekolah menjadi area edukasi dan produktif. Keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada dukungan pemerintah, tetapi juga pada inisiatif dan kolaborasi aktif antara pihak sekolah, siswa, orang tua, dan masyarakat.
Dengan adanya pemantauan yang berkelanjutan, diharapkan program "Tatanen di Bale Atikan" dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi dunia pendidikan di Purwakarta.
SDN Maracang adalah sekolah yang ada di Desa Maracang, tidak memiliki lahan kosong untuk menjadi laboratoriun TdBA (tidak ada lahan untuk bercocok tanam) hanya memiliki lapangan yang biasa dipakai untuk upacara bendera. Titik balik terjadi pada tahun 2021, saat sekolah berkesempatan mengikuti kegiatan In house Training (IHT) Tatanen di Bale Atikan (TdBA). Pelatihan ini menjadi titik awal perubahan, seluruh komponen sekolah mulai memahami bahwa pengelolaan lingkungan bukan hanya soal estetika, tetapi juga bagian penting dari Pendidikan karakter dan Pembelajaran Kontekstual.
Sejak diprakarsainya program Tatanen di Bale Atikan (TdBA) oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta pada tahun 2021, sampai sekarang sudah berjalan kurang lebih empat tahun (2021-2025), dalam kurun waktu tersebut SDN Maracang sudah tiga kali melaksanakan IHT (In House Traning) TdBA. IHT yang pertama yaitu pada Bulan November Tahun 2022 melalui Peningkatan Kompetensi Abad 21 Berbasis Tatanen di Bale Atikan, yang dilaksanakan selama 3 hari dengan penguatan materi Konsep Dasar, Struktur Kurikulum dan Struktur Lingkungan.
Di tahun 2023 sekitar bulan Desember SDN Maracang melaksanakan IHT TdBA yang ke dua yaitu Pembelajaran Tatanen di Bale Atikan melalui Kurikulum Merdeka, dengan fokus materi harmonisasi TdBA dengan kurikulum merdeka, guru ditantang untuk mengubah metode pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan berbasis proyek. Implementasi TdBA pada intrakurikuler, implementasi TdBA pada penguatan profil pelajar Pancasila, implementasi TdBA pada ekstrakulikuler dan implementasi TdBA pada budaya sekolah.
Pada bulan November tahun 2024 SDN Maracang kembali melaksanakan penguatan TbBA melalui In House Training (IHT) yang ke tiga dengan fokus pelatihan mengenai Tatanen di bale Atikan sebagai transformasi Pendidikan Purwakarta.
Dalam implementasi Tatanen di Bale Atikan SDN Maracang sudah menginjak 4 tahun perjalanan, tentu banyak perubahan yang terjadi dari tahun ketahunnya. Di lihat dari rekam jejak pada struktur kebijakan kepala sekolah sebagai aktor perubahan ditahun pertama membentuk tim POKJA, menganggarkan IHT TdBA dan mengakomodir kebutuhan TbBA ke dalam ARKAS disetiap tahunnya, hal terpenting lainnya adalah kepala sekolah mengakomodir kebijakan pelaksanaan program TdBA ke dalam Kurikuum Tingkat Satuan Pendididikan (KTSP). Ini dapat dilihat dari dokumen berupa ARKAS, KTSP dan SK POKJA TdBA yang ada. Selain itu SDN Maracang memiliki buku Panduan Pelaksanaan TdBA, memiliki program TdBA, program ekstrakurikuler dan jadwal pelaksanaan TdBA melalui budaya sekolah.
Guru kelas 1 sd guru kelas 6 adalah pelaku perubahan dalam struktur kurikulum, strategi penting yang diterapkan guru dalam melaksanakan kegiatan intrakurikuler yaitu berbasis Pancaniti dimana pendekatan pembelajaran berbasis nilai-nilai luhur dan penguatan karakter melalui proyek (Model pembelajaran yang menggunakan sintak / tahapan Niti harti, niti surti, Niti bukti, Niti bakti dan niti sajati). Ini dapat dilihat dari dokumen modul ajar yang guru miliki. Anak-anak kelas 3 sd 6 melaksanakan kegiatan intrakurikuler TdBA dengan membuat produk nutrisi alami yaitu PSB (photo sistesis Bakterial), melaksanakan ektrakurikuler membuat biocompoun, membuat media tanam termasuk membakar sekam. Dalam budaya sekolah guru kelas 1 sd 6 bersama siswa kelas 1 sd siswa kelas 6 berpartisifasi aktif melaksanakan kegiatan pembiasaan TdBA melaui budaya sekolah, kegiatan yang dilakukan oleh guru dan murid tersebut dilakukan setiap hari, ini dapat dilihat dari jadwal yang sekolah miliki dan dalam dokumentasi berupa rekam jejak TdBA dalam kegiatan Intrakurikuler, ko kurikuler, ekstrakurikuler dan budaya sekolah.
Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan siswa siswi SDN Maracang berpartisifasi aktif dalam menata dan mengelola lingkungan sekolah, perubahan dapat terihat dari adanya pemanfaatan lahan marjinal. Optimalisasi lahan marjinal dapat dilihat di sekitaran lapang upacara dan di samping bangunan sekolah serta di belakang bangunan sekolah termasuk di depan toilet siswa. Bahkan di depan bangunan sekolah yang berbatasan dengan jalan raya dibuat tangga besi dan atap besi untuk media tanaman rambat. Disepanjang lorong depan sekolah di fasilitasi kerangka besi menjulang keatas, yang berfungsi untuk tanaman rambat seperti pohon anggur, kacang, labu dan bunga hias. Jadi walau kami tidak memiiki lahan tetapi sistem vertical garden mampu menjadi Laboratorium dalam bercocok tanam dengan menggunakan prinsif Permakultur.
Pada musim kemarau SDN Maracang kekurangan air, karena air sumur sebagai satu-satunya sumber air kekeringan, menyadari hal ini bukan hambatan dengan prinsif permakutur tangkap dan simpan energi. SDN Maracang memiliki empat drum yang dijadikan sebagai tempat penampungan air ketika hujan turun. Sehingga Air hujan bisa tertampung di drum dan airnya bisa dipakai untuk menyiram tanaman.
SDN Maracang memiliki pohon Parenial berupa pohon ketapang cemara yang sangat besar, ada 3 pohon ketapang cemara yang tumbuh subur dengan ranting daun yang rindang dan daun yang lebat, setiap hari panen oksigen, dengan prinsif fermakutur tanpa sampah atau residu, daun-daun kering jatuh dan daun-daun kering tersebut oleh siswa dan guru dimanfaatkan menjadi mulsa dan sebagian ditampung di tongkomposter, juga sebagian di masukkan ke dalam cekungan tanah banana circle.
Pada musin hujan air yang jatuh di bangunan belakang tidak dapat terserap karena minim penyerapan air, dengan prinsif permakutur SDN Maracang membuat BIOSWEL, sehingga penyerapan air dapat maksimal dengan harapan pada saat musim kemarau dapat mengatasi kekeringan sumur.
Selain itu, meskipun SDN Maracang tidak memiliki lahan tempat bercocok tanam, atas ide dan gagasan kepala sekolah membuat rak besi bersusun yang panjangnya sama dengan panjang tembok sekolah bagian depan. Tembok tersebut adalah tembok pembatas bangunan sekolah dengan rumah warga yang berada disampingnya. Rak-rak besi tersebut di buat dengan kokoh sebagai tempat menyimpan berbagai macam tanaman, ada tanaman anual (tomat, cengek, bunga pacar, terong ungu, bayam, pakcoy, cecenet, dll). Tanaman bineal (kunyit, kencur, laja, jahe merah, bayam brajil, lidah buaya, kumis kucing, pohon vinisilin, waluh, saga, bawang dayak, dll). Bahkan ada beberapa tanaman parenial seperti pohon jeruk purut, pohon celincing, pohon sirsak, belimbing, pohon bambu, pohon jambu batu, bunga sepatu).
SDN Maracang mampu mengimplementasikan Tatanen di bale Atikan dengan baik. Karena menyadari bahwa TdBA adalah sebuah gerakkan pendidikan karakter dalam merawat bumi dan berguru pada bumi yg terintegrasi pada proses pembelajaran berbasis Pancaniti, dan kegiatan pertanian berbasis Permakultur, sehingga dapat tumbuh dan berkembang pada diri peserta didik sesuai kodrat dirinya, kodrat alamnya, dan kodrat zamannya. Menyadari bahwa program ini adalah strategis dalam menumbuhkan kesadaran hidup ekologis dan tanggung jawab seluruh warga sekolah dalam menjaga Lingkungan. Walaupun keterbatasan lahan, akan tetapi masih banyak cara yang bisa ditempuh agar tujuan dalam pembentukan karakter tumbuh.
Perubahan lainnya yang tidak kalah membanggakan adalah, sejak adanya kebijakkan mengolah minuman dan makanan sehat yang dihasilkan dari produk Tatanen di Bale Atikan yaitu mampu menginsfirasi dan memotivasi seluruh warga sekolah termasuk orang tua siswa berkesadaran membekali anaknya setiap hari dengan makanan sehat dari rumah, selain itu juga menjadi kan guru dan peserta didik berinovasi dalam mengolah hasi TdBA ini terbukti dengan bertambahnya keterampilan guru dan siswa dalam mengolah lidah buaya menjadi minuman nata de alovera, membuat es belimbing, membuat minuman sehat jahe merah, pudding bunga telang, minuman segar bunga telang, dan membuat permen jahe merah sendiri..
Produk unggulan dari olahan hasil TdBA SDN Maracang adalah siswi kelas 6 di bawah bimbingan para guru membuat stick labu kuning, prodak makanan ini sudah lulus kurasi pada tahun 2023 dan masuk / dipasarkan di Mandala Karsa. Bahkan sampai saat ini Masih ada permintaan produk dari Mandala Karsa. Terimakasih Manda Karsa yang sudah memiliki ide dan gagasan menampung produk hasil olahan TdBA dari sekolah, karena ini sangat memotifasi seluruh warga sekolah untuk lebih kreatif.
Perubahan puncak dari program Tatanen di Bae Atikan yang terjadi di SDN Maracang adalah, sudah mulai terihat adanya perilaku peserta didik memiliki kesadaran menjaga lingkungan, menjaga kebersihan, merawat tanaman (menyiram, menyiangi, menggemburkan tanah), menyemai, menanam dan membuat nutrisi alami. Kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua berkesadaran untuk optimalisasi lahan marjinal menjadi produktif, tumbuh berbagai jenis tanaman, selain bermanfaat untuk di konsumsi juga menjadikan SDN Maracang menjadi sekolah yang indah, hijau, asri, dan sejuk karena banyaknya oksigen yang dihasilkan dari seluruh tumbuhan yang hidup disekolah.