DASAR HUKUM
UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG LLAJ
Pasal 48 Ayat 3 huruf (c) dan (d)
Persyaratan laik jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh kinerja minimal Kendaraan Bermotor yang diukur sekurang-kurangnya terdiri atas: c. efisiensi sistem rem utama; d. efisiensi sistem rem parkir;
Pasal 61 Ayat 2 huruf (d)
Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sekurang-kurangnya meliputi: d. sistem rem;
PERATURAN PEMERINTAH NO. 55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN
Pasal 7 huruf h
Susunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a terdiri atas: h. sistem rem;
Pasal 19 Ayat 1&2
(1) Sistem rem sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf h meliputi:
a. rem utama; dan
b. rem parkir.
(2) Dalam hal Kendaraan Bermotor dengan transmisi otomatis selain dilengkapi dengan sistem rem sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus dilengkapi dengan sistem yang mampu menurunkan putaran mesin pada saat dilakukan pengereman.
Pasal 20
Rem utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf a harus memenuhi persyaratan:
a. ditempatkan dekat dengan pengemudi; dan
b. bekerja pada semua roda Kendaraan sesuai dengan besarnya beban pada masing-masing sumbu.
Pasal 21
Rem parkir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf b harus memenuhi persyaratan:
a. dapat dikendalikan dari ruang pengemudi dan mampu menahan posisi Kendaraan dalam keadaan berhenti pada jalan datar, tanjakan, maupun turunan; dan
b. dilengkapi dengan pengunci yang bekerja secara mekanis atau sistem lain sesuai perkembangan teknologi.
Pasal 22
Sistem rem parkir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf b tidak berlaku bagi Sepeda Motor yang memiliki JBB dibawah 400 (empat ratus) kilogram.
Pasal 80
Selain harus dilengkapi dengan rem utama dan rem parkir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (2) huruf c dan huruf d, Kendaraan Bermotor dengan JBB lebih dari 7.000 (tujuh ribu) kilogram harus dilengkapi dengan rem pelambat.
Pasal 124 Ayat 2 huruf (h)
Pemeriksaaan persyaratan teknis secara visual terhadap landasan Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: h. kondisi rem utama baik di roda depan maupun tengah dan/atau belakang, kebocoran sistem rem;
Pasal 124 Ayat 5 huruf (c)
Pemeriksaaan persyaratan teknis yang dilakukan secara manual dengan alat bantu atau tanpa alat bantu terhadap landasan Kendaraan Bermotor meliputi: c. kondisi rem parkir;
Pasal 124 Ayat 6 huruf (c)
Pemeriksaaan persyaratan teknis yang dilakukan secara manual dengan alat bantu atau tanpa alat bantu terhadap Kendaraan Bermotor dalam keadaan lengkap meliputi: c. kondisi rem parkir;
Pasal 149 Ayat 3 huruf (h)
Pemeriksaan secara visual sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit meliputi: h. kondisi sistem rem utama;
Pasal 149 Ayat 4 huruf (c)
Pemeriksaan secara manual dengan atau tanpa alat bantu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit meliputi: c. kondisi rem parkir;
Pengujian secara visual sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a paling sedikit meliputi: i. kondisi sistem rem utama;
(5) Pengujian secara manual sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b paling sedikit meliputi: c. kondisi rem parkir;
Pasal 11 Ayat 1 huruf (g)
“Pengujian persyaratan teknis susunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a paling sedikit meliputi: h. sistem rem, meliputi:
1. sistem rem utama;
2. sistem rem parkir; dan
3. sistem rem pelambat;
ANATOMI
Komponen yang berinteraksi langsung dengan pengemudi. Berfungsi menyerap gaya yang dihasilkan oleh pengemudi lalu meneruskan gaya ke master cylinder(rem hidrolik) dan brake valve(rem AOH/FAB)
Master silinder (Cylinder Master) adalah komponen mesin yang memiliki peran penting pada sistem pengereman mobil. Cylinder master bertugas mentransfer tekanan hidrolik yang berasal dari pedal rem ke bagian silinder roda.
Kaliper mobil adalah bagian dari sistem rem cakram yang bertugas untuk menekan bantalan rem ke rotor (cakram) sehingga menciptakan gesekan yang memperlambat atau menghentikan kendaraan.
Wheel cylinder adalah komponen rem tromol yang mengubah tekanan hidrolik menjadi tenaga mekanik untuk mendorong sepatu rem, memastikan pengereman optimal. Wheel cylinder adalah salah satu komponen utama dalam sistem rem tromol kendaraan.
Tromol merupakan sebuah komponen berbentuk mangkuk yang berfungsi untuk menahan gesekan dari kampas rem untuk memperlambat atau menghentikan kendaraan.
Disc brakes adalah komponen mobil yang berada di bagian sistem pengereman mobil dengan memanfaatkan disc rotor yang akan dijepit oleh cakram atau kanvas rem dengan tujuan untuk memperlambat putaran roda kendaraan.
Kampas rem adalah komponen kunci dalam sistem pengereman kendaraan yang bekerja dengan cara menekan disc brake (cakram) atau menekan tromol. Saat pedal rem ditekan, kampas rem mencengkeram disc brake atau menekan tromol untuk menciptakan gesekan yang memperlambat putaran roda.
Brake fluid adalah cairan khusus yang digunakan dalam sistem pengereman mobil. Komponen ini berfungsi untuk mentransfer daya pengereman dari pedal ke rem. Brake fluid sendiri terbuat dari bahan kimia yang diformulasikan secara khusus untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh industri otomotif.
Komponen yang berfungsi mengubah tekanan angin menjadi tekanan hidrolik pada sistem pengereman kemudian tekanan hidrolik diteruskan ke bagian silinder roda untuk melakukan pengereman.
Kompresor adalah suatu perangkat mekanis atau elektrik yang dirancang untuk meningkatkan tekanan atau kepadatan suatu zat, seperti udara atau gas, dengan mengurangi volume zat tersebut.
Air dryer adalah perangkat yang digunakan untuk menghilangkan kelembaban atau uap air dan debu yang ikut bersama udara dari kompressor. Hal ini berfungsi untuk mengurangi kerusakan pada sistem rem air brake. Uap air itu akan dikumpulkan dalam suatu bagian dan air tersebut harus dibuang melalui check valve.
Komponen ini berfungsi menyimpan udara dari tekanan kompresor. Udara ini hanya bersifat sementara, karena udara bertekanan ini akan disalurkan ke berbagai sistem yaitu pengereman, horn, dan komponen lainnya.
Merupakan komponen yang berinteraksi dengan pengemudi yang berfungsi membuka katup ketika pedal diinjak/diaktifkan sehingga tekanan udara dari air tank diteruskan ke chamber masing-masing sumbu roda.
Relay Valve adalah komponen dalam sistem rem udara yang digunakan pada kendaraan komersial, terutama truk dan bus. berfungsi mengatur aliran udara dalam sistem rem udara untuk mengendalikan pengereman pada roda kendaraan.
Brake chamber berfungsi mengubah tenaga angin menjadi gerakan mekanis. Rangkaian ini terdiri dari membran, pegas diafragma, tuas, dan slack adjuster. Kondisi brake chamber sangat mempengaruhi daya pengereman suatu kendaraan.
CARA KERJA SISTEM REM
Rem Hidrolik.
Ketika pedal rem diinjak, master cylinder akan meneruskan gaya tekanan dari pengemudi dengan mengubahnya menjadi tekanan hidrolik, tekanan hidrolik ini diteruskan melalui minyak rem melewati selang rem.
Tekanan hidrolik diteruskan ke relay valve untuk membagi tekanan ke masing-masing roda pada setiap sumbu kendaraan.
Wheel cylinder akan menerima tekanan hidrolik dan mengubahnya menjadi gaya dorong untuk menforong kampas rem/brake pad yang akan menekan disc brake/brake drum sehingga terjadi pengereman.
Rem Air Over Hydraulic
Saat mesin menyala, kompresor akan memampatkan udara luar dan mensuplai udara tekan ke tangki udara untuk meningkatkan tekanan udara di tangki udara. Ketika tekanan melebihi batas maksimum (± 840 KPa), tangki udara akan secara otomatis Udara dibuang ke atmosfer. Ketika tekanan udara lebih rendah dari 740 KPa, kompresor kembali mensuplai udara tekan ke tangki air, dll, sehingga tekanan di tangki air stabil di bawah tekanan kerjanya. Udara di tangki air mengalir melalui selang udara untuk mendukung berbagai sistem. Di sistem rem, udara mengalir ke selang rem.
Saat pedal rem diinjak, brake valve akan terbuka sehingga udara bertekanan yang berasal dari tangki udara akan diteruskan ke air master cylinder.
Air master cylinder mengubah tekanan udara menjadi tekanan hidrolik, tekanan hidrolik diteruskan ke relay valve untuk membagi tekanan ke masing-masing roda pada setiap sumbu kendaraan.
Wheel cylinder akan menerima tekanan hidrolik dan mengubahnya menjadi gaya dorong untuk menforong kampas rem/brake pad yang akan menekan disc brake/brake drum sehingga terjadi pengereman.
Rem Full Air Brake
Saat mesin menyala, kompresor akan memampatkan udara luar dan mensuplai udara tekan ke tangki udara untuk meningkatkan tekanan udara di tangki udara. Ketika tekanan melebihi batas maksimum (± 840 KPa), tangki udara akan secara otomatis Udara dibuang ke atmosfer. Ketika tekanan udara lebih rendah dari 740 KPa, kompresor kembali mensuplai udara tekan ke tangki air, dll, sehingga tekanan di tangki air stabil di bawah tekanan kerjanya. Udara di tangki air mengalir melalui selang udara untuk mendukung berbagai sistem. Di sistem rem, udara mengalir ke selang rem.
Saat pedal rem diinjak, brake valve akan terbuka sehingga udara bertekanan yang berasal dari tangki udara akan diteruskan ke relay valve.
Relay valve akan membagi tekanan kepada chamber di setiap roda pada setiap sumbu roda. Chamber akan mendorong push rod untuk menekan brake lining sehingga terjadi perlambatan atau pengereman.
Saat pedal rem dilepas, plunger pada mekanisme ruang rem akan terdorong ke atas oleh pegas balik, katup rem menutup, dan katup pelepas terbuka, sehingga tekanan di tangki air berhenti, dan tekanan di ruang rem kembali ke katup pelepas. Dan dibuang ke atmosfer. Jika tekanan dalam ruang rem sama dengan tekanan atmosfer, maka tuas ruang rem akan kembali ke posisi semula dengan bantuan pegas balik, dengan demikian melepaskan rem.
FAKTOR ASUMSI KERUSAKAN
Rem Utama
Bahan anti slip pada pedal longgar. Gerak samping pedal yang berlebihan. Bagian-bagian dudukan pedal kendor atau melemah, retak. Gerakan bebas pedal terhalang.
Speling pedal lebih dari 30% dari maksimum gerakan pedal yang mungkin. Pedal cenderung bergeser ke bawah selama tetap ditekan, menandakan kebocoran. Pedal tiba-tiba jeblos ke lantai bawah menandakan pipa atau selang retak. Tidak ada speling cadangan antara pedal dan lantai ruang pengemudi menandakan ada udara di dalam sistem, atau rem salah setel.
Kabel karatan berat atau untaiannya putus. Sangat berkurangnya kekuatan komponen yang ada oleh karena keausan Alat pengunci tidak ada atau tidak erat. Hambatan terhadap gerakan bebas dari sistem tersebut. Gerakan tuas yang tidak wajar, menandakan salah setel. Keausan berlebihan pada mata, pen, poros dan bos.
Pipa yang tergesek, berkarat atau rusak berlebihan. Pipa kurang baik dijepit atau ditopang. Posisi pipa sedemikian sehingga dapat terbentur pada bagian-bagian bergerak. Gesekan atau kerusakan selang yang berlebihan. Penggembungan pipa atau selang lentur. Kerusakan disebabkan oleh bahan las pada pipa plastik. Selang terbelit. Ruang gerak selang tidak memadai. Adanya kebocoran pada sistem.
Ada kebocoran silinder atau klep. Kebocoran tempat penampungan atau dudukannya tidak erat. Tutup tempat penampungan tidak ada. Tinggi permukaan minyak rem kurang. Ada silinder atau klep tidak terpasang baik, bagian-bagian dudukan bengkok atau retak. Pengatur tenaga rem tidak bekerja atau bocor.
Tromol, cakram aus sehingga lebih titis dari yang diperinci oleh pabrik pembuatnya. Keretakan atau kerusakan lain pada teromol atau cakram rem.
Bantalan pelindung atau pelapis aus berlebihan, pelapis retak atau pecah. Adanya bunyi yang tidak biasa menandakan keausan berlebihan pada bantalan pelindung atau pelapis.
Rem Parkir
Tuas (pedal) tidak ada. Gerakan samping yang berlebihan menandakan adanya keausan atau kerusakan. Kunci tidak bekerja. Bagian-bagian dudukan tuas (pedal) kendor atau melemah, retak. Gerakan bebas tua (pedal) terhalang.
Unsur pengunci melebihi dari 5 gigi sebelum tenaga rem mulai bertambah, jika pabrik pembuatnya tidak memperinci speling tuas yang lain.
Bagian yang tidak cukup kuat menahan tekanan.
Kabel sangat karatan atau untaiannya putus. Sangat menurunnya kekuatan komponen karena aus. Alat pengunci tidak ada atau tidak erat. Hambatan terhadap gerakan bebas dari sistem. Gerakan yang tidak wajar dari tuas menandakan salah setel. Keausan berlebihan pada mata, pen, poros, bos.
TEKNIK MENGUJI
Rem Utama
Periksalah kondisi mekanis pedal rem, termasuk peralatan anti selip dan sambungan ke silinder rem.
Tekanlah pedal pelan-pelan sampai tenaga rem pada roda mulai bertambah dan ukurlah speling pedal.
Rem Hidrolis : Tekanlah pedal dengan tenaga kira-kira 80 kg dan tetap pertahankan tekanan ini. Tekanlah pedal sekali saja.
Periksalah kabel sambungan dan tuas rem. Bila perlu, mintalah pengemudi menekan pedal rem.
Periksalah semua pipa dan selang rem yang terjangkau, untuk memastikan bahwa dia dalam kondisi baik, bebas dari gesekan dan karat luar dan kerusakan. Bila perlu mintalah pengemudi memutar roda kemudi sampai ke kiri maupun ke kanan betul dan amatilah selang rem.
Periksalah silinder tentang kebocoran, dudukan dan kerjanya yang baik. Bila perlu mintalah pengemudi menekan rem. Periksalah tinggi permukaan minyak rem dalam tempat penampungannya.
Periksalah tromol dan/atau cakram rem tentang keausan yang berlebihan, keretakan atau kerusakan lain.
Periksalah bantalan pelindung dan pelapis tentang keausan atau kerusakan yang berlebihan, sewaktu pengetesan efisiensi rem, dengarkanlah bunyi yang tidak wajar.
Rem Parkir
Periksalah kondisi mekanis tuas tangan (atau pedal) rem parkir, termasuk kunci dan pemasangannya.
Tariklah tuas tangan tanpa menekan alat pengunci dan hitunglah jumlah gigi sampai tenaga rem mulai bertambah.
Tariklah tuas tangan dengan kira-kira tenaga maksimum yang dapat dibenarkan untuk penggunaan rem, dan periksalah apakah semua bagian cukup kuat.
Periksalah sambungan, kabel dan tuas rem. Bila perlu, mintalah pengemudi menarik tuas tangan (menekan pedal).
VIDEO ANIMASI