Pola lantai adalah bentuk posisi atau formasi pada seni tari. pola lantai dalam tari, dapat meresapi kekayaan seni ini sebagai bahasa yang mampu menghubungkan penari dan penonton, membangun cerita yang tak terlupakan, dan mengekspresikan keindahan dalam gerakan yang teratur dan estetis.
Pola lantai dibuat untuk memperindah pertunjukan dalam melakukan seni tari. Pola lantai juga menjadi sarana untuk menyampaikan emosi, konsep, atau tema yang ingin disampaikan oleh koreografer. Pentingnya pemahaman pola lantai terletak pada kemampuannya untuk memberikan struktur pada koreografi. Sebagai unsur esensial dalam seni tari, pola lantai menjadi landasan bagi penari untuk berkomunikasi dengan penonton melalui gerakan yang teratur, koheren, dan indah. Dengan adanya pola lantai membuat pertunjukan makin indah dan enak dinikmati. Maka itu, dalam pembuatan pola lantai ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti jumlah penari, ruangan atau panggung pertunjukan, dan gerak tari.
1. Agar penari tidak berbenturan dengan penari lainnya dan letaknya sinkron atau sesuai.
2. Untuk membedakan gerakan-gerakan antara seni tari satu dengan yang lainnya.
3. Untuk membuat tarian lebih menarik dan tidak membosankan.
4. Untuk membuat penari agar terlihat secara keseluruhan di depan para penonton.
5. Untuk menguasai panggung, sehingga tidak akan terjadi kekosongan atau ketakselarasan di panggung.
1. Memperkuat atau memperjelas gerakan-gerakan dari peranan tertentu.
2. Membantu memberikan tekanan atau kekuatan pada suatu tokoh tertentu yang ditonjolkan.
3. Menghidupkan karakteristik gerak dari keseluruhan pertunjukan tari.
4. Membentuk komposisi, menyesuaikan tari dengan bentuk ruang pertunjukan.
5. Untuk memperindah suatu tarian.
Pola lantai merupakan garis yang dilalui penari pada saat melakukan gerak tari. Dalam tarian, terdapat dua pola garis dasar pada lantai, yaitu garis lurus dan lengkung.
- Pola lantai garis lurus sering dijumpai pada pertunjukan tari tradisi di Indonesia. Pola lantai garis lurus dapat dilakukan pada jenis penyajian tari berpasangan atau kelompok. Pola garis lurus terdiri atas pola lantai horizontal, vertikal, dan diagonal. Pengembangan garis lurus pada pola lantai bisa menjadi pola zig-zag, segi tiga, segi empat, segi lima.
* Pola lantai vertikal memiliki pola lurus memanjang, bisa membentuk formasi lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya. Pola ini bisa dilakukan oleh penari lebih dari satu orang. Pola ini digunakan tarian klasik karena pola lantai yang satu ini melambangkan ikatan manusia dengan Tuhannya. Jadi, pola lantai ini memiliki arti magis, yang kuat dan mendalam.
* Sementara itu, pola lantai horizontal memiliki bentuk barisan, dengan posisi penari berjajar dari kiri ke kanan, atau berjajar dari kanan ke kiri. Pola lantai horizontal mempunyai arti yang melambangkan ikatan manusia satu dengan manusia yang lain.
* Sedangkan, pola lantai diagonal memiliki bentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri. Hal itu agar tarian terlihat lebih kukuh dan kuat. Tak hanya itu, pola lantai yang satu ini bisa membuat penari menjadi lebih indah, saat membawakan suatu tarian.
- Selain garis lurus, pola lantai dapat juga berbentuk garis lengkung. Garis melingkar atau melengkung tak hanya memberi kesan lembut, tetapi juga manis. Pola lantai dengan menggunakan garis lurus dan garis lengkung biasanya digunakan untuk tarian yang berhubungan dengan hal magis atau keagamaan. Selain itu, pola lantai garis lengkung banyak digunakan pada tari tradisional. Pola lantai dalam tari rakyat biasanya menggunakan campuran antara kedua pola lantai tersebut. Sedangkan garis lengkung bisa membentuk lingkaran, angka delapan, lengkung seperti busur yang menghadap ke depan dan belakang, dan lengkung ular.