Kobalt (Co) adalah unsur kimia dengan simbol Co dan nomor atom 27. Kobalt adalah logam transisi yang memiliki sifat keras dan magnetik. Kobalt digunakan dalam berbagai aplikasi industri, terutama dalam pembuatan magnet, baterai, dan sebagai katalisator dalam proses kimia.
Nama Unsur: Kobalt
Lambang Unsur: Co
Nomor Atom: 27
Konfigurasi Elektron: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7 4s2 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7 4s2
Elektron Valensi: Kobalt memiliki dua elektron valensi di orbital 4s, tetapi dapat juga berpartisipasi dalam ikatan menggunakan elektron dari orbital 3d, yang memungkinkan kobalt memiliki bilangan oksidasi +2 dan +3.
Kelimpahan Unsur: Kobalt relatif jarang di kerak bumi dan ditemukan pada konsentrasi sekitar 0,001% dari massa kerak bumi. Kobalt umumnya ditemukan dalam bijih nikel, tembaga, dan besi.
Golongan: 9
Periode: 4
Reaksi:
Reaksi dengan Oksigen:
2Co + O₂ → 2CoO (reaksi membentuk oksida kobalt)
Reaksi dengan Asam Klorida:
Co + 2HCl → CoCl₂ + H₂ (gas hidrogen terbentuk)
Reaksi dengan Air:
Kobalt tidak bereaksi cepat dengan air, tetapi dapat bereaksi dengan uap air pada suhu tinggi, menghasilkan kobalt oksida.
Kobalt pertama kali ditemukan oleh seorang ahli kimia Swedia, Georg Brandt, pada tahun 1735. Sebelumnya, kobalt dikenal oleh para penambang, tetapi mereka tidak tahu bahwa kobalt itu sendiri adalah unsur. Mereka hanya mengetahui bahwa kobalt terkandung dalam bijih yang memberikan warna biru pada kaca dan keramik. Brandt memisahkan kobalt dari bijihnya dan mengidentifikasinya sebagai unsur kimia yang berbeda.
Warna: Kobalt memiliki warna abu-abu kebiruan atau keperakan.
Logam keras: Memiliki kekerasan yang tinggi dan tidak mudah tergores.
Magnetik: Kobalt bersifat feromagnetik, dapat menjadi magnet atau digunakan untuk membuat magnet permanen.
Tahan terhadap korosi: Kobalt cukup tahan terhadap oksidasi dan karat, walaupun dapat membentuk oksida di udara.
Titik lebur tinggi: Kobalt memiliki titik lebur yang tinggi, sekitar 1495°C.
Magnet: Kobalt digunakan dalam pembuatan magnet permanen, terutama dalam paduan magnet seperti alnico (aluminium-nikel-kobalt).
Baterai: Kobalt digunakan dalam pembuatan baterai lithium-ion, yang banyak digunakan dalam perangkat elektronik dan kendaraan listrik.
Paduan logam: Kobalt sering digunakan untuk membuat paduan logam yang tahan panas dan tahan korosi, digunakan dalam turbin pesawat dan mesin.
Katalisator: Dalam industri kimia, kobalt digunakan sebagai katalisator dalam beberapa reaksi kimia, seperti sintesis hidrogen atau pembuatan bahan bakar sintetik.
Pigmen: Kobalt juga digunakan untuk membuat pigmen biru yang digunakan dalam cat, keramik, dan kaca.
Titik lebur: 1495°C
Titik didih: 2927°C
Densitas: 8,9 g/cm³
Konduktivitas termal: 100 W/(m·K)
Konduktivitas listrik: Kobalt adalah konduktor listrik yang baik, meskipun tidak sebaik tembaga.
Warna: Kobalt berwarna keperakan biru dan dapat menunjukkan kilau metalik.
Reaksi dengan oksigen: Kobalt dapat bereaksi dengan oksigen di udara untuk membentuk oksida kobalt (CoO, Co₂O₃, Co₃O₄).
Reaksi dengan asam: Kobalt dapat bereaksi dengan asam klorida untuk membentuk ion Co²⁺ dan menghasilkan gas hidrogen.
Stabilitas: Kobalt lebih stabil daripada beberapa logam transisi lainnya, dan memiliki ketahanan terhadap korosi dalam banyak kondisi.
Kobalt diproduksi dari bijih kobalt yang banyak ditemukan bersama bijih nikel, tembaga, dan besi. Proses pembuatan kobalt biasanya dilakukan melalui pemisahan logam-logam tersebut dengan cara peleburan atau ekstraksi menggunakan asam. Salah satu cara yang digunakan adalah melalui proses pencucian dengan asam, diikuti dengan pemisahan kobalt menggunakan elektrolisis.