Download file pdf-nya di sini
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis ucapkan atas selesainya modul pembelajaran muatan lokal ini. Modul ini disusun untuk membantu kegiatan pembelajaran muatan lokal Kesenian dan Kebudayaan Daerah Selayar yang akan diajarkan kepada para siswa di SMPN 42 Satap Kepulauan Selayar.
Modul Kesenian dan Kebudayaan Daerah Selayar ini disusun dengan merujuk pada buku Muatan Lokal yang disusun oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Selayar. Di samping itu, penulis juga menulis modul ini dengan memperhatikan silabus yang juga disusun oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Selayar.
Selanjutnya materi dalam modul ini berupa materi tentang Pakaian Adat Tradisional, Permainan Tradisional Selayar, dan Ungkapan Tradisional Selayar.
Adapun harapan penulis dalam menyusun modul ini, diharapkan para siswa SMPN 42 Satap Kepulauan Selayar untuk mengerjakan tugas yang diberikan pada modul ini dengan penuh semangat. Para siswa diharapkan membaca materi dengan teliti sebelum mengerjakan tugas pada modul ini.
Penulis yang juga sebagai guru mata pelajaran muatan lokal mengajarkan materi ini tanpa jaringan internet/luring. Di samping itu, materinya juga diajarkan secara virtual (secara daring melalui Whatsapp, Youtube, dan Telpon).
Demikian pengantar yang bisa disampaikan penulis, semoga bermanfaat bagi pembaca terutama siswa SMPN 42 Satap Kepulauan Selayar.
Selayar, 4 Januari 2021
Penulis
Ahmad Asrul, S.Pd.
PAKAIAN ADAT TRADISIONAL
Pengertian
Pakaian adat tradisional adalah pakaian yang memiliki ciri khas tertentu yang dijadikan identitas dari sebuah daerah. Ciri tersebut dapat berupa warna, motif, bahan, dan lain-lain.
Pakaian adat khas di Selayar antara lain:
1. Baju la’bu
2. Baju rahang
3. Baju bodo
4. Jas tutup
5. Lipa’ bannang bakka
6. Lipa’ cura’ la’ba
7. Songko kambiring
8. Sigara
Fungsi pakaian adat tradisional Selayar
1. Baju la’bu
Baju la’bu merupakan salah satu pakaian adat tradisional bagi kaum perempuan yang modelnya sejenis baju kurung. Warna baju la’bu tidak berbeda dengan baju bodo. Baju la’bu memiliki makna simbolik dari unsur warna dan jumlah kancing pada ujung lengan. Kancing dengan jumlah 9 (Sembilan) menyimbolkan bahwa ia seorang bangsawan.
2. Baju rahang
Baju rahang merupakan salah satu baju tradisional yang modelnya sejenis baju bodo tokko namun memiliki ukuran panjang yang berbeda, baju rahang memiliki ukuran panjang 150 cm dan lebar 100 cm.
3. Baju bodo
Baju bodo merupakan baju pendek yang tidak memiliki lengan. Bentuknya persegi empat. Sisi samping dijahit kecuali bagian atas yang digunakan untuk memasukkan lengan tangan, bagian atas tengah dilubangi untuk memasukkan kepala yang merupakan leher baju.
Warna baju bodo mengandung makna tertentu antara lain:
- warna hijau (moncong bulo), hanya untuk putra-putri bangsawan
- warna merah lombok/darah (eja), untuk gadis remaja
- warna hitam (etang), untuk wanita yang agak tua kira-kira 40 tahun ke atas
- warna putih (pute), untuk wanita yang sudah lanjut usia
- warna ungu (lamebutung), untuk perempuan yang berstatus janda
- warna kuning tua (didi), untuk gadis remaja 12 tahun ke bawah
4. Jas tutup
Jas tutup merupakan pakaian adat untuk laki-laki dewasa dengan berbagai ukuran dan warna
5. Lipa bannang bakka
Lipa bannang bakka merupakan hasil kerajinan tenun dalam bentuk sarung yang bahan dasarnya dari kapas
6. Songko kambiring
Songko kambiring merupakan penutup kepala yang khas dari Selayar biasanya dipakai oleh kaum bangsawan
7. Sigara
Sigara merupakan ikat kepala khas yang digunakan sebagai symbol keberanian
Tenun
Merupakan salah satu cara pembuatan busana adat tradisional Selayar
Tugas
1. Tulislah jenis pakaian tradisional di Kabupaten Kepulauan Selayar!
Jawab:
2. Tulislah fungsi baju bodo!
Jawab:
PERMAINAN TRADISIONAL DAERAH SELAYAR
Berikut beberapa jenis permainan tradisional daerah Selayar:
1. A’gasing
2. A’tojeng
3. A’lija
4. A’kontau
1. A’gasing
Gasing merupakan sejenis permainan tradisional daerah Selayar yang biasa dimainkan selepas musim hujan. Permainan gasing dipertandingkan antar kampong. Pemenangnya yaitu yang memiliki gasing yang lebih lama berputar. Gasing dibuat dari kayu bebaru, kemuning, merbau, rambai, durian atau kundang. Kayu tersebut akan diukir sehingga menjadi bentuk gasing.
Tali gasing dibuat dari rotan tapi sekarang tali gasing dibuat dari tali nilon dan tali rapia. Panjang tali gasing biasanya bergantung kepada panjang tangan seseorang. Biasanya 1 meter panjangnya. Minyak kelapa digunakan untuk melicinkan pergerakan gasing.
Cara bermain gasing adalah dengan melilitkan tali ke gasing. Terdapat du acara untuk melilit tali yaitu dengan cara melilit di lengan atau melilit di jari kelingking.
2. A’tojeng
A’tojeng dalam Bahasa Selayar berarti Berayun. Adapun ayunan yang dimaksud di sini adalah ayunan raksasa/besar. Bahan yang digunakan adalah kayu, bambu, akar pandita sejenis tumbuhan merambat yang digunakan untuk mengikat setiap ruas pada tiang-tiang setiap ruas, dan tak lupa tali penyangga. Tinggi tiang penyangga sekitar 5 hingga 9 meter.
A’tojeng pada tahun 1960-an merupakan ungakapan rasa gembira raja dan pasukannya setelah pulang dari medan perang. Untuk memainkan permainan ini, biasanya dinaiki oleh satu atau dua orang wanita dan ada pula dua orang dewasa yang bertugas untuk mengayun yang biasa disebut dengan pengambang. Tugas pengambang hanya menarik ayunan sesuai batas yang ditentukan dan jika melebihi batas yang ditentukan maka pengambang akan diberi hukuman, baik dengan bernyanyi atau menghentikan permainan. Dahulu permainan ini hanya untuk raja dan keturunannya, namun sekarang a’tojeng ditampilkan setiap bulan muharram, acara maulid, ketika panen tiba-tiba atau mandi bersama-sama.
A’tojeng juga bermakna sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan dan juga sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap raja-raja terdahulu. Biasanya a’tojeng pun ditampilkan sambil membacakan pantun khas Selayar dengan pemain menggunakan baju khas Selayar yang dikenal dengan sebutan baju labbu.
3. A’lija
Cara bermainnya dengan menggambar kotak-kotak di latar. Bemainnya di lapangan yang terang agar mudah menggambar kotak-kotaknya. Ada Sembilan kotak yang terdiri dari tiga buah kotak horizontal, lalu disambung tiga kotak horizontal, setelah itu tambah satu kotak di atasnya dan terakhir dua kotak di horizontal. Satu persatu pemain melompati kotak tersebut dari awal hingga terakhir. Melompatnya harus menggunakan satu kaki, jika kaki terjatuh maka harus menaruh batu di salah satu kotak terakhir sebagai tanda untuk mengawali giliran.
4. A’kongtau
Kongtau merupakan seni bela diri di Selayar sama seperti manca padang. Kongtau merupakan seni bela diri yang dilakukan oleh dua orang untuk melakukan pertahanan diri tanpa menggunakna senjata dan diiringi musik tradisional yakni gong dan gendang. Kesenian ini sudah ada di Selayar sejak tahun 1970-an yang dibawa oleh penjajah. Menurut Muh. Najir selaku guru kongtau di Bitombang ada 4 gerakan:
1) Jurus
2) Gerakan yang membentuk persegi 4
3) Berlawanan
4) Rahasia
Menurut Muh. Najir sebelum memulai ia hendak menentukan hari baik pada awal belajar seni bela diri kongtau itu sesuai dengan pesan gurunya.
Seperti halnya Manca Pa’dang, Kongtau pun sering ditampilkan pada pesta pernikahan ataupun penyambutan tamu, bulan haji dan habis lebaran idul fitri.
Tugas
1. Kapan permainan a’tojeng dilakukan oleh masyarakat Selayar?
Jawab:
2. Tulislah cara melakukan permainan a’lija!
Jawab:
UNGKAPAN TRADISIONAL
Pengertian
Ungkapan tradisional merupakan bentuk tuturan lisan yang tumbuh dalam masyarakat tradisional misalnya suatu peribahasa atau pepatah sebagai pendidikan atau pengajaran. Ungkapan tradisional biasanya disampaikan secara lisan. Ungkapan tradisional itu ada sebagai suatu pendidikan atau sebagai ajaran bagi masyarakat melayu. Zaman dulu untuk menegur seseorang atau memuji seseorang tidak secara langsung, namun menggunakan ungkapan-ungkapan yang bermakna kiasan.
Ungkapan tradisional terdiri dari beberapa macam yakni sebagai berikut:
1. Peribahasa
2. Pepatah
Contoh ungkapan tradisional dalam etos kerja:
“Pa’dongi-pa’dongi tidek urangku, panganre-nganre lohe urangku, gele labattui dale to lohenni tinrona” bermakna bahwa dalam kehidupan seseorang walaupun bekerja sendiri, tetapi dapat membawa manfaat bagi orang banyak, dan tidak ada rezeki bagi orang yang malas.
Contoh ungkapan tradisional dalam kemandirian hidup:
“Tallungtaungma ri koko, appasekre balli bito’ limang sikopang ampa ganna’ si pasunrangan” bermakna nasehat.
Contoh ungkapan tradisional dalam kemitraan/kesetaraan antara laki-laki dan perempuan:
“Attolongi simbodo-bod ammentengi sullangkalangkasa”
“Assikapakrisang assikamaseang”
Contoh ungkapan inovatif/kreatif:
“Baji patinro-tinro, bajiikangang pa’lingka-lingka, baji pa’lingka-lingka manna tai jangang jua kulle ri lisa’.”
Contoh ungkapan motivasi dalam meraih cita-cita:
“Lopi-lopi batang bito’ kudongkoki paungku, pamuliangku kappala jalang Bantaeng”.
Contoh ungkapan motivasi dalam hal pembangunan dalam masyarakat:
“Ditte silajaranni, ampatidek siri’na, paccena pole riek”
Contoh ungkapan tradisional dalam hal menimba ilmu:
“Kolu-kolu urangtonga, ka’daro padongkotonga, lantakle tongia kuke’bo jeknek ujung pandang”
Contoh ungkapan tradisional dalam hal saling tolong menolong:
“A’munte sibatu, abbulo sibatang”
Contoh ungkapan dalam hal kesetiaan terhadap pasangan hidup:
“Materi surangki mate, solengki surangki soling, manna ri anja anda tongiki sisalai”
Jenis ungkapan bermakna kiasan yang biasa digunakan dalam masyarakat:
Tinro to mate: Seseorang dalam keadaan tidur sangat nyenyak
Nginrang tedong: Status meminjam sesuatu kepada seseorang yang tidak dikembalikan lagi.
Lasabbu kanukungna: Pura-pura tidak mengetahui sesuatu yang diketahuinya
Malla bura: Munafik
Mate-mate pangnyu: Pura-pura tidur
Otak doing: Bodoh
Toli kahali: Tidak mendengar nasehat
Ti’rang bembe eja: Seseorang bertahan dengan suatu pendapat yang diyakininya
Kapala rupa: Tidak punya malu
Lolo’ biku: Orang yang memiliki sifat lambat dalam melakukan sesuatu
Nganre garagaji: Mendapat keuntungan dari dua pihak tanpa sepengetahuan masing-masing yang bersangkutan
Terasa ati: Seseorang yang memiliki sifat tidak bisa diatur
Kapala batu: Sifat keras kepala
Ungkapan tradisional angngaru:
TABE ATANGTA KARAENG
TABE RIAMPUNGI MAMOA
RIA’RAKANG LABBIRITTA
RISA’RI KARATUANTA
RIEMPOA MATINGGITA
INAKKE MINNI KARAENG
LAMBARA TALLASA’NA BONTOBULAENG
ULARA CINDE TASSAMPENA BONTOBARU
INAI-NAIMO SALLANG KARAENG
TUMAPPA TOJENGI TOJENGA
TUMAPPIADAKA ADAKA
KUSALAGAI SIRI’NA
KISARA’PARALLAKENGNA
AMPAKI BULO SIBATANG KARAENG
APPASE’RE PATTUJUANG
KUTULI TETE RIKAMPONG PA’RASANGANKU
PUNNA SALLANG TAKAMMAYA
ARUKU RA’RAKANTA
PANGKA CERAKKU PINRAKI BATE ONJOKKU
PAUANGI ANA’ RIBOKO
Pau-pau To Riolo:
AKO TINRO DOPA-DOPA
BARANG LASSIRI MATE AMMAKNU
AKO TOLONG RI LUNGANG
BARANG ASSAKKAKO
AKO TOLONG RI BABAANG
BARANG LASAMPEROKO SETANG
AKO LETTE’LETTE PANGANREANG
BARANG LOHE BURA’NENGNU
AKO KELONG RI PALLU
BARANG TU TOA BURA’NENGNU
Tugas
1. Tulislah 3 contoh ungkapan tradisional Selayar dalam Bahasa daerah Selayar!
Jawab:
2. Tulislah makna ungkapan “Pa’dongi-pa’dongi tidek urangku, panganre-nganre lohe urangku, gele labattui dale to lohenni tinrona”!
Jawab: