Seng (Zn) merupakan unsur umum di alam yang termasuk ke dalam golongan unsur hara mikro, yaitu unsur hara yang diperlukan dalam jumlah yang sedikit. Seng merupakan logam putih kebiruan berkilau yang cukup reaktif apabila bereaksi dengan oksigen dan merupakan jenis logam yang tidak mudah teruraikan di udara.
Nomor Atom: 30
Golongan: 12
Periode: 4
Blok: d
Kategori unsur: logam transisi
Konfigurasi elektron: [Ar] 3d10 4s2
Seng (Zn) ditemukan sebagai logam murni oleh kimiawan Jerman Andreas Sigismund Marggraf pada tahun 1746. Namun, penggunaan seng sudah ada sejak zaman kuno di berbagai belahan dunia, seperti di India, Siprus, dan Romawi.
Seng pertama kali diisolasi di India pada sekitar tahun 1300 M, jauh lebih awal daripada di Eropa, dan mulai diimpor ke Barat pada sekitar tahun 1600 M. Pengetahuan tentang seng baru dikenal di Eropa secara lebih mendalam setelah P. M. de Respour berhasil mengekstraksi seng logam dari oksidanya pada tahun 1668. Pada awal abad ke-18, Étienne François Geoffroy menjelaskan pembentukan kristal kuning seng oksida di atas bijih seng yang dilebur.
Pada tahun 1738, William Champion mematenkan proses ekstraksi seng dari kalamin dengan metode peleburan vertikal, yang digunakan hingga tahun 1851. Saudara William, John Champion, kemudian mematenkan metode baru pada 1758 untuk mengalsinasi seng sulfida menjadi oksida. Pada 1798, Johann Christian Ruberg memperkenalkan retort horizontal, yang lebih efisien dalam peleburan seng, dan Jean-Jacques Daniel Dony mengembangkan desain pelebur horizontal di Belgia.
Selain itu, pada tahun 1780, Luigi Galvani menemukan fenomena listrik hewan ketika menghubungkan sumsum tulang belakang katak ke rel besi. Penemuan ini, yang awalnya disangka sebagai listrik yang dihasilkan oleh saraf, membuka jalan bagi pengembangan baterai listrik dan proses galvanisasi, yang digunakan untuk melapisi logam dengan seng guna melindunginya dari korosi.
Tentu! Berikut adalah informasi mengenai kelimpahan seng (Zn) di alam dalam bentuk poin:
Kelimpahan di kerak Bumi:
Seng merupakan unsur yang cukup melimpah di kerak Bumi, dengan perkiraan kelimpahan sekitar 0,0075% dari total massa kerak Bumi. Ini menjadikannya unsur ke-24 yang paling melimpah di Bumi.
Bentuk Senyawa di Alam:
Seng umumnya ditemukan dalam bentuk senyawa, terutama sebagai bijih seng seperti kalamin (ZnS) dan sphalerit (ZnS). Selain itu, seng juga ditemukan dalam bentuk seng oksida dan karbonat.
Bijih Utama:
Bijih seng yang paling penting dan banyak ditambang adalah sphalerite (ZnS), yang merupakan sumber utama seng. Jenis bijih lain yang mengandung seng meliputi smithsonite (ZnCO₃) dan hemimorphite (Zn₄Si₂O₇(OH)₂·H₂O).
Ketersediaan di Laut:
Seng juga terdapat di dalam air laut, meskipun dalam konsentrasi yang relatif rendah.
Peran Biologis:
Seng adalah unsur esensial bagi kehidupan, berperan sebagai kofaktor dalam berbagai enzim yang penting untuk metabolisme dan fungsi tubuh, termasuk dalam proses pembelahan sel dan sintesis protein.
Penggunaan dalam Industri:
Meskipun seng jarang ditemukan dalam bentuk logam bebas di alam, seng dalam bentuk senyawa banyak digunakan dalam berbagai industri, seperti galvanisasi, pembuatan baterai, dan dalam industri kimia.
Berbentuk padatan
Berwarna putih kebiruan dan berkilau
Titik didih 907 ºC dan titik leleh 419 ºC
Tidak larut dalam air dingin dan panas, metanol, dietil eter, n-oktanol, dan aseton
Mudah larut dalam asam klorida encer (HCI) dan asam sulfat (H2SO4) encer dengan mengeluarkan hidrogen
Reaktif terhadap oksigen
Tidak mudah teruraikan di udara
Seng merupakan logam yang reaktif dan merupakan zat pereduksi yang kuat.
Seng memiliki bilangan oksidasi +2.
Seng mudah bereaksi dengan asam, alkali, dan nonlogam lainnya.
Seng terbakar di udara dengan nyala hijau kebiruan terang, mengeluarkan asap seng oksida.
Permukaan seng murni cepat ternoda, dan akhirnya membentuk lapisan pasivasi pelindung dari seng karbonat dasar, Zn(OH)(CO).
Seng tidak larut dalam air dingin dan panas, metanol, dietil eter, n-oktanol, dan aseton.
Seng memiliki nilai potensial reduksi sebesar -0,763 V.
Untuk tubuh
Zinc memiliki banyak manfaat bagi tubuh, seperti:
Memperkuat sistem imun
Membantu penyembuhan luka
Membantu mengatasi diare
Membantu mengatasi jerawat
Membantu meningkatkan kekuatan tulang
Membantu menjaga kesehatan kulit
Membantu mencegah degenerasi makula
Membantu menjaga kesehatan otak
Membantu mencegah peradangan
Membantu mencegah katarak
Untuk tanaman
Zinc berfungsi untuk mengaktifkan enzim pada tanaman, berperan dalam biosintesis auksin, dan pemanjangan sel dan ruas batang.
Dalam kehidupan sehari-hari
Zinc digunakan dalam berbagai hal, seperti:
Galvanisasi, yaitu proses melapisi logam dengan zinc untuk mencegah kontak langsung dengan oksigen dan air
Bahan baku pembuatan plastik, kosmetik, kertas fotografi, tinta printer, cat, pewarna, pengawet kayu, dan bahan pencegah karat
Peran Biologis: Seng sangat penting bagi kesehatan manusia dan organisme lainnya. Seng berfungsi sebagai kofaktor dalam lebih dari 300 enzim, yang mendukung berbagai proses biologis, seperti sintesis protein, pembelahan sel, penyembuhan luka, dan sistem kekebalan tubuh.
Penggunaan dalam Kesehatan: Seng digunakan dalam pengobatan untuk mengobati defisiensi seng, yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, penurunan fungsi kekebalan tubuh, dan masalah kulit. Senyawa seng juga digunakan dalam obat-obatan topikal untuk mengobati jerawat dan luka.
Galvanisasi: Seng digunakan untuk melapisi besi dan baja dalam proses galvanisasi untuk mencegah karat dan korosi. Ini meningkatkan daya tahan logam terhadap elemen-elemen seperti air dan udara, sehingga memperpanjang umur benda-benda logam seperti jembatan dan kendaraan.
Produksi Baterai: Seng digunakan dalam pembuatan baterai, seperti baterai seng-karbon dan seng-alkali, yang banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga.
Keracunan Seng: Paparan seng dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan keracunan seng, yang dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, diare, nyeri perut, dan gangguan pernapasan. Keracunan ini dapat terjadi karena konsumsi suplemen seng yang berlebihan atau paparan industri yang tinggi.
Polusi Lingkungan: Seng yang terlepas ke lingkungan dari aktivitas pertambangan, pelebur, atau pembuangan limbah industri dapat mencemari tanah, air, dan udara. Konsentrasi seng yang tinggi di lingkungan dapat merusak ekosistem dan berdampak buruk pada tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme.
Toksisitas pada Organisme: Seng yang terakumulasi dalam tubuh hewan atau tumbuhan dalam konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kerusakan sel dan gangguan metabolisme. Hal ini dapat merusak rantai makanan dan mengganggu keseimbangan ekosistem.