BACALAH ARTIKEL DIBAWAH INI!
Aksi Solidaritas Umat Katolik Menolong Sesamanya
Membangun rumah warga
Persekutuan umat Katolik yang terhimpun dalam Komunitas Basis Gerejawi (KBG) St. Kristoforus, Paroki St. Paulus, Depok, Keuskupan Bogor bergotong royong membangun rumah salah satu warganya dengan penuh semangat persaudaraan. Kisah ini terjadi pada tahun 1998 dimana ada seorang warga di KBG St. Kristoforus yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari sebuah kedutaan asing di Jakarta. Sebagian dari uang PHK–nya digunakan untuk membeli tanah kosong di daerah Susukan, Bojonggede, Kabupten Bogor. Ternyata setelah membeli lahan kosong itu, ia mengalami kekurangan dana untuk membangun rumah tempat tinggal bersama keluarganya. Lokasi tanah yang dibeli kala itu cukup jauh dari jalan raya, dan untuk mecapai lokasi tersebut, harus melalui jalan setapak melewati semak belukar perkebunan penduduk setempat. Meski di tengah kebun yang cukup jauh dari perkampungan, warga Katolik ini membangun rumah sementara atau tepatnya pondok untuk tempat mereka bernaung. Bahan baku rumah dibuat dari bambu dan dipasang dibawah sebuah pohon besar. Sebagai dinding rumah, ia membuatnya dari seng. Selama hampir setahun keluarga dengan empat orang anak saat itu berdiam di dalam rumah sederhananya dengan penerangan petromax atau lampu gas di malam hari. Sebelumnya mereka tinggal di rumah kontrakan di Jakarta Selatan. “Dari pada membayar kontrakan, lebih baik tinggal di rumah sendiri, meski sederhana di tengah kebun yang sepih”, kata bapak ini. Beberapa bulan kemudian, keluarga ini melaporkan keberadaannya pada pengurus komunitas umat Katolik yang ada di sekitar tempat tinggalnya, yang kemudian hari diberi nama Wilayah St. Kristoforus, Paroki St. Paulus Depok. Pengurus KBG berkunjung ke tempat kediaman keluarga itu dan merasa tersentuh hatinya melihat kondisi rumah yang sangat sederhna itu. Pengurus KBG pun berdiskusi dan memutuskan agar umat bergotongroyong membangun rumah warganya tersebut. Pastor Paroki St. Paulus Depok pun mendukung gerakan solidaritas umat untuk membangun rumah yang layak huni bagi keluarga itu. Sumbangan umat pun berdatangan, ada yang menyumbang semen, ada yang menyumbang pasir, ada yang menyumbang batu kali, tripleks, ubin, batang bambu, balok, usuk, dan lain-lain. Setelah terkumpul, dicarikan tukang di kalangan umat sendiri dan mulailah dibangun rumah itu. Dalam waktu sebulan rumah itu telah berdiri meski belum sepenuhnya utuh. Prinsipnya rumah itu layak untuk dihuni, sehingga terhindar dari panas matahari dan guyuran air di musim hujan. Selain keluarga ini, ada juga keluarga Katolik di lingkungan atau KBG yang nasibnya serupa. Umat di lingkungan atau wilayah pun melakukan hal yang sama yaitu bersatu, bergotong royong membangun rumah warga seiman yang sangat membutuhkan uluran tangan sesamanya itu.
Solidaritas Umat Katolik di masa Pandemi Covid -19
Selama masa pandemi Covid-19 ini, gerakan solidaritas umat di wilayah rohani ini terus berkobar membantu yang terpapar covid dengan suplemen dan obatobatan, maupun memberikan paket sembako bagi keluarga-keluarga yang terdampak pada pekerjaannya. Paroki pun turut mensupport bansos selama masa covid ini untuk keterpenuhan kebutuhan dasar umat yang terkena dampak secara ekonomi keluarga.
TUGAS DARI ARTIKEL DI ATAS !
Apa isi artikel berita di atas?
Mengapa umat Katolik mau membangun rumah salah satu warganya?
Apa yang kalian ketahui dan pahami tentang Komunitas Basis Gerejawi?
Apa nama kelompok basis umat Katolik di parokimu?
Apa saja kegiatan dalam kelompok umatmu itu?