Awal keterlibatan saya dengan Program WARDAH INSPIRING TEACHERS terjadi tahun 2019 dimana saat itu saya masih sebagai Guru di Sekolah Cikal, toh sekarang bersama Kampus Guru Cikal pun saya masih berprofesi sebagai Pendidik dengan tambahan ketrampilan lainnya seperti Guru Pembuat Konten Video dan Pelatih Guru. Atas dasar willingness to learn yang berkelanjutan inilah pengembangan karir Guru saya terus berkembang dengan terlibat dalam berbagai forum pendidikan termasuk menjadi salah satu Pelatih peserta Program WARDAH INSPIRING TEACHERS.
Memasuki awal tahun 2020, Kampus Guru Cikal dan Wardah kembali akan menyelenggarakan program WIT dengan cakupan wilayah yang lebih masif lagi dan menjangkau 6 kota di 4 pulau yang berbeda di Indonesia. Kota-kota tersebut antara lain : Semarang, Malang, Makassar, Pontianak, Padang, Bekasi. Rapat - Rapat dan koordinasi dengan Komunitas Guru Belajar Nusantara Daerah imbas pun digelar intens, Panitia daerah dibentuk, Pelatih-Pelatih yang akan diturunkan dipilih sesuai kompetensi pun diputuskan, Grup-grup Whatsapp untuk koordinasi pun sudah dibentuk. Lalu apa yang terjadi? iya badai Pandemi Covid-19 menerpa, impian saya untuk bertemu Guru-Guru terpilih WIT 2020 di Daerah imbas secara langsung dipastikan tidak bisa dilakukan walaupun dengan protokol kesehatan. Kampus Guru Cikal dan Wardah kembali rapat memutuskan tetap menggelar program WIT 2020 dengan cara lain yaitu model pelatihan Daring.
Bukan Guru Merdeka Belajar namanya jika tidak memiliki cara untuk tetap dapat memberikan pelatihan bermakna di masa Pandemi ini. Kampus Guru Cikal sebagai lembaga pelatihan Guru yang ditunjuk oleh Wardah langsung melakukan strategi terkait model pelatihan daring yang akan di gelar. Dari kurang lebih 4000 Guru yang akan mengikuti pelatihan WIT sampai akhir tahun 2020, semua peserta di kelompokan kedalam beberapa angkatan / kelas. Sesi awal pelatihan WIT 2020 dimulai dengan Seminar, ada beberapa kali Seminar dan saya mendapat kesampatan untuk mengisi dua kali Seminar. Bagaimana pengalamannya? yang pasti tantangannya adalah deg degan ketika judul materi Seminar Menginspirasi Murid Belajar Di New Normal ditampilkan ke hadapan peserta Seminar.
"Sebelum melaju ke sesi selanjutnya saya ingin mengajak refleksi Bapak Ibu semua yang ada di sini tentang tantangan yang Bapak Ibu hadapi ketika mendampingi pembelajaran ditengah Pandemi Covid - 19" kata saya kepada peserta Seminar WIT 2020 yang di gelar pada tanggal 26 Juni 2020. Di sesi awal Seminar ini, Guru Guru banyak yang curhat mengenai kendala kendala yang mereka hadapi selama memberikan pembelajaran kepada Murid. Mulai dari kendala sinyal internet, kuota internet, orangtua yang tidak memiliki gawai dan pelibatan orangtua.
"Sebagai Pendidik saya pun merasakan hal yang sama seperti Bapak dan Ibu semua, jangankan di daerah, di Jakarta pun kadang persoalan sinyal yang kurang bersahabat pun kerap terjadi. Namun Guru #MerdekaBelajar adalah Guru yang adaptif Bapak dan Ibu, adaptif terhadap tantangan dan menjadikan situasi ini sebagai kesempatan untuk menerapkan cara cara baru dalam memberikan pengajaran"
"Ada Guru Titis di Sanggau, Kalimantan Barat yang kondisi Geografis daerahnya tidak merata untuk dijangkau sinyal internet. Namun apakah Guru Titis menyerah dengan keadaan? Tidak justru cara Guru Titis menginspirasi murid-muridnya sungguh diluar dugaan. Apa yang beliau lakukan Bapak ibu? beliau melibatkan teknologi baheula (jaman dahulu) yaitu radio untuk menyampaikan pelajaran kepada murid muridnya. Berkolaborasi dengan RRI di Sanggau Guru Titis membuktikan caranya dalam menginspirasi murid muridnya di masa Pandemi"
"Kolaborasi adalah kunci dimana Guru, Murid dan Orangtua terlibat bersama sama dalam penyampaian pembelajaran yang bermakna. Melibatkan orangtua dan murid dalam proses belajar dan refleksi bersama sama"
Dalam sesi Seminar WIT 2020 tahap 4 kami juga berkolaborasi dengan Alumni Wardah Inspiring Teacher 2019 yaitu Pak Fajar Kurnia Aji dari Yogyakarta. Di Sesi talkshow ini Pak Fajar menceritakan bagaimana beliau mengikuti program ini dan apa yang didapatkannya.
"Saya belajar memahami kebutuhan belajar murid di Sekolah saya yang baru, mengamati persoalan yang tidak dilakukan oleh Guru sebelumnya. Saya ingin anak anak memahami konsep dengan cara cara kontekstual seperti bagaimana cara menyampaikan pesan tentang Virus Corona kepada teman temanya dan masyarakat. Lalu lahirlah ide ide tentang ragam produk yang anak anak usulkan seperti poster dan video, dari ragam pilihan tersebut anak anak lebih merdeka dalam berkreasi dan hasilnya luarbiasa bermakna sekali."