Namnya Kakek (Mbah Kung) Lestari dan Nenek (Mbah Ti) Ngadinem tapi Mbah Kung/Ti sering di panggil Mbah Tari, itu mengikuti nama Mbah Kung yanki Lestari. Mereka berdua ialah Pasangan Suami Isteri yang Hebat Menurutku. Oh iya, Perkenalkan namaku Erlangga Novianto sering di panggil Angga Oleh Kakek-Nenekku maupun semua orang.
Kenapa Mereka Hebat? Mereka adalah pasangan yang setia, saling kasih dan sangat menginspirasi diriku ini semenjak mereka masih hidup maupun telah tiada. Kenapa aku menulis ini? Karena aku ingin mendedikasikan tulisanku ini untuk beliau berdua. Kakek ku yang kini mungkin sudah berumur 88 tahun dan nenek 78 tahun, Kakek atau Mbah kung ini adalah sosok bapak dari ke lima anaknya, namun sayang yang bertahan hidup tinggal 2 anak yakni Wiji Purnomo (Paman) dan Sugeng Widodo (Ayah).
Dulu akulah cucu paling dekat dengan mereka, namun karena ibuku telah melahirkan ke-dua adik ku jadi paling dekat ialah mereka yakni Muhammad Iqbal dan Nabila Permatasari. Apalagi dengan Nabila selalu dekat dan tak mudah dipisahkan dan selalu menuruti apa yang di inginkan.
Aku akan menceritakan kisah mereka berdua dari sudut pandangku. Dulu ketika kecil ingat sekali dengan kasih dan cinta mbah ti kepada diriku. Dari memberi makan, menyuapi, memandikan, bermain, dll jadi ceritanya ketika mbah ti ku ini masih kuat beliau ialah seorang penjual makanan dan terkenal tukang botok atau penjual botok, walaupun banyak yang dijual. Dahulu kala Mbahti dan aku selalu tidur bersama sejak kecil hingga aku SD kelas 1-2, sejak kecil sering diajak bernyanyi-nyanyi lagu anak-anak yang paling teringat adalah "kucingku telu, dan lagu-lagu anak lainnya" dan palin seru kalau main ndok ndokan, setelah itu sambil memijat mbah ti. Itu adalah momen paling tak pernah kulupa.
Momen bersama nenek lainnya ialah ketika aku tidur malam bersamanya, aku tak pernah bisa tidur kalau tidak memegang tangannya atau di sampingnya. Setiap beliau ingin pulan kerumah samping aku selalu terbangun dan ingin tidur bersamanya sehingga aku selalu memegang erat tangannya. Apalagi kalau dimalam kakek-nenek harus menemani saudara di daerah perumahan, jadi aku sering meminta ayahku untuk mengantarkan aku ke rumah tersebut dan meminta tidur bersama nenek ku itu, dan di setiap pagi kami berdua sering beli susu kedelai.
Momen lainnya ialah ketika kami {kakek, nenek, aku} pergi ke kebun dekat sungai, sekarang sudah menjadi pabrik kaca. Aku selalu ikut, kakek mengambil kangkung dan mengurusi kebun, nenek membantu kakek, dan aku selalu bermain dengan kecebong di pinggir sungai.
Kisah yang mungkin sering terjadi ialah kenakalanku kepada beliau, ketika aku marah karena tidak dikasih uang, atau beliau tidak menuruti atas apa yang ku inginkanku aku selalu marah dan berkata-kata yang tidak sepantasnya seperti "males aku punya nenek" "nenek pelit" "mboh/gak" namun dalam bahasa jawa, se nakal-nakalnya aku, aku tidak pernah memberikan kata-kata kotor seperti misuh. Dan yang paling membuatku saat ini kesal aku pernah membuat atau tidak sengaja membuat nenek ku terjatuh karenaku, syukurnya waktu itu nenek masih sehat.
Itulah kisah paling berkesan bagiku untuk nenek ku dimasa kecil. Selanjutnya cerita kakekku dimasa aku kecil. Kakek adalah orang yang rajin, kuat, gak mau nyusahin orang lain, ibadahnya bagus seperti nenek ku. Cerita yang tidak pernah aku lupakan ialah ketika kakek dulu sering mengantarkanku ke sekolah dari TK-Kelas 3. Kakek menjadi seorang Ayah ketika ayahku sibuk bekerja, dan nenek sebagai ibuku ketika ibuku bekerja ketika aku kecil. Kakek setiap pagi mengayuh sepeda onthelnya untuk pergi ke sekolah dengan celana abu-abu dan kopyah hitam ciri khasnya. Dan selalu menjemput 1 jam sebelum aku pulang. Dan sosok murah hati, tak pernah menyakiti baik hati maupun fisik anak maupun cucunya. Sosok yang tidak pernah pelit ketika dimintai uang. Sosok yang mengajarkan ku agama ketika aku kecil. Teringat beliau ketika masih sehat-sehatnya selalu membuat potongan kayu dari kayu pemberian orang untuk membuat api di dapur atau pawon rumah, karena kakek dan nenek ku tidak pernah pakai kompor minyak atau gas, namun beberapa tahun terakhir mulai memakai kompor gas.
Banyak kisah beliau berdua, terutama ketika aku kecil sering sekali di tinggal ayah dan ibu bekerja. Aku sering sendirian. Aku pernah takut ketika sendirian dirumah karena itu aku berteriak dimana mbahti dimana mbah kung ternayat beliau berdua sedang mencari kayu bakar di rumah tetangga. Oh Iya kata nenekku, kakek dulu adalah tukang sumur. Dan ternyata kakek ku adalah sosok yang pintar karena dahulu mengenyam pendidikan namun nenek tidak, namun nenek masih bisa menyesuaikan zaman.
Kisah paling membuatku teringat kepada beliau sejak kecil ialah soal menggambar. Dahulu Paman ku lah yang mengajariku menggambar sehingga sering menang berbagai lomba. Dan aku selalu suka ketika nenek menggambarkan aku ayam atau bebek. Entah kenapa aku sangat bahagia.
Banyak pengalama bersama beliau ketika kecil. Nah sekarang aku mau ceritakan pengalam ketika aku sudah besar. Karena Kakek Nenek di tahun 2012-2016 dekat dengan adik ku Muhammad Iqbal, namun aku masih sangat dekat dengan mereka berdua. Ketika 2017-2020/2021 Kakek-Nenek dekat sekali dengan adikku yang Terakhir ini, sehingga aku tidak terlalu dekat seperti dahulu.
Kakek mulai pikun atau sering lupa, namun nenek masih ingat apa saja bahkan ingat dahulu sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang yang pernah menduduki di Indonesia. Semenjak Kakek Pikun kadang aku kurang senang jika ditanya berkali-kali sehingga aku sering marah atau kesal bahasanya, karena ditanya berkali-kali. Dan semenjak itu aku kurang dekat. Namun aku sering bahkan selalu bersama beliau karena semenjak ada adikku Iqbal-Nabila Kakek dan Nenek selalu tidur di rumahku hingga jam 3 malam karena ibu harus berjualan di Lapangan. Oh iya aku lupa mengenai kakek ku, kakek dahulu sering sekali kentut dengan bunyi yang lucu, sehingga dijadikan lelucon. Dan Kakek sebenarnya orang baik dan lucu , setia aku menggambar aku disuruh gambar orang ngising, dll. Setiap tanganku berdarah selalu dibuat lelucon tangane metu kecape ( tangannya keluar kecap), itulah yang membuatku kangen). Aku juga kesal ketika Kakek sering tidak mendengarkan apa yang ku katakan seperti jangan keluar rumah soalnya ada virus, kalau malam jangan jalan-jalan di lapangan, kalau malam jangan keluar-masuk rumah. Karena aku takut kakek sudah tua takutnya terinfeksi covid-19.
Aku punya kisah sedikit ya ini sebagai pembelajaran juga, kakek dan nenek mempunyai anak dan anak pertama inilah pamanku, sebenarnya baik, lucu, seniman namun kalau dengan nenek sering berantam dari masalah rumah, warisan, uang dll Nenek hanya bisa menuruti dan berserah diri dan menangis. Inilah yang membuatku sedih ketika nenek berantem dengan paman.
Kisah yang membuatku sangat-sangat sedih ialah ketika kakek mulai sakit, sebelumnya kakek jarang sakit karena orang nya sehat dan kuat, sebenarnya ini gak menyangkut paut dengan peristiwa ini karena dulu kakek pernah merokok dan berhenti namun semenjak pikun mulai merokok lagi. Dan Paling senang sebetulnya ketika atau semenjak pikun kakek kalau dimintai uang oleh cucunya selalu memberi, ternyata kakek selalu menerima uang pemberian orang-orang yang lewat ketika kakek sedang duduk, mungkin karena sudah tua namun lucunya ketika nenek meninta uang selalu menjawab gak nduwe duit atau tidak punya uang. Yah gitulah mungkin beliau sayang kepada anak dan cucunya, sebenarnya sayang sama nenek tapi udah malu karena sudah tua. Oh ya cerita sedih ketika kakek di bulan Oktober 2020 awal. Beberapa minggu kakek sudah sakit yakni pinggang terasa sakit, dan sulit berdiri, sehingga aku sering membantu beliau ke kamar mandi karena sering buang air kecil. Banyak hal sebenarnya yang terjadi. Lalu ketika sore hari kakek mengajar adikku nabila naik sepeda keliling lapangan. Dan ketika Maghrib kakek duduk di kursi dan sambil meminum teh namun gelasnya jatuh. Dan Kakek sudah sangat kesakitan, sebenarnya ketika kakek sudah mulai sakit beliau ingin di anatar ke mantri langganan yakni Pak Tanto, namun tidak mau karena merasa dirinya kuat dan sehat.
Sehingga di malam harinya Paman menyuruh Ayahku untuk membawa Kakek ke Rumah sakit karena Kakek kondisinya sangat lemah dan sakit. Akhirnya Ambulan datang dan membawa Kakek ke RSUD Sogaten Kota Madiun. Kondisi Covid membuat RS tidak boleh lebih dari 2 orang yang menunggu, setelah Kakek masuk IGD lalu masuk ICU. Ternyata Kakek terkena penyakit Strok. Beberapa minggu kakek dirawat dengan ditunggu Nenek, Kakak Ku Perempuan, dan Kadang Paman atau Ayah. Aku Ingat Kata Suster yang dikatakan Nenek kepadaku bahwa Kakek dan Nenek adalah pasangan yang sejati dan hidup semati.
Siang hari menuju sore Kakek sebenarnya boleh pulang di hari Senin. Dan Ayah mengirimkan makan siang di Rumah Sakit Untuk Nenek. Dan seperi hari biasa, Karena Hari Sabtu aku lagi scrol-scrol ig New Drama Olshop. Seketika aku mendengar ada telepon di jam 3 lebih ternyata telepon dari RSUD Sogaten yang mengabarkan Kakek sudah tidak ada sejak puku 3, kesaksian Nenek ku saat itu hanya nenek yang disana bersama kakek karena Kakak Pulang sebentar karena hanya menunggu di malam hari, jadi Nenek pamit untuk wudhu dan sholat Ashar dan kakek menjawab iya dan cerita sedikit selama di Rumah Sakit Kakek sering membaca-baca surat surat, dan hal yang menyedihkan Nenek juga ikut sakit sehingga masuk IGD Hingga ICU berkali-kali. Seketika itu aku tidak menangis karena apa? aku tidak percaya , tapi aku langsung menuju rumah kakek-nenek ku yang di samping rumahku untuk mengabarkan budhe ku bahwa Kakek Meninggal Dunia, Dan seketika itu budhe menjerit dan menangis. Setelah itu Aku bersama budhe mengeluarkan kursi, meja, dipan yang dipersiapkan untuk kakek pulang hari senin dikeluarkan semua, dan karpet pun di pasang. Dan banyak orang melihat ada apa dengan rumah ini ? kenapa kursi di kelurakan dan aku menjawab Mbah Tari Meninggal Dunia atau Mbahku Meninggal seketika itu depan rumah ramai dengan orang dan banyak pelayat. Hingga Akhirnya hal yang membuat aku menangis adalah pengumuman yang disampaikan di masjid untuk memberitakan kematian kakek. Itulah yang membuatku menangis, dan paling membuat hatiku menangis ketika mendengar suara sirine ambulan dan itu kedatangan jenazah kakek yang sudah bersih dan dikafani, dan aku langsung menuju nenek ku dan menggandeng serta membawakan barang bawaanya menuju rumahku, bukan di rumah sebelah. Bersyukurnya walaupun dikuburnya besok semua lancar tanpa kendala. Dan paling bersyukur ialah setelah penguburan sorenya turun hujam di hari Minggu, terlihat Allah memberikan jalan cerah dan kedamaian serta kesegaran.
Semenjak Kematian Kakek aku selalu mengingat-ingat peristiwa bersama beliau. Dan sering mimpi bertemu beliau. Oh iya, semenjak itu keluargaku berkomitmen menjaga Nenek, dan membuat nenek tidak boleh bekerja, dan membuat hati nenek senang.
Berbulan-bulan kita selalu tinggal bersama nenek dan sekeluarga tanpa kakek, inilah yang membuatku sedih terasa rumah ini sunyi karena tidak ada lagi orang yang membuka pintu berkali, kali. Tidak ada lagi yang sering bersin-bersin setiap kali, Tidak ada lagi suara memukul kayu, dll. Karena aku teringat kisah ketika hujan semua kayu harus segara diambil sehingga aku dan kakek berlari mengambil kayu dan nenek mengambil karak atau beras yang di keringkan.
Lalu aku juga punya kisah, seharusnya ku ceritakan tadi tapi aku baru ingat ketika menulis ini. Dulu ketika aku masih kecil Nenek mempunyai masalah pengelihatan sehingga harus operasi Katarak, aku sedih dan bertanya kepada nenek ku, nggak bisa melihat ya mabh? dan beliau jawab peteng atau terlihat namun agak agak tidak terlihat.
kisah berlanjut ketika Nenek hidup sendirian, hiburannya hanyalah cucu-cucunya terutama cucu terakhrinya, Nabila. Semenjak itu Rumah sepi karena Nenek juga jarang tidur di rumahku tapi tidur di rumah sebelah karena sering sakit.
Hal yang membuat aku palingku ingat ketika setiap sore merebus air untuk beliau mandi. Dan beliau itu suka berjemur di depan rumah sambil minum teh dan jajan, sebenarnya semenjak kakek hidup Kakek dan Nenek selalu minum teh baik di pagi hari dan sore hari, namun semenjak 2020 minum teh selalu disiapkan ibuku beserta jajannya sambil berjemur.
Bulan Juni ialah mungkin pertanda yang tidak aku rasakan, dimana aku melingkari tanggal 12 Juli 2021, sebagai tanggal masuk sekolah. Dan Aku senang akhirnya masuk sekolah. Sebelum itu di awal Juli Nenek Mulai sakit dan Harus periksa dan dibawa ke dokter dan pernah disebutkan gejala covid-19 alhamdulillahnya itu tidak terjadi. Dan semenjak pulang dari dokter tersebut nenek mulai parah dan leher tidak bisa di tengokkan. Dan semakin hari-semakin membungkuk dan omongannya tidak jelas.
Kisah terjadi di hari Minggu tanggal 11 Juli 2021, di sore aku masih menyiapkan air untuk mandi. Di malam hari kakak menyiapkan makan untuk nenek. Dan Di malam hari nenek merasa susah tidur, dan sempat menyuruhku membeli balsem tapi karena maskerku sudah masuk cucian aku bingung. Untung ada adikku yang baru pulan main dan disuruh beli balsem. Setelah itu aku tidak tau terjadi apa, Kisah terjadi di malam dini hari. Ceritanya Adikku Nabila beberapa minggu ini selalu ingin tidur di rumah nenekku, ini seperti dahulu ketika sebelum kakek meninggal Adikku ini sering ke rumah Sebelah tapi waktu itu tidur dengan paman atau budhenya. 12 Juli Di hari masih terdengar suara nabila yang merengek nangis dan meminta pulang sekitar pukul 1 lebih, dan Nenek masih bersuara menyruh pamanku untuk memulangkannya di rumahku dan ternyata nabila badannya mulai demam. Menurut cerita Budheku dan Pamanku malam itu nenek saat masih tidur di keranjang tidur depan tv masih bermain dengan cucunya itu dan menjawab semua pertanyaan, salah satunya " mbahti sakit, cepat sembuh ya" dan nenek menjawab " iya, doakan mbahti cepat sembuhya". Dan Fakta lainnya sebelum kakek meninggal Ibuku sakit, dan 2 hari ini ibuku juga sakit.
Senin, 12 Juli 2021 di pagi hari, hari penuh semangat karena awal masuk pelajaran baru. Aku menyiapkan untuk zoom hanya untuk pertemuan dengan walikelas dan membahas kelas dan kegiatan PJJ Kedepannya. Seperti biasa, sebelumnya Ibu menyuruh ayah membeli sate usus dan rawon untuk nenek karena nenek mulai bosan dengan tempe dan krawu. Ya seperti biasa Paman dan Budheku mengetahui Nenek masih tidur dan mematikan lampu kamarnya, karena tidak mau membangunkannya karena tadi malam tidak bisa tidur. Aktivitas berjalan seperti biasa, ayah pergi ke kantor, aku zoom, adikku daring, ibu sedang istirahat, kakak sedang di kamar tidur.
Setelah aku selasi zoom sekitar pukul 8 lebih, ibuku menyuruh kakak ku untuk memangil nenek, karena kok tidak seperti biasa nenek ambil teh dan duduk di depan rumah, tapi kok teh nya masih utuh, dan ibu berpesan kalau masih tidur jangan dibangunkan karena tadi malam gak bisa tidur. Seketika itu karena kakak ku belum pergi aku langsung jawab " aku akau wae" , aku langsung lari menuju kamar nenek dan kakak ku ikut dibelakang. Aku melihat nenek seperti masih tidur dengan nyenyak dan aku memanggil " mbah, mbah, mbah ti" karena lampu mati, aku langsung mendekat sambil melihat perutnya, kok tidak gerak dan aku coba memegang kakinya dan terasa hati hancur dan ingin menangis tapi tidak percaya, aku bilang " kaki mbati wes/sudah kaku" dan kaka langsung menghidupkan lampu dan ternyata tubuh nenek sudah dingin dan ada lalat yang menyerubungi tubuh nenek. Aku seketika itu lari menuju rumah dan memberi tahu ibu kalau mbahti sudah kaku dan sudah meninggal, dan saat itu juga semua terkejut yang paling heboh adalah budheku yang berteriak teriak hsiteris. Saat itu juga aku langsung menelpon Ayahku yang sedang bekerja tanpa basa-basi karena ketakutan aku langsung bilang " yah, ayah mbah ti meninggal dunia". Setelah itu aku langsung melihat mayat mbahti ku yang sudah terkujur kaku, dingin, mulai ada ruam ruam biru di dada, dan ada lalat yang hinggap, namun belum bau. Dan aku melihat mbahti seperti tertidur pulas di samping balsem dan radio yang pernah aku minta ke ibuku untuk membelikannya untuk mbahti karena saking kesepiannya mbahti ku.
Setelah itu aku menangis terus menerus, sambil membersihkan rumah, membuka jendela-jendela, mengangkat kursi. Saat itu tidak ada orang yang tahu akhirnya banyak orang yang melihat dan banyak orang yang mengunjungi rumah dan melihat jasad nenek yang terkujur kaku itu. Aku terus meneteskan air mata, ibuku yang sedang sakit asam lambung hanya bisa melihat jasad terakhirnya sekali setelah itu beristirahat karena tida kuat. Sehari sebelum beliau meninggalkan dunia, beliau menyuruh tukan pijit untuk memijit ibuku dan menyuruh memijat ibuku. Seketika aku memberishkan dan beres-beres aku teringat peristiwa dan kejadian bersama nenek, dan melihat foto-fotonya. Saat itu aku ikut mengukur ukuran jenazah, mengangkat sampai ke tempat pemandian, ikut membantu memandikan, ikut menggotong kembali ke tempat memasang kain kafan beliau. Aku bersama orang-orang lainnya ikut menyolatkannya. Dan aku membacakan surat yasin.Karena ada pasien covid-19 yang meninggal akhirnya nenek harus secepatnya dikubur, akhirnya diberangkatkan sebelum dzuhur dan dikebumikan setelah dzuhur. Saat itu juga aku dan keluarga yang ikut serta mengantarkan nenek ikhlas, dan mendoakan yang terbaik sambil mendoakan kakek yang bersebelahan makamnya waluapun terpisah 1 jarak makan orang lain, namun mereka dekat di hati dan di surga nanti. Aamiin.
Oh ya, ada cerita nenek bercerita kepada Paman dan budheku kalau nenek pernah mimpi kakek pulang dan bertemu dengan nenek. dari cerita itu paman dan bibi menyimpulkan bahwa kakek sedang menjemput nenek menuju ke alam sana. Dan rangkaian persitiwa pertanda tanggal 12 yang aku lingkari, adik yang ingin tidur di rumah neneknya sama seperti sebelum kakek meninggal dan rangkaian ibu sakit sebelum kakek dan nenek meninggal. Itu semua aku tidak menyadari apapun, hidup berjalan seperti biasa, rasanya ingin kembali ke zaman aman damai, dan seperti dahulu ketika kau berfikir mana mungkin kakek dan nenek meninggalkan ku sebelum aku sukses. 2/3 Hari sebelum beliau meninggal aku duduk bertiga dengan nenek dan ibuku, kami bercerita kematian dan kebaikan kakek, seketika ibu membicarakan agar setidaknya nenek hidup ketika cucunya sukses atau bisa melihat cucunya sukses. Dan kemudian ayah datang membawa air kelapa hijau untuk nenek yang sedang sakit.
Cerita lain adalah ibuku, pada malam kematian nenek ibuku merasa akan kehilangan sesuatu dan menangis. Ya itulah jawabnnya Nenekku. Yang ibuku urus selama kakek pikun hingga setelah kakek meninggal dunia.
Sabtu , Tanggal 24 Oktober 2020, hari Kakek meninggal, Senin, Tanggal 12 Juli 2021 Nenek Meninggal.
Seketika saat saya menulis aku teringat malam sebelum kakek meninggal. Aku merasa ingin melihat kakek karena tidak bisa akhirnya aku memnita foto beliau dan meminta video call dan ingin melihatnya. Ya Itulah tanda-tanda yang tidak terasa, sebenarnya beberapa hari sebelum nenek meninggak aku sudah merasakan sepertinya mbhati sudah gak akan hidup lama karena semakin membungkuk dan pucat.
Kenangan terindahku bersama beliau adalah cinta, kasih, sayang, pengalama, cerita, pengajaran, nasehat, doa, serta foto-foto kenangan bersama beliau. Semua tercatat indah dan terlukis di hati.
Semoga Kakek dan Nenek ku Hidup di sana dengan tenang, di terima di sisi Allah, dan meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Aamiin, Aamiin, Aamiin ya robbal alamin.
Mbahkung, Mbhati I LOVE YOU ❤❤💕🤍
Kami akan merindukanmu selalu, dan kami akan selalu mendoakanmu. Aku rindu dengan mu. Aku rindu, rindu serindunya. Karena kau berdua adalah teman masa kecilku yang selalu melindungiku dan menghiburku.
-Erlangga Novianto
Cucumu.
Foto-foto dapat dilihat di IG Selengkapnya mengenai kematiannya, sebagai kenangan bukan sebagai pajangan. Aku ingin keturunan seterusnya bisa melihat leluhur atau eyang mereka yang hebat ini.
Mengukur Panjang Jenzah Nenek
Keranda Jenazah Mbah Ti
Foto Idul Fitri 2017
Keranda Kematian Mbah Kung
Pemberangkatan jenazah Kakek hari Minggu 25/10/2020
Makam Kakek ketika 7 Hari Meninggal