Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa Kecamatan Cengkareng di Jakarta Barat merupakan wilayah dengan keragaman tempat ibadah yang mencerminkan latar belakang agama dan budaya penduduknya. Terdapat sejumlah masjid/musholla, gereja, dan vihara yang tersebar di wilayah ini, memberikan akses bagi umat beragama untuk beribadah. Distribusi tempat ibadah ini mendukung terciptanya toleransi dan harmoni antar umat beragama.
Berdasarkan data kepadatan penduduk dan tempat ibadah, meskipun jumlah penduduk beragama Islam lebih besar, rasio jumlah tempat ibadah untuk agama Islam, Kristen/Katolik, dan Buddha cukup seimbang. Data ini menunjukkan adanya upaya untuk menyediakan fasilitas ibadah yang merata bagi setiap kelompok agama, sehingga setiap komunitas memiliki akses yang memadai untuk kegiatan spiritual dan sosial mereka.
Pada Analisis pola persebaran menunjukkan bahwa gereja cenderung berkelompok di lokasi tertentu, sementara masjid dan vihara tersebar lebih acak. Dalam Keterjangkauan tempat ibadah (masjid, gereja, dan vihara) menunjukkan bahwa Masjid memiliki keterjangkauan tertinggi dalam radius 500 meter dengan cakupan bangunan seluas 1,65 km², menunjukkan bahwa masjid lebih mudah diakses dari jarak dekat karena distribusinya yang padat. Gereja memiliki keterjangkauan yang cukup tinggi pada radius 500 meter dan juga masih mudah diakses pada radius 1000 meter, menandakan penyebarannya yang baik di kedua jarak. Vihara, di sisi lain, memiliki keterjangkauan yang lebih rendah pada radius 500 meter tetapi meningkat pada radius 1000 meter, menunjukkan bahwa vihara lebih mudah dijangkau dari jarak yang lebih jauh.
Dalam hal aksesibilitas terhadap jaringan jalan, masjid memiliki aksesibilitas tertinggi pada radius 500 meter, diikuti oleh gereja dan vihara. Namun, dalam radius 1000 meter, gereja memiliki aksesibilitas tertinggi, menunjukkan bahwa gereja lebih mudah diakses dari jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan vihara dan masjid.
Secara keseluruhan, masjid paling mudah dijangkau dalam jarak dekat, sementara gereja dan vihara lebih mudah diakses dari jarak yang lebih jauh. Analisis ini mencerminkan perbedaan distribusi dan aksesibilitas sarana ibadah di wilayah Cengkareng Barat dan Cengkareng Timur.
Saran
Perencanaan fasilitas ibadah perlu dilakukan dengan mendistribusikan tempat ibadah secara merata, terutama di area padat penduduk seperti Cengkareng Barat. Penambahan fasilitas umum di gereja dan vihara juga penting untuk mendukung aktivitas di tempat ibadah. Selain itu, aksesibilitas transportasi harus diperbaiki agar tempat ibadah lebih mudah dijangkau, terutama di radius yang lebih jauh. Terakhir, promosi toleransi beragama dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan sosial lintas agama untuk memperkuat kerukunan dan harmoni antarumat.
Penutup
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian, survey, website ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada pembimbing kami yang telah memberikan arahan, dukungan, dan ilmu yang sangat berharga dalam proses penyusunan karya ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat dan menjadi langkah awal bagi pengembangan penelitian di masa depan.
Mahatma Gandhi
"Tempat ibadah adalah rumah bagi jiwa manusia, bukan untuk memecah belah, tetapi untuk menyatukan."