Sabun merupakan suatu produk yang esensial dalam kehidupan masyarakat karena sabun digunakan sebagai agen sanitasi dan pembersih. Sabun biasanya digunakan untuk membersihkan barang-barang sehari-hari (seperti peralatan makan dan pakaian) dan membersihkan diri. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2004-2009 mengenai data produksi, konsumsi, impor, dan ekspor sabun, konsumsi sabun oleh masyarakat Indonesia pada tahun 2004 adalah sebesar 55.832,930 ton. Angka ini terus meningkat sampai tahun 2009, hingga mencapai sebesar 101.631,090 ton (BPS, 2009). Sabun adalah senyawa kimia yang dibuat melalui proses saponifikasi lemak. Saponifikasi merupakan reaksi hidrolisis yang melibatkan Natrium Hidroksida (NaOH) atau Kalium Hidroksida (KOH) untuk memutus rantai trigliserida. Bahan dasar pembuatan sabun adalah lemak atau minyak, salah satunya lemak Tengkawang.
Tengkawang merupakan salah satu flora endemik khas Kalimantan Barat yang termasuk ke dalam genus Shorea. Tengkawang biasanya tumbuh pada daerah dengan ketinggian 5 - 1.000 m dpl dan beriklim tropika basah, dan menyukai daerah yang bertanah liat, berpasir maupun berbatu yang digenangi atau tidak digenangi air. Tengkawang biasanya berbunga pada bulan September - Oktober dan masak buahnya pada bulan Januari - Maret, serta berbuah lebat setelah kemarau panjang (Anonim,1986).
Tengkawang biasanya diekspor ke Malaysia melalui perbatasan dalam bentuk bahan mentah, yaitu buah Tengkawang yang sudah melalui proses pengeringan maupun pengasapan (Hakim
et al. 2010; Fajri & Fernandes 2015). Hal ini sangat disayangkan karena nilai komoditas ini akan jauh lebih tinggi jika buah tersebut diolah terlebih dahulu menjadi lemak. Hal ini disebabkan oleh karena lemak Tengkawang memiliki titik leleh yang lebih tinggi daripada lemak nabati lain, yaitu antara 34-39 °C (Winarni et al. 2004).
Lemak Tengkawang memiliki kandungan asam stearat dan asam oleat yang tinggi. Asam stearat dan asam oleat berkhasiat untuk mengatasi masalah kulit yang disebabkan oleh kurangnya kelembaban pada kulit.
Melihat manfaat dari lemak Tengkawang, penulis tertarik untuk mengajukan judul penelitian “Pemanfaatan Lemak Tengkawang (Shorea stenoptera) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Sabun “.
1.2.1 Apakah lemak Tengkawang dapat dibuat menjadi sabun dan sabun seperti apa yang dihasilkan?
1.2.2 Apakah kadar air, kadar alkali bebas, stabilitas busa, dan pH dari sabun dengan bahan dasar lemak Tengkawang memenuhi standar SNI dan ASTM?
1.2.3 Bagaimana pengaruh sabun dengan bahan dasar lemak Tengkawang terhadap tegangan permukaan air?
1.3.1 Mengetahui potensi lemak Tengkawang sebagai bahan baku pembuatan sabun dan sabun seperti apa yang dihasilkan.
1.3.2 Mengetahui pemenuhan kadar air, kadar alkali bebas, stabilitas busa, pH, dan tegangan permukaan dari sabun dengan bahan dasar lemak Tengkawang terhadap standar SNI dan ASTM.
1.3.3 Mengetahui pengaruh sabun dengan bahan dasar lemak Tengkawang terhadap tegangan permukaan air.
1.4.1 Bagi penulis : Penulis dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam pembuatan sabun, serta dapat memenuhi syarat kelulusan SMA Santu Petrus Pontianak.
1.4.2 Bagi masyarakat : Dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai jual sehingga dapat membantu masyarakat yang berada di daerah yang kaya akan komoditas Tengkawang.