Andi: “Gus, hari ini aku boleh meminjam buku catatan tadi, tidak?”

Agus: “Yah, belum bisa, soalnya aku ingin mempelajarinya.”

Andi: “Satu hari saja tidak boleh? Besok sudah pasti aku kembalikan”

Agus: “Memangnya, kenapa kamu meminjam catatan hari ini?”

Andi: “Tadi aku ketinggalan ketika Pak Guru sedang menulis catatan di papan tulis.”

Agus: “Apakah kamu benar kalau besok akan mengembalikannya?”

Andi: “Benar, gus, saya janji akan mengembalikannya besok.”

Agus: “Baiklah, aku akan pinjamkan, buku catatanku.”

Andi: “Terima kasih, gus, sudah meminjamkan buku catatan.” 

Guru: Pagi anak-anak, hari ini kita akan ujian matematik

Para murid: Baik, pak

Ketua kelas: Pak, maaf, hari ini putri sedang sakit, apakah dia bisa dibawa ke UKS?

Guru: Saran bagus, Bella. Sebaiknya, Putri diantar oleh temannya agar tidak terjadi apa-apa.

Ketua kelas: Baik pak, Putri akan segera saya antar ke ruang UKS.

Putri: Tapi, pak, saya tetap ingin megikuti ujian matematika, apakah masih boleh?

Guru: Sebaiknya, jangan Putri karena nanti kamu menjadi tidak fokus.

Putri: Saya, tidak ingin mengikuti ulangan susulan.

Guru: Putri, kesehatan itu penting, jadi kamu perlu ke UKS terlebih dahulu. Setelah kamu sehat, kamu akan lebih fokus dalam mengerjakan ujian metematika.

Putri: Baik pak, saya akan segera ke ruang UKS bersama Bella. 

Pada suatu siang, murid-murid kelas 10 IPA 1 diminta membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang untuk mempresentasikan materi yang diberikan ibu guru. Intan, Yonas, Jeffry, dan Made tergabung dalam satu kelompok dan langsung berdiskusi.

Intan: “Hai, senang bisa satu kelompok dengan kalian. Jadi, bagaimana kita mau mengerjakan tugas ini?”

Jeffry: “Halo juga semuanya. Kebetulan kelompok kita diminta untuk membuat booklet untuk ditampilkan di pameran literasi pekan depan, nih.”

Yonas: “Hmm… kurang lebih kita punya waktu satu minggu. Kita perlu membagi tugasnya supaya booklet-nya cepat selesai.”

Made: “Bagaimana kalau 1 orang menyusun materi, 2 orang mendesain booklet, dan 1 orang mengedit materi?”

Jeffry: “Saran aku sih, sebaiknya 2 orang saja yang menyusun materi. Karena kalau cuma 1 orang, bebannya jauh lebih berat, dibanding yang tugasnya hanya edit materi. Nanti, mereka bisa saling mengedit materi bersama.”

Intan: “Yap! Aku setuju. Kalau sendirian pasti juga bakal lama karena butuh riset-riset juga.”

Made: “Oke, siapa yang mau menyusun materi dan mendesain booklet? Kalau aku pribadi, aku nggak bisa mendesain, jadi aku mau menyusun materi saja. Hehehe…”

Intan: “Aku mau menyusun materi juga bareng Made.”

Jeffry: “Eh, aku nggak bisa desain booklet.”

Intan: “Tenang, Yonas kan jago ilustrasi dan desain. Nanti bisa saling membantu kalian.”

Yonas: “Iya, Jeff. Santai…”

Jeffry: “Oh ya? Baiklah, mohon bantuannya ya Nas saat mengerjakan desain. Aku masih newbie. Hehehe”

Yonas: “Tenang saja, nggak perlu khawatir. Kita semua akan saling membantu kalau ada yang kesulitan. Tinggal berkabar saja.”

Jeffry: “Oke.”

Intan: “Oke deh! Tugas-tugasnya sudah bisa dicicil dari sekarang ya, gais. Made, ayo kita riset-riset materinya terlebih dahulu.”

Made: “Ayo, kami berdua ke perpus dulu ya. Sampai ketemu lagi!”

Intan dan Made bergegas menuju perpustakaan untuk mencari referensi materi. Sedangkan Jeffry dan Yonas memutuskan untuk berdiskusi menentukan tema booklet yang sesuai dengan materi.