MITIGASI BENCANA ALAM DAN PANDEMI

Mitigasi Bencana

IPA KELAS 8

Apakah kamu tahu jika Indonesia berada di salah satu daerah paling rawan bencana alam di dunia dan berisiko tinggi akan berbagai bahaya lho, termasuk banjir, gempa bumi, tanah longsor, tsunami, gunung berapi, dan topan. Selama 30 tahun terakhir, rata-rata ada 289 bencana alam yang signifikan per tahun dan rata-rata kematian tahunan sekitar 8.000 akibat bencana alam. Hal ini dikarenakan secara geografis Indonesia berada di cincin api pasifik yaitu jalur sepanjang samudra pasifik yang ditandai gunung berapi aktif. Selain itu, ternyata negara kita juga terletak diantara 3 lempeng aktif dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng hindia-australia dan lempeng pasifik. Oleh karena itu sejak dini mereka harus dipersiapkan untuk menghadapi bencana.

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Sebagian orang beranggapan bahwa bencana semata-mata karena takdir dari Allah. Namun, sesungguhnya bencana alam merupakan konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Faktor ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan kematian.

“Telah terjadi berbagai bencana di daratan dan di lautan yang terjadi karena ulah manusia….”

QS. ar-Rum: 41

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah ingin mengingatkan kepada manusia bahwa bencana yang terjadi di daratan di lautan merupakan akibat dari ulah manusia. Hal ini menunjukan bahwa bencana bukan inisiatif dari Allah, seperti menghukum, menguji, maupun memperingatkan umat manusia. Al-Qur’an menjelaskan secara teologis, bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam merupakan tindakan kekuasaan Tuhan. Sebagaimana yang disabdakan dalam Surat al-Hadid: 22-23

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lawh al-Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang telah diberikanNya kepadamu. Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan dirinya.”

Surat al-Hadid: 22-23

Adanya bencana sebagai musibah, ujian dan cobaan agar manusia mampu mengambil hikmah dari semua kejadian, sehingga derajat manusia akan meningkat di mata Allah dan kualitas hidup akan lebih baik dengan berbuat baik terhadap sesama. Manusia harus merasa “kecil” di mata Allah, karena mereka tidak mempunyai kekuatan apapun untuk menandingi kuasa Allah. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus selalu menjaga sesuatu yang sudah dititipkan oleh Allah sebagai sebagai sebuah amanah yang harus terus dijaga untuk keberlangsungan hidup manusia itu sendiri.

Banyaknya daerah rawan bencana di Indonesia dan pentingnya peningkatan upaya pengurangan risiko bencana merupakan landasan kuat bagi bangsa Indonesia untuk bersama-sama melakukan upaya tersebut secara terpadu dan terarah. Oleh sebab itu penting sekali untuk kita belajar mitigasi bencana.

Berbicara mengenai mitigasi bencana, apa yang kamu ketahui ketika mendengar kalimat mitigasi bencana? Mitigasi bencana adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk tindakan dalam mengurangi dampak suatu bencana yang dapat dilakukan sebelum bencana terjadi seperti kesiapan dan tindakan pengurangan resiko jangka panjang.