Kelompok 4 :
Muhammad Kevin Putra Bery
Muhammad Adya Fadliansyah
Mifan Manik Kusumah
Tri Risti Deskiani
Zahra Qudratul Aini
Judul Jurnal : ANALISIS PENGENDALIAN RISIKO KECELAKAAN KERJA DI PT. TKR DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS
Nama Jurnal : Jurnal Manajemen Logistik dan Transportasi
Penulis : Intan Novita Dewi, Dimas Mukhlis Hidayat Fathurohman, Triantya Wahyu Wirati
Volume dan Halaman : Volume 9 Nomor 2, Halaman 30-37
Tanggal dan Tahun : 31 Agustus 2023
ABSTRAK
Kecelakaan kerja menimbulkan kerugian bagi pekerja dan juga bagi perusahaan. Kesehatan dan keselamatan pekerja, kerugian finansial perusahaan, hingga menurunnya produktivitas merupakan sebagian kecil kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja. PT. TKR telah mengalami 17 kecelakaan kerja pada tahun 2019-2021, terutama dibagian pekerjaan pekerjaan bongkar pasang mold dan pemotongan compound. Hasil penilaian dengan job safety analysis, didapatkan bahwa dari delapan tahapan pekerjaan tersebut terdapat satu tahapan pekerjaan dengan kategori risiko rendah, lima tahapan pekerjaan dengan kategori risiko medium dan dua tahapan pekerjaan dengan kategori risiko tinggi. Tahapan pekerjaan dengan risiko tinggi harus dilakukan pengendalian risiko untuk menurunkan risiko pekerjaan tersebut. Pengendalian risiko yang paling baik adalah eliminasi. Untuk tahapan pekerjaan memindahkan mold dari rak ke pallet mover dapat di eliminasi dengan mengganti proses manual dengan alat hand stacker. Sedangkan pada pekerjaan mengambil hasil potongan compound dapat di eliminasi dengan penambahan conveyor belt pada setelah proses pemotongan, sehingga dapat menghilangkan pekerjaan manual tersebut. Dengan dilakukannya eliminasi, diharapkan dapat nengurangi tingkat risiko yang tinggi pada pekerjaan serta mengurangi kecelakaan kerja.
LATAR BELAKANG
Jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia terus meningkat sejak tahun 2016. Pada tahun 2022, jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia sebanyak 265.334 kasus, jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2021 yaitu sebanyak 234.270 kasus (Syahrani, 2023). Kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat menyebabkan kerugian bagi pekerja maupun bagi perusahaan, salah satunya adalah menurunnya produktivitas pekerja (Fathimahhayati et al., 2019). Lingkungan kerja dan displin kerja berpengaruh terhadap K3, sedangkan keselamatan kerja berpengaruh terhadap kesehatan kerja. Berdasarkan hal tersebut, perusahaan perlu meningkatkan kondisi lingkungan kerja agar dapat meminimalisir kecelakaan kerja sehingga tercipta keselamatan kerja. Kemudian perusahaan perlu meningkatkan disiplin kerja setiap karyawannya agar tercipta kesehatan kerja (Saputra & Mahaputra, 2022). Dengan terciptanya K3 di tempat kerja, maka produktivitas di tempat kerja diharapkan akan meningkat (Mulyaningsih, 2020a).
METODOLOGI
Penelitian ini dilakukan di PT. TKR pada bulan April hingga Juni 2022. Penelitian berbentuk deskriptif kuantitatif, dimana metode ini menjelaskan penilaian risiko kecelakaan kerja di bagian produksi khususnya proses bongkar pasang mold dan pemotongan compound dengan metode Job Safety Analysis (JSA). Pengambilan data responden melalui wawancara dan observasi langsung di bagian produksi.
1. Job Safety Analysis
Metode yang difokuskan pada aktivitas kerja dengan tujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya sebelum terjadinya resiko. Metode ini melibatkan analisis yang berpusat pada koneksi antara pekerja, tugas yang diemban, peralatan yang digunakan, serta lingkungan kerja yang ada.
2. Hierarchy of Controls
Mengendalikan paparan bahaya di tempat kerja sangat penting untuk melindungi pekerja. Hirarki pengendalian risiko adalah cara untuk menentukan tindakan mana yang paling baik untuk mengendalikan paparan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecelakaan dengan tingkat keparahan ringan adalah tergelincir, tersandung dan tergores. Untuk kecelakaan dengan tingkat sedang adalah patah tulang, tertimpa benda dan luka bakar. Sedangkan untuk kecelakaan dengan tingkat berat adalah jari terpotong dan luka sobek. Dalam mengendalikan risiko, perusahaan dapat melakukan pengendalian administrasi yaitu seperti bekerja sesuai SOP, memberikan pelatihan proses kerja kepada pekerja, rotasi pekerjaan agar tidak terus terpapar substansi, membatasi akses ke area atau mesin yang berbahaya. Untuk mengendalikan risiko pekerjaan yang rendah, dapat dengan memastikan APD sesuai pekerjaan telah tersedia dan selalu digunakan oleh pekerja ketika berada area kerja.
KESIMPULAN
Penilaian pekerjaan bongkar pasang mold dan pemotongan bahan compound dengan job safety analysis pada delapan tahapan pekerjaan didapatkan bahwa tahapan dari pekerjaan tersebut memiliki satu tahapan pekerjaan dengan kategori risiko rendah (L), lima tahapan pekerjaan dengan kategori risiko medium (M) dan dua tahapan pekerjaan dengan kategori risiko tinggi (H). Pada tahapan pekerjaan dengan risiko tinggi, dilakukan pengendalian risiko dengan cara eliminasi risiko. Untuk tahapan pekerjaan dengan risiko medium dilakukan pengendalian risiko dengan cara pengendalian administrasi. Sedangkan untuk tahapan pekerjaan dengan risiko rendah dilakukan pengendalian risiko dengan cara penggunaan APD yang sesuai dengan pekerjaan tersebut. Dengan dilakukannya pengendalian risiko diharapkan dapat mengurangi tingkat risiko yang tinggi pada pekerjaan serta mengurangi kecelakaan kerja.