Cahaya Ilmu Menyinari SD Plus Al-Muhajirin: Apa Pesan Mendalam Syaikhuna Dr. KH. Abun Bunyamin, MA kepada Para Guru?
Purwakarta, 8 Mei 2025 — Suasana penuh khidmat dan semangat keilmuan menyelimuti Aula SD Plus Al-Muhajirin Purwakarta pagi ini saat para guru mengikuti kegiatan pengajian bersama Syaikhuna Dr. KH. Abun Bunyamin, MA, seorang ulama karismatik sekaligus sosok yang dikenal sebagai pembimbing ruhani dan intelektual umat Islam di Purwakarta dan sekitarnya.
Kegiatan ini menjadi bagian dari pembinaan ruhiyah dan intelektual yang rutin diselenggarakan oleh keluarga besar Al-Muhajirin, sebagai bentuk komitmen dalam menjaga keselarasan antara perkembangan zaman dan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
Dalam tausyiahnya, Syaikhuna menyampaikan tema besar yang menjadi pegangan moral dan arah gerak dakwah para pendidik di lingkungan Al-Muhajirin, yaitu "Berpikir Dinamis, Berakhlak Salaf, dan Berakidah Ahlussunnah wal Jamaah". Tema ini tidak hanya menjadi semboyan, melainkan juga fondasi nilai yang harus dipegang teguh dalam setiap langkah perjuangan para guru dan tenaga pendidik di tengah derasnya arus modernitas.
“Berpikirlah secara dinamis, artinya kita harus mampu menyesuaikan diri dengan dinamika zaman. Tapi jangan sampai nilai dan prinsip akidah kita tergeser. Islam itu fleksibel dalam metode, tetapi kokoh dalam prinsip. Maka jadikan perkembangan zaman sebagai sarana dakwah, bukan sebagai ancaman,” tutur Syaikhuna dengan penuh semangat.
Beliau menekankan pentingnya mempertahankan akhlak salaf, yaitu meneladani akhlak para ulama dan shalihin terdahulu dalam keikhlasan, kesabaran, keteguhan hati, dan komitmen membesarkan agama Islam. Menurut beliau, semua langkah, tindakan, dan perjuangan haruslah diniatkan demi kemuliaan Islam dan kaum Muslimin.
“Besarkanlah Islam, maka kalian akan dibesarkan oleh Allah. Carilah keridhoan dan cinta Allah, maka manusia pun akan mencintai dan meridhoi kalian,” tegasnya.
Syaikhuna juga mengingatkan pentingnya menyelamatkan umat dari praktik akidah dan ibadah yang tidak sesuai tuntunan syariat. Hal ini, menurut beliau, hanya bisa dilakukan dengan pemahaman dan pengamalan akidah Ahlussunnah wal Jamaah yang murni.
“Berakidahlah sebagaimana para ulama Ahlussunnah wal Jamaah. Bermadzhab dalam fiqih, baik Hanafi, Maliki, Syafi’i, maupun Hambali. Dalam tauhid, ikutilah manhaj Imam Abu Hasan al-Asy’ari dan Imam Abu Manshur al-Maturidi. Dalam tasawuf, teladanilah Imam Junaid al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali. Inilah jalan keselamatan,” jelas beliau.