MITIGASI BENCANA ALAM DAN PANDEMI

Lapisan Gempa Bumi

IPA KELAS 8

Gempa bumi merupakan guncangan atau getaran dengan magnitude (kekuatan) bervariasi. Contohnya gempa di Donggala, Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 yang berkekuatan 7,7 SR dan dikawasan Tohoku wilayah timur Sendai Honshu, Jepang pada 11 Maret 2011 berkekuatan 9 SR. Gempa bumi berdasarkan penyebabnya dikelompokkan menjadi gempa tektonik, gempa vulkanik, gempa runtuhan dan gempa buatan.

Apa perbedaan dari setiap jenis gempa tersebut? Yuk kita simak bersama-sama uraian materi dibawah ini!

1) Gempa tektonik terjadi karena pergeseran kerak bumi. Pergeseran kerak bumi disepanjang bidang patahan menyebabkan guncangan yang merambat ke segala arah melalui materi-materi penyusun bumi.

2) Gempa vulkanik terjadi karena aktivitas vulkanisme (sebelum, saat maupun setelah gunung meletus). Magma keluar dari pipa-pipa gunung api menimbulkan getaran yang menyebar ke segala arah melalui material bumi (aktivitas gunung api dapat diprediksi manusia).

3) Gempa runtuhan (terban) disebabkan adanya runtuhan meliputi tanah longsor (rock fall), runtuhnya goa bawah tanah dan runtuhan didalam lubang tambang.

4) Gempa buatan terjadi karena aktivitas manusia di permukaan bumi. Contohnya peledakan buatan dalam proses pembuatan jalan tembus di pegunungan batu.

Berdasarkan kedalamannya, gempa bumi dibagi imenjadi gempa dangkal, gempa sedang dan gempa dalam. Besar kecilnya kekuatan gempa dapat diukur menggunakan seismograf. Dengan skala kekuatan gempa yang terkenal yaitu skala Richter. Gempa yang terjadi akibat pergeseran lempeng tektonik lebih berbahaya daripada gempa vulkanis, tanah longsor dan gempa buatan. Gerakan lempeng ini dikelompokkan menjadi 3 yaitu:

1. Pergerakan lempeng saling menjauh/menyebar (divergent plate boundaries)

Daerah perbatasan lempeng bergerak menjauh menyebabkan mekarnya dasar samudra dan terbentuknya punggung tengah samudra (mid-ocean ridge). Aktivitas vulkanisme terjadi dalam dasar laut menghasilkan lava basa berstruktur basalt.

2. Pergerakan lempeng saling mendekat (convergent plate boundaries)

Daerah lempeng bergerak saling mendekat sehingga terjadi patahan yang memudahkan timbulnya gunung api dan palung laut yang sejajar dengan perbatasan ini. Salah satu lempeng akan menjorok ke dalam disebut zona subduksi (subduction zone) yang mana merupakan daerah pusat gempa bumi karena selalu mengalami pergeseran. Pergerakan saling mendekat antar kerak samudra menyebabkan terbentuknya pegunungan vulkanik didasar laut dengan magma cair yang mengandung sedikit kuarsa (SiO₂).

3. Pergerakan lempeng saling berpapasan (transform plate boundaries)

Pergerakan saling berpapasan menyebabkan adanya aktivitas vulkanik yang lemah disertai gempa kecil. Contohnya patahan di San Andreas California dimana lempeng Amerika bergerak ke selatan dan lempeng Pasifik bergerak ke utara.

Pusat gempa di dalam bumi adalah garis atau daerah sepanjang patahan yang mengalami pergeseran. Pusat gempa disebut hiposentrum. Bagian permukaan bumi yang berada di atas hiposentrum adalah episentrum. Daerah yang sering dilanda gempa bumi adalah daerah sekitar jalur pegunungan Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediteran. Indonesia yang terletak di daerah pertemuan 3 lempeng yaitu lempeng Australia, lempeng Pasifik dan lempeng Eurasia. Para ahli dapat menentukan daerah rawan gempa sebagai langkah untuk mengurangi dampak/resiko gempa bumi dengan merancang bangunan tahan gempa. Bsarnya kekuatan gempa akan memengaruhi besarnya energi yang dilepaskan (semakin besar kekuatan gempa maka energi yang dilepaskan pun akan semakin besar). Sehingga kerusakan yang akan ditimbulkan akan semakin besar. Berdasarkan besar magnitude dan kerusakan yang ditimbulkan gempa dikategorikan menjadi 8 kategori yaitu mikro (dibawah 2), minor (2,0-3,9), ringan (4,0-4,9), sedang (5,0-5,9), kuat (6,0-6,9), major (7,0-7,9), great (8,0-9,9) dan massive (10,0+).

Pada tingkat nasional dan daerah, peringatan dini sebelum terjadi bencana dilakukan dengan membagi menjadi 3 bagian:

1) Operasional alat peringatan (oleh BMKG, BAKOSURTANAL dan BPPT)

2) Penyebaran informasi kesiapsiagaan dan pelatihan (oleh PEMDA, TNI AL, LIPI)

3) Pembuatan peta, jalur, rambu, sirine, shelter dan peta tata ruang (oleh PEMDA dan LIPI)

Dalam menyampaikan peringatan dini, BMKG membagi menjadi 4 tahap yaitu peringatan dini 1,2,3, dan 4. Tingkat peringatan dan saran yang dikeluarkan BMKG berdasarkan draft Pedoman Pelayanan Peringatan Dini Tsunami BMKG tahun 2010 yaitu awas (tinggi gelombang 3 m), siaga (tinggi gelombang 0,5-3 m) dan waspada (tinggi gelombang 0-0,5 m).