MODUL 1.2
NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK
DARIYANTO, S.Pd. - SMP NEGERI 6 AMBARAWA SATU ATAP
NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK
DARIYANTO, S.Pd. - SMP NEGERI 6 AMBARAWA SATU ATAP
MULAI DARI DIRI
NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK (MODUL 1.2)
1. Peristiwa yang terjadi
- Hal negative : sering diejek teman “cah penyakiten” (jawa, artinya anak sakit-sakitan) karena memang saat kelas 3 SD saya sering sakit bahkan sakit tifus sampai 2 bulan.
- Hal positif : Menjadi juara 1 tingkat kecamatan Jambu tahun 1992 lomba mata pelajaran matematika
2. Yang terlibat dalam peristiwa tersebut
- Hal negative : teman-teman sekelas, kakak kelas, guru, orang tua
- Hal positif : beberapa teman sekelas, guru, orang tua
3. Dampak emosi yang dirasakan
- Hal negative : jengkel, marah, sedih, kecewa, benci
- Hal positif : gembira, senang, optimis, percaya diri
4. Alasan momen dimasa sekolah masih dirasakan dan masih mempengaruhi sampai sekarang
Momen-momen yang terjadi di masa sekolah akan terus diingat karena pada masa sekolah kinerja otak manusia sedang berkembang. Setiap pengalaman atau kejadian akan membentuk jalinan informasi ke dalam otak. Selain hal tersebut, pada masa sekolah (7-21 tahun) emosi masih labil sehingga mepengaruhi impuls yang kita berikan saat menghadapi suatu momen atau kejadian
5. Pelajaran hidup yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya
Peran guru jika dikaitkan dengan trapesium usia adalah guru harus bisa menuntun siswa menuju tujuan pendidikan, bukan mendominasi arah dan tujuan siswa. Pada momen negatif yang saya alami, peran guru sepertinya tidak tampak karena tidak ada tindakan membela saat saya diejek oleh teman-teman. Akan tetapi, sebenarnya guru sangat berperan. Ketika saya menghadapi ejekan, beliau menuntun dengan cara membesarkan hati saya bahwa saya pasti bisa menghadapinya. Beliau tidak langsung menindak pelaku di hadapan saya. Dan hal ini memberikan pengalaman belajar bagi saya bagaimana menghadapi gangguan dalam hidup. Pada momen positif yang saya alami, guru sangat berperan. Kesuksesan dalam memenangkan lomba merupakan hasil bimbingan guru, terlepas dari usaha saya dalam belajar dan berlatih. Melihat pengalaman hidup saya, guru berperan dalam berbagai ingatan siswa baik positif maupun negatif.
6. menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru, dalam 1 atau 2 kalimat menggunakan kata-kata: "guru", "murid", "belajar", "makna", "peran".
Dari pengalaman hidup saya dengan melihat trapesium hidup, guru sebaiknya mengoptimalkan peran untuk menuntun murid baik dalam pembelajaran maupun belajar mengembangkan karakter yang baik. Guru sebaiknya menjadi tauladan agar dapat meninggalkan kesan dalam diri murid yang berpengaruh pada kehidupannya. Selain itu guru sebaiknya melaksanakan belajar yang bermakna bagi murid
Tugas 2 Nilai dan peran guru penggerak menurut saya
1. Apa nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya?
- Memiliki motivasi untuk berinovasi dalam pembelajaran agar belajar yang menyenangkan
- Mampu bekerja dengan tim
- Selalu berusaha untuk mencari solusi ketika mengalami kendala dalam pembelajaran
2. Apa peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya?
- Sebagai guru saya berusaha mengkondisikan pembiasaan perilaku yang baik dengan cara memberikan keteladanan. Contohnya membiasakan berdo’a sebelum memulai pembelajaran
- Dengan rekan guru saya berusaha berbagi praktik pembelajaran baik (pembelajaran yang menyenangkan) agar ditiru dan dievaluasi oleh rekan guru
- Pada komunitas sekolah saya berusaha membuka ruang diskusi positif dan kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
EKSPLORASI KONSEP MODUL 1.2
Salah satu nilai GP yang telah membantu saya dalam melayani murid saya dengan lebih baik adalah inovatif. Melihat kondisi lingkungan masyarakat pedesaan di dekitar sekolah dengan kesadaran akan pentingnya pendidikan masih rendah dan keyakinan mereka bahwa "ora sekolah iso sugih" (jawa: tidak sekolah tetap bisa kaya), guru perlu banyak cara dan setrategi dalam proses pembelajaran agar anak mau sekolah. Terutama pelajaran matematika yang menurut anak-anak membosankan. Saya mencoba memberikan pelajaran matematika dengan mengaitkan di kehidupan sehari-hari. Contoh pada pembelajaran luas bangun datar, anak-anak langsung mengukur sawah yang ada di sekitar sekolah untuk dicari luasnya. Dengan belajar di luar kelas ternyata anak-anak lebih antusias dibandingkan belajar di dalam kelas yang hanya belajar konsep.
Contoh kegiatan penerapan peran guru penggerak
keteladanan kepada murid dengan datang lebih awal
memberi contoh pembelajaran yang menyenangkan
Mengajak warga sekolah (kepsek, guru, karyawan, dan warga sekitar) untuk berdiskusi demi kemajuan sekolah
Menjalin hubungan baik dengan orang tua siswa
Diskusi dengan rekan guru untuk praktik baik dalam pembelajaran
ikut aktif dalam kegiatan MGMP
memberikan kesempatan kepada murid untuk bergantian memimpin do'a atau menyanyikan Indonesia Raya
membentuk kelompok-kelompok belajar, dan anak menentukan tugas masing-masing melalui diskusi
Mendorong teman guru untuk ikut pelatihan agar dapat memperbaharui ilmu
mengajak rekan guru untuk selalu berinovasi dalam pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan
KONEKSI ANTAR MATERI
MODUL 1.1 DAN MODUL 1.2
Setelah saya menjalani pembelajaran dari modul 1.1. hingga modul 1.2. ini, berikut adalah hal yang menjadi pembelajaran bagi saya (model refleksi 4P)
1. Peristiwa
Bagi saya selama pembelajaran modul 1.1 dan modul 1.2 yang paling berkesan adalah dalam pendidikan hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sehingga kita bukan lagi menuntut tetapi lebih pada “menuntun” anak-anak didik. Pembelajaran harus memerdekakan murid bukan memaksa murid untuk mengikuti gurunya.
Kaitan antara modul 1.1 dan 1.2 menurut saya bahwa untuk dapat mewujudkan pembelajaran yang memerdekakan murid, seorang guru harus memiliki nilai-nilai guru penggerak yaitu berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif.
2. Perasaan
Selama mengikuti pembelajaran modul 1.1 dan 1.2 saya merasa terlalu sedikit ilmu yang saya dapatkan sebagai modal menjadi seorang guru yang dapat “menuntun dan memerdekakan” murid. Masih banyak yang harus saya pelajari untuk dapat mengajar yang berpihak pada murid.
3. Pembelajaran
Sebelum mempelajari modul 1.1 dan modul 1.2 dalam pembelajaran saya lebih cenderung menuntut. Sebagai contoh agar anak dapat menguasai materi pelajaran, saya meminta anak-anak untuk memperhatikan penjelasan saya dengan duduk tenang kemudian mengerjakan soal-soal latihan. Ini semua terjadi karena masih rendahnya pemahaman saya tentang psikologi anak dan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang guru (guru penggerak). Dari modul 1.1 dan modul 1.2 inilah saya jadi tahu tentang tahap perkembangan anak dan nilai-nilai yang harus dimiliki seorang guru yaitu berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif. Dengan terpatrinya nilai-nilai tersebut di dalam diri seorang guru, akan mewujudkan pembelajaran yang memerdekakan murid.
4. Penerapan
Setelah memepelajari modul 1.1 dan modul 1.2 saya akan mencoba menanamkan dalam diri akan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang guru dan akan berusaha mempraktekan dalam kelas, terutama berpihak pada murid. Karena dengan berpihak pada murid maka akan muncul pula dalam diri nilai “inovatif”, selalu menciptakan hal baru agar pembelajaran menyenangkan. Untuk mencapai tujuan tersebut pastinya harus dibarengi dengan “mandiri, reflektif, dan kolaboratif”. Selain terus mengupdate ilmu yang dimiliki, juga harus merefleksi diri setelah palaksanaan pembelajaran. Dan untuk menlai hasilnya dapat meminta anak didik dan teman sejawat untuk memberikan masukan agar pembelajaran lebih menyenangkan (kolaboratif).
Kedepan saya akan berusaha menanamkan nilai-nilai tersebut secara bertahap. Karena untuk melakukan perubahan dari kebiasaan yang sudah berjalan pastinya membutuhkan waktu dan niat yang tulus dari dalam diri.