METODOLOGI
PENELITIAN
PENELITIAN
METODE PENDEKATAN
Gambar 2.1 Sistem Informasi Geografis
(Sumber: www.Google.com)
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk analisis data. Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) ini sendiri merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989). Metode ini dipilih karena dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pola persebaran dan aksesibilitas sarana ibadah di wilayah yang diteliti, serta untuk mendukung perencanaan wilayah yang lebih efektif. Dengan menggunakan SIG, penelitian ini dapat menganalisis data melalui interpretasi visual, overlay (tumpang susun peta), analisis pola persebaran tempat ibadah di Kecamatan Cengkareng dengan menggunakan analisis tetangga terdekat (Nearest Neighbor Analysis), serta analisis aksesibilitas sarana ibadah terhadap bangunan di sekitarnya dengan menggunakan Model Spasial Service Area.
__________________________________________
TAHAPAN PENELITIAN
Gambar 2.2 Dokumentasi wawancara
(Sumber: Tim Scrambled 2024)
Dalam tahapan penelitian ini, analisis data diawali dengan melakukan survei lokasi dan pengumpulan data dasar dari tempat-tempat ibadah yang menjadi objek penelitian. Survei ini juga melibatkan pengambilan titik koordinat dan pemetaan aksesibilitas serta mobilitas masyarakat menuju sarana ibadah tersebut. Untuk memastikan ketepatan data yang diperoleh, penelitian ini juga melakukan ground check atau verifikasi lapangan guna memastikan lokasi dan kondisi dari sarana ibadah yang sudah terdata.
__________________________________________
Kecamatan Cengkareng yang menjadi lokasi penelitian adalah sebuah kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Secara administratif, Cengkareng memiliki luas wilayah sebesar 26,54 km², yang terbagi menjadi enam kelurahan. Namun, untuk penelitian ini hanya dua kelurahan yang diambil sebagai area fokus, yaitu Kelurahan Cengkareng Timur dan Cengkareng Barat. Kedua kelurahan ini dipilih karena memiliki jumlah tempat ibadah yang cukup signifikan dan memiliki variasi dalam pola persebaran geografisnya. Pemilihan kelurahan ini juga mempertimbangkan kemudahan aksesibilitas untuk penelitian lapangan yang akan dilaksanakan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua sarana ibadah di kedua kelurahan tersebut, mencakup masjid, musholla, gereja, vihara yang ada di Kecamatan Cengkareng. Dengan cakupan populasi ini, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik geografis dari persebaran tempat ibadah di wilayah tersebut, serta mengkaji bagaimana aksesibilitas dan mobilitas masyarakat di sekitar kelurahan tersebut dalam menjangkau sarana ibadah.
__________________________________________
SUMBER DATA
Data penelitian diperoleh melalui survei langsung ke sejumlah tempat ibadah yang tersebar di beberapa lokasi di kedua kelurahan. Survei ini dilakukan dengan teknik wawancara dan observasi, di mana kami mengumpulkan data mengenai kondisi fisik, kapasitas, serta aksesibilitas dari setiap tempat ibadah yang dikunjungi. Selain survei langsung, penelitian ini juga menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh dari situs web resmi atau media sosial dari masing-masing tempat ibadah yang tidak bisa dijangkau langsung selama penelitian berlangsung. Informasi ini meliputi data mengenai lokasi, jadwal ibadah, fasilitas pendukung, serta informasi umum mengenai tempat ibadah tersebut.
Penelitian ini juga melakukan overlay atau tumpang susun peta digital untuk memetakan pola persebaran tempat ibadah di Kecamatan Cengkareng, khususnya di dua kelurahan yang menjadi area fokus. Dengan teknik overlay, data mengenai lokasi tempat ibadah bisa dibandingkan dengan data aksesibilitas jalan dan transportasi, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang mobilitas masyarakat ke tempat ibadah.
Melalui interpretasi SIG, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang distribusi geografis dari sarana ibadah di Kecamatan Cengkareng, serta menganalisis seberapa mudah masyarakat dapat mengaksesnya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak pemerintah dalam merencanakan penyediaan sarana ibadah dan meningkatkan aksesibilitas tempat ibadah di Kecamatan Cengkareng, sehingga masyarakat dapat lebih mudah memenuhi kebutuhan beribadah mereka.