Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara lain dari kuantifikasi (V. Wiratna Sujarweni, 2014). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena data hasil observasi sabun adalah berupa angka.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Pada penelitian ini, metode penelitian eksperimen digunakan karena penelitian ini bertujuan untuk mencoba membuat suatu produk sabun dari bahan dasar lemak Tengkawang.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi terhadap percobaan pembuatan sabun yang kemudian dilanjutkan dengan serangkaian pengujian terhadap kadar air, stabilitas busa, kadar alkali bebas, pH, dan tegangan permukaan dengan langkah-langkah yang akan dijelaskan di poin langkah kerja. Menurut Syafnidawaty (2020), observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan cara mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung di lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi atau membuktikan kebenaran dari sebuah desain penelitian yang sedang dilakukan.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi berupa percobaan dan serangkaian pengujian terhadap produk sabun yang diteliti.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif. Menurut Khasanah (2021), analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis statistik yang bertujuan untuk memberikan deskripsi atau gambaran mengenai subjek penelitian berdasarkan data variabel yang diperoleh dari kelompok subjek tertentu. Dalam analisa deskriptif, data-data berupa angka diinterpretasikan dengan kalimat sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun berbahan dasar lemak Tengkawang adalah:
Hand blender
Gelas kimia
Erlenmeyer
Neraca digital
Cetakan sabun silikon
Kaki tiga
Pembakar bunsen
Kasa asbes
pH meter
Pipet tetes
Lemak Tengkawang
NaOH
Aquadest
Indikator phenolfthalein
Alkohol
HCl
Proses ini terbagi menjadi 2 langkah, yaitu penghitungan jumlah bahan dan pembuatan sabun.
3.7.1.1 Penghitungan Jumlah Bahan
Menurut Rahman (2011), bilangan penyabunan dari lemak Tengkawang adalah 190,74 mg/g. Sabun akan dibuat menggunakan lemak Tengkawang sebanyak 100 gram. Maka dari itu, perhitungan dari jumlah bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Penghitungan NaOH yang diperlukan
Penghitungan NaOH dapat dilakukan dengan rumus:
Jumlah NaOH = (100%-% superfat) ✕ (jumlah lemak) ✕ (bilangan penyabunan)
Maka,
Jumlah NaOH = 95% ✕ 100 ✕ 190,74
= 18120,3 mg atau ≈ 18,1 gram NaOH
Keterangan: Dalam pembuatan sabun kali ini, dilakukan superfatting sebesar 5%, dengan tujuan untuk memastikan bahwa semua NaOH habis bereaksi dengan lemak.
Penghitungan air yang diperlukan
Jumlah air yang diperlukan dalam pembuatan sabun kali ini adalah 2 kali jumlah dari NaOH yang diperlukan. Maka dari itu, air yang dibutuhkan adalah sebanyak 36,2 gram.
3.7.1.2 Pembuatan Sabun
Adapun langkah pembuatan sabun adalah sebagai berikut:
Air ditimbang sebanyak 36,2 gram dengan neraca digital.
NaOH ditimbang sebanyak 18,1 gram dengan neraca digital.
NaOH dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk hingga larut seluruhnya.
Larutan NaOH didiamkan sampai berwarna bening.
Lemak Tengkawang sebanyak 100 gram dilelehkan.
Larutan NaOH dimasukkan ke dalam lemak Tengkawang.
Campuran larutan NaOH dan lemak Tengkawang diemulsifikasikan dengan hand blender sampai mengental.
Sabun dituangkan ke dalam cetakan.
Sabun didiamkan sampai mengeras.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sudiarni (2015), oven microwave dapat digunakan untuk mengeringkan bahan makanan. Karena keterbatasan, peneliti menggunakan oven microwave sebagai alternatif pengganti lemari pengering.
5 gram sabun ditimbang.
Sampel sabun dimasukkan ke dalam cawan porselen yang sebelum sudah ditimbang beratnya saat kosong.
Dimasukkan ke dalam oven microwave selama 30 detik.
Kadar air dihitung dengan rumus
KA = (W1-W2 / W) x 100%
Keterangan:
W1 = berat botol timbang (dengan berat yang diketahui pasti) + sampel sebelum dikeringkan
W2 = berat botol timbang (dengan berat yang diketahui pasti) + sampel setelah dikeringkan
W = berat sampel
Alkohol sebanyak 100 ml didihkan pada Erlenmeyer 250 ml.
0,5 ml Indikator phenolfthalein ditambahkan.
Didinginkan sampai suhu 70°C.
Dinetralkan dengan KOH 0,1 N dalam alkohol.
5 gram sabun ditambahkan kemudian ditambahkan batu didih, dipasang pendingin tegak dan dipanaskan agar cepat larut di atas penangas air, dan dididihkan selama 30 menit.
Apabila larutan tidak bersifat alkalis (tidak berwarna merah), larutan didinginkan sampai suhu 70°C dan titran dengan larutan HCl 0,1 N dalam alkohol, sampai warna merah tepat hilang.
Kadar alkali bebas dihitung dengan rumus
% alkali bebas = ((V × N × 0,04)/g contoh) × 100%
Keterangan:
V = volume titrasi HCl (ml)
N = normalitas HCl (N)
Sabun sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam 50 ml aquadest dalam gelas kimia.
Dikocok dengan hand blender selama 1 menit lamanya.
Diukur tinggi busa yang telah terbentuk dengan penggaris (tinggi busa awal).
Didiamkan selama 1 jam.
Tinggi busa yang tersisa diukur (tinggi busa akhir).
Stabilitas busa dihitung dengan rumus:
Stabilitas Busa = 100% - (% busa yang hilang)
Busa yang hilang = ((tinggi busa awal − tinggi busa akhir)/tinggi busa awal)×100%
Sampel dihaluskan sebanyak 1 gram, kemudian dilarutkan dengan aquadest.
pH larutan diukur menggunakan pH-meter yang telah dikalibrasi.
Didiamkan beberapa saat hingga mendapatkan nilai pH yang konstan atau tetap.
Klip kertas trigonal disiapkan.
2 buah wadah disiapkan.
100 ml air dimasukkan ke dalam wadah pertama.
100 ml air + 1 gram sabun Tengkawang dimasukkan ke dalam wadah kedua, kemudian diaduk sampai larut.
Klip kertas diletakkan ke permukaan air wadah pertama, diamati apakah mengapung atau tidak.
Klip kertas diambil, kemudian diletakkan ke permukaan air wadah kedua, diamati apakah mengapung atau tidak.