REFLEKSI DUA MINGGUAN KE-1
18 Mei 2022 s/d 28 Mei 2022
Facts (Peristiwa)
Setelah menunggu hampir sebulan lamanya dari diumumkan nama-nama yang lolos untuk mengikuti Pendidikan guru penggerak, maka tiba saatnya untuk mengikuti pembukaan Pendidikan guru penggerak Angkatan 5 hari Rabu 18 Mei 2022. Awal pembukaan pendidikan guru penggerak membuat hati saya berdebar-debar, akibat dari bercampurnya rasa bahagia bisa ikut Pendidikan guru penggerak dan rasa takut mampukah mengikuti pendidikan yang akan berjalan selama 6 bulan kedepan. Bagi diri saya mengikuti Pendidikan guru penggerak adalah sebuah tantangan tersendiri untuk meluruskan niat belajar demi ikut andil dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Perlu diketahui bahwa disadari atau tidak disadari sesungguhnya seorang pendidik berada di garda terdepan dalam yang ikut menentukan arah dan kemajuan pendidikan di Indonesia.
Saat ini pendidikan guru penggerak Angkatan 5 Kab.Semarang sudah berjalan selama dua minggu. Adapun untuk kegiatan yang sudah berjalan berupa lokakarya 0 di hotel Kusma Bandungan tanggal 21 Mei 2022, vicon bersama fasilitator, vicon bersama instruktur, kolaborasi dengan calon guru penggerak lainnya, tugas mandiri melalui LMS, dan pendampingan individu dengan pengajar praktik. Dari kegiatan tersebut banyak ilmu dan pengalaman baru yang bisa saya dapatkan.
Dalam Pendidikan guru penggerak Angkatan 5 yang sudah berjalan selama 2 minggu ini ada beberapa hambatan yang saya alami, diantaranya harus dapat membagi waktu antara pendidikan guru penggerak dengan tugas utama mengajar di sekolah. Selain itu sebagai warga masyarakat di daerah pedesaan yang masih mengutamakan gotong royong dalam setiap kegiatan di kampung adalah tantangan tersendiri bagi saya untuk mengikuti vicon pada sore hari, namun tetap dapat ikut partisipasi kegiatan di masyarakat. Memang di awal-awal kegiatan saya merasa agak kerepotan, namun lambat laun akhirnya dapat teratasi dengan melakukan kegiatan melihat skala prioritas.
Feelings (Perasaan)
Di awal pendidikan guru penggerak membuat hati saya berdebar-debar, akibat dari bercampurnya rasa bahagia bisa ikut pendidikan guru penggerak, dan rasa takut mampukah mengikuti pendidikan yang akan berjalan selama 6 bulan kedepan.
Selama pelaksanaan Pendidikan guru penggerak dua minggu ini berbagai macam perasaan yang saya rasakan. Saya merasa senang dan bangga karena diantara beribu-ribu yang ikut seleksi saya termasuk yang berkesempatan mengikuti Pendidikan guru penggerak. Namun disis yang lain saya juga merasa takut tidak dapat mengikuti dengan baik, bahkan terkadang muncul rasa minder karena melihat teman-teman calon guru penggerak yang lain ternyata hebat-hebat.
Findings (Pembelajaran)
Materi pendidikan calon guru penggerak modul 1.1 diawali dengan telaah kritis refleksi pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara, ada beberapa tulisan sebagai bahan telaah calon guru penggerak, yakni poin-poin pemikiran kritis Ki Hajar dewantara terkait pendidikan dari masa kolonialisme hingga memasuki masa perjuangan kemerdekaan dan sampai sekarang.
Selama ini yang saya ketahui tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara hanya “ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”. Ternyata setelah mempelajari modul 1.1 ada banyak pemikiran Ki Hajar Dewantoro yang belum saya ketahui sebelumnya. Diantaranya hakikat pengajaran dan Pendidikan yang bersifat “menuntun” bukan menuntut, Pendidikan harus sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, pendidikan yang menghamba kepada siswa, dan pendidikan yang memerdekakan anak.
Selain tambahan ilmu tentang pemikiran Ki Hajar Dewantoro, tugas yang beranekaragam mulai dari tugas melalui LMS, menulis di blog, sampai mempublikasikan video membuat saya terdorong untuk belajar teknologi informasi. Ternyata selama ini saya sudah tertinggal jauh terkait dengan perkembangan teknologi informasi.
Future (Penerapan)
Dari kegiatan Pendidikan guru penggerak yang baru berjalan dua minggu, ada 3 hal penting yang saya dapatkan.
1. Saya dapat mengatur waktu dengan baik, agar kegiatan dapat berjalan dengan berdampingan tanpa ada yang ditinggalkan baik sebagai calon guru penggerak, sebagai guru di sekolah, dan sebagai anggota masyarakat.
2. Saya lebih terbuka dengan segala hal baru yang berdampak positif terhadap diri saya baik sebagai individu dan pendidik. Karena ilmu pengetahuan senantiasa berkembang, terutama teknologi informasi jika kita tidak mau belajar dan mengikuti perkembangan tentunya akan semakin tertinggal.
3. Dengan belajar tentang pemikiran Ki Hajar Dewantoro dapat membuka pikiran saya bahwa pelaksanaan pembelajaran yang saya lakukan selama ini masih jauh dari hakikat pembelajaran dan Pendidikan. Selama ini hanya mengejar target penyampaian materi yang terkadang tanpa elihat kondisi murid. Kedepan saya akan berusaha untuk berinovasi agar dapat terlaksananya pembelajaran yang menyenangkan dan memerdekakan anak.
REFLEKSI DUA MINGGUAN KE-2
30 Mei 2022 s/d 11 Juni 2022
Facts (Peristiwa)
Saat ini pendidikan guru penggerak Angkatan 5 Kab.Semarang sudah berjalan selama empat minggu. Adapun untuk kegiatan yang sudah berjalan berupa vicon bersama fasilitator, vicon bersama instruktur, kolaborasi dengan calon guru penggerak lainnya, tugas mandiri melalui LMS pada modul 1.2 tentang nilai-nilai dan peran guru penggerak, dan lokakarya 1 di SMK Negeri 1 Bawen tanggal 11 Juni 2022.
Pada minggu ke-3 dan minggu ke-4 ini ada beberapa hambatan yang saya alami dalam mengikuti pendidikan guru penggerak, terutama dengan kegiatan sekolah yang memasuki penilaian akhir tahun. Kebetulan dalam kepanitiaan penilaian akhir tahun saya sebagai seksi nilai yang harus mempersiapkan format perhitungan nilai rapot, mempersiapkan format rapot untuk dicetak karena sekolah belum menggunakan e-rapot, ditambah lagi tugas tambahan sebagai urusan kesiswaan yang harus merencanakan kegiatan anak-anak setelah selesai penilaian akhir tahun.
Namun dengan banyaknya agenda sekolah dan tugas-tugas saya di sekolah, menantang diri saya untuk dapat berpikir cepat dan membagi waktu dengan tepat agar semua selesai sesuai rencana.
Hambatan lainnya yaitu belum bisa menerapkan apa yang saya pelajari pada modul 1.2 karena pembelajaran di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap mulai pelaksanaan penilaian akhir tahun hari kamis 2 Juni 2022.
Feelings (Perasaan)
Selama mengikuti pembelajaran modul 1.2 saya merasa terlalu sedikit ilmu yang saya dapatkan sebagai modal menjadi seorang guru yang dapat “memerdekakan” murid atau pembelajaran yang berpihak pada murid. Walaupun sebetulnya sudah ada beberapa nilai guru penggerak yang sudah ada dalam diri saya, namun masih banyak yang harus saya pelajari untuk dapat mengajar yang berpihak pada murid.
Findings (Pembelajaran)
Sebelum mempelajari modul 1.2 dalam pembelajaran saya lebih pembelajaran berpusat pada guru. Sebagai contoh agar anak dapat menguasai materi pelajaran, saya meminta anak-anak untuk memperhatikan penjelasan saya dengan duduk tenang kemudian mengerjakan soal-soal latihan. Ini semua terjadi karena masih rendahnya pemahaman saya tentang nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang guru (guru penggerak). Dari modul 1.2 inilah saya jadi tahu tentang tahap perkembangan anak dan nilai-nilai yang harus dimiliki seorang guru yaitu berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif. Dengan terpatrinya nilai-nilai tersebut di dalam diri seorang guru, akan mewujudkan pembelajaran yang memerdekakan murid.
Saya akhirnya memahami bahwa nilai dan peran guru penggerak merupakan hal yang sangat penting untuk diimplementasikan guna mewujudkan merdeka belajar dan Profil Pelajar Pancasila.
Future (Penerapan)
Setelah memepelajari modul 1.2 saya akan mencoba menanamkan dalam diri akan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang guru dan akan berusaha menjadi guru yang selalu inovatif dalam pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan (berpihak pada murid). Untuk mewujudkan hal itu langkah awal yang saya ambil adalah dengan menambah ilmu atau selalu mengupdate ilmu yang saya miliki melalui ikut dalam pelatihan-pelatihan tentang pendidikan ataupun dengan cara kolaborasi dengan teman sejawat untuk saling memberi masukan tentang pembelajaran baik.
REFLEKSI DUA MINGGUAN KE-3
01 Agustus 2022 s/d 13 Agustus 2022
Facts (Peristiwa)
Kegiatan pelatihan calon guru penggerak libur satu bulan lebih karena pergantian instansi pelaksana yaitu dari P4TK Matematika Yogyakarta dipindahkan ke BBGP Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan baru dimulai kembali Senin 1 Agustus 2022 dengan materi modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak. Karena terlalu lama libur, maka kegiatan-kegiatan di awal terasa berat. Adapun untuk kegiatan yang sudah berjalan berupa vicon bersama fasilitator, vicon bersama instruktur, kolaborasi dengan calon guru penggerak lainnya, tugas mandiri melalui LMS pada modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak.
Pada minggu ke-5 dan minggu ke-6 kegiatan pelatihan calon guru penggerak ini ada beberapa hambatan yang saya alami, terutama dengan kegiatan sekolah yang harus mempersiapkan peringatan HUT-RI ke-77. Kebetulan saya sebagai urusan kesiswaan harus bisa membagi waktu kapan dapat membuka LMS untuk membaca dan mengerjakan tugas yang ada. Salah satu tugas urusan kesiswaan dalam rangka peringatan HUT RI ke-77 adalah mempersiapkan anak-anak untuk ikut pawai di kecamatan yang direncanakan Sabtu 20 Agustus 2022, dan ditambah lagi harus mempersiapkan anak-anak untuk bertugas sebagai pasukan pengibar bendera untuk upacara di tingkat Desa. Belum lagi harus mengikuti pelatihan pembuatan buku pendamping buku kurikulum merdeka selama 3 hari mulai Rabu 10 Agustus 2022 sampai Jum’at 12 Agustus 2022.
Namun dengan banyaknya agenda sekolah dan tugas-tugas saya di sekolah, menantang diri saya untuk dapat berpikir cepat dan membagi waktu dengan tepat agar semua selesai sesuai rencana.
Hambatan lainnya berasal dari diri sendiri. Setelah berlangsung selama satu bulan pelatihan calon guru penggerak, pelatihan dihentikan 1,5 bulan karena pergantian instansi yang menangani. Hal ini membuat semangat pada diri sendiri agak sedikit kendor untuk mengikuti pelatihan calon guru penggerak. Sehingga harus dapat memotivasi diri sendiri dengan mengingat tujuan awal saat mendaftarkan calon guru penggerak.
Feelings (Perasaan)
Selama mengikuti pembelajaran modul 1.3 tentang visi guru penggerak saya merasa banyak ilmu baru yang saya dapatkan, yang dapat saya jadikan modal untuk merancang visi sekolah dimana selama ini saya selalu diminta untuk membuat rancangan visi (jika visi sekolah sebelumnya sebagian sudah terlaksana), sebelum dibahas bersama antara pihak sekolah dengan komite sekolah. Kebetulan visi sekolah sudah hampir 4 tahun belum diubah dan untuk visi saat ini belum sepenuhnya memasukkan profil pelajar Pancasila karena visi masih mengacu pada kurikulum 2013. Dengan pemberlakuan kurikulum merdeka pada tahun ini di SMPN 6 Ambarawa pada siswa kelas VII, maka visi perlu adanya perubahan dengan memasukkan profil pelajar Pancasila.
Findings (Pembelajaran)
Setelah mempelajari modul 1.3 ternyata untuk menentukan sebuah tujuan pendidikan yang berupa visi harus bisa memetakan kekuatan yang ada baik dari dirinya sendiri maupun lingkungan di sekitarnya. Visi menjadi penunjuk arah yang akan menuntun ke mana guru akan melangkah. Adapun sebagai acuan untuk mewujudkan impian, manajemen perubahan yang bisa diterapkan adalah inkuiri apresiatif (IA) dengan tahapan BAGJA yang terdiri dari Buat Pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur Eksekusi.
Future (Penerapan)
Setelah memepelajari modul 1.3 saya akan mencoba untuk mewujudkan mimpi yang saya tuangkan dalam visi diri maupun visi sekolah untuk perubahan menuju pendidikan yang lebih baik untuk menanamkan karakter profil pelajar Pancasila dalam suasana merdeka belajar dengan pembelajaran yang berpihak pada murid. Minimal saya akan mencoba melaksanakan pernyataan prakarsa perubahan yang saya ambil dari visi:
TERWUJUDNYA GENERASI BERIMAN DAN BERTAQWA MELALUI PEMBIASAAN SETIAP PAGI DAN KAJIAN KEAGAMAAN
Kedepan saya akan mengajak seluruh warga sekolah untuk duduk bersama merancang dan menyusun visi sekolah yang berpihak pada murid dan menanamkan profil pelajar Pancasila.
REFLEKSI DUA MINGGUAN KE-4
15 Agustus 2022 s/d 27 Agustus 2022
Facts (Peristiwa)
Pada minggu ke-5 dan minggu ke-6 kegiatan pelatihan calon guru penggerak terhitung mulai Senin 15 Agustus 2022 dengan materi modul 1.4 tentang Budaya Positif. Adapun untuk kegiatan yang sudah berjalan berupa vicon bersama fasilitator, vicon bersama instruktur, kolaborasi dengan calon guru penggerak lainnya, tugas mandiri melalui LMS, dan post test sebagai akhir dari pembelajaran modul 1.
Pada modul 1.4 ini dipelajari beberapa materi yaitu:
Disiplin positif
Teori motivasi, hukuman, dan penghargaan
Keyakinan kelas
Kebutuhan dasar manusia yang terdiri dari cinta dan kasih sayang, kekuasaan, kebebasan, dan kesenangan,
Restitusi yang teridi dari 2 materi:
a. Lima posisi kontrol yaitu penghukum, membuat orang lain merasa bersalah, teman, pemantau dan manager;
b. Segitiga restitusi untuk langkah-langkah penanganan masalah siswa yang terdiri dari 3 tahap yaitu menstabilkan identitas, validasi tindakan dan menanyakan keyakinan kelas
Ada beberapa hambatan yang saya alami, terutama dengan kegiatan sekolah yang harus mempersiapkan peringatan HUT-RI ke-77. Kebetulan saya diberi tambahan tugas sebagai urusan kesiswaan harus bisa membagi waktu kapan dapat membuka LMS untuk membaca dan mengerjakan tugas yang ada.
Salah satu tugas urusan kesiswaan dalam rangka peringatan HUT RI ke-77 adalah mempersiapkan anak-anak dalam mengikuti kegiatan peringatan HUT RI ke-77. Untuk tahun ini banyak agenda yang dilaksanakan setelah 2 tahun tidak ada kegiatan (dilakukan secara daring). Karena tingkat Desa Pasekan mengadakan puncak acara HUT RI ke-77 dalam bentuk upacara bendera tingkat Desa Pasekan, maka persiapan anak-anak dalam berpartisipasi kegiatan tersebut butuh kerja ekstra. Sebanyak 24 anak bertugas untuk pasukan pengibar bendera,dimana untuk melatih PBB kepada mereka butuh kesabaran dan waktu yang lama karena hampir 2 tahun mereka tidak tersentuh pendidikan tentang PBB. Sebanyak 45 anak sebagai pasukan drumband untuk mengiringi lagu-lagu kebangsaan saat upacara peringatan HUT RI ke-77. Selain itu juga harus mempersiapkan untuk ikut serta dalam pawai di kecamatan Ambarawa yang direncanakan Sabtu 20 Agustus 2022. Karena SMPN 6 Ambarawa Satu Atap adalah sekolah kecil yang berada di lingkungan pedesaan dengan tenaga yang terbatas (12 guru), maka hampir setiap hari sampai sore hari tenaga terkuras untuk mempersiapkan anak-anak. Saya selaku koordinator kegiatan anak-anak harus selalu ada dalam kegiatan persiapan di setiap harinya. Hal ini yang terkadang membuat saya ketika pulang kerja (sore hari) merasa Lelah baik fisik maupun fikiran.
Namun dengan banyaknya agenda sekolah dan tugas-tugas saya di sekolah, menantang diri saya untuk dapat berpikir cepat dan membagi waktu dengan tepat agar semua selesai sesuai rencana.
Feelings (Perasaan)
Setelah mempelajari modul 1.4 saya merasa bahwa penanganan bagi anak-anak yang bermasalah masih kurang tepat. Masih sering menggunakan hukuman (bukan fisik) saya gunakan untuk mendisiplinkan anak. Dari modul 1.4 yang menjelaskan tentang budaya positif (terutama materi teori hukuman, materi kebutuhan dasar manusia, dan materi restitusi), menambah motivasi saya untuk terus belajar agar dapat tercipta pembelajaran yang bepusat pada murid. Pada modul 1.4 ini juga menjelaskan penanganan jika ada siswa yang bermasalah dengan segitiga restitusi yang selama ini belum pernah saya lakukan.
Findings (Pembelajaran)
Dengan mempelajari modul1.4 saya jadi mengerti apa itu disiplin positif, penanaman motivasi pada siswa, sangat penting disertai dengan pembuatan keyakinan kelas di awal pembelajaran agar siswa dapat terkontrol dengan sendirinya yaitu untuk memenuhi kebutuhan dasar murid yang berbeda-beda dan kita bisa memberikan kepercayaan penuh pada murid yang bermasalah dengan melakukan kontrol sebagai manager, sehingga murid dapat mencari solusi terbaik untuk masalahnya. Bila permasalahan berlanjut maka saya akan mengadakan segitiga restitusi sehingga bisa menyelesaikan masalah murid dengan baik dan benar. Selain itu dengan mempelajari modul 1.4 ini membuka wawasan saya bahwa hukuman bukanlah cara terbaik untuk mendisiplinkan anak, karena hanya akan bersifat sementara. Yang terbaik untuk membuat disiplin anak adalah dengan adanya motivasi dari diri siswa itu sendiri.
Sebelum mempelajari modul 1.4 setiap ada permasalahan pada siswa, posisi saya masih sebagai pemantau yaitu mengandalkan penghitungan, catatan, data yang dapat digunakan sebagai bukti atas perilaku seseorang, dan konsekuensinya jika ada pelanggaran. Dengan demikian ada jarak antara saya dengan siswa. Setelah mempelajari modul 1.4 ketika ada permasalahan pada siswa, saya akan berusaha berposisi sebagai manajer yaitu berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Selain itu pada modul 1.4 ini juga menjelaskan penanganan jika ada siswa yang bermasalah dengan segitiga restitusi yang selama ini belum pernah saya lakukan.
Future (Penerapan)
Setelah dua minggu memepelajari modul 1.4 saya akan mencoba untuk menerapkannya di sekolah, diantaranya:
1. Saya akan berusaha mempraktikkan teori budaya positif di dalam pembelajaran kelas atau di lingkungan sekolah. Dan yang pertama akan saya lakukan pelaksanaan budaya positif di sekolah adalah siswa selalu mengucapkan “terimakasih” ketika mendapatkan bantuan dari orang lain. Ini akan saya mulai dari pembiasaan setiap selesai pembelajaran siswa mengucapkan “terimakasih” kepada guru yang mengajar.
2. Jika ada permasalahan dengan siswa, dalam posisi control saya berusaha berperan sebagai manajer dengan menerapkan segitiga restitusi.
3. Saya akan berusaha untuk melakukan perubahan pada diri sendiri supaya dapat memberi contoh untuk rekan guru yang lainnya (keteladanan).
REFLEKSI DUA MINGGUAN KE-5
29 Agustus 2022 s/d 10 September 2022
Facts (Peristiwa)
Pada minggu ke-9 dan minggu ke-10 kegiatan pelatihan calon guru penggerak terhitung mulai Senin 29 Agustus 2022 membahas materi modul 2.1 tentang Pembelajaran Berdiferensiasi. Adapun untuk kegiatan yang sudah berjalan berupa vicon bersama fasilitator, vicon bersama instruktur, kolaborasi dengan calon guru penggerak lainnya, dan tugas mandiri melalui LMS.
Pada modul 2.1 ini dipelajari beberapa materi yaitu:
Kebutuhan belajar murid terdiri dari 3 aspek yang harus selalu menjadi dasar bagi praktik pelaksanaan pembelajaran diferensiasi: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar.
Strategi-strategi diferensiasi:
1) Diferensiasi konten. Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid-murid kita.
2) Diferensiasi proses, mengacu bagaimana murid memahami atau memaknai apa informasi atau materi yang dipelajari
3) Diferensiasi produk, tentang tagihan apa yang kita harapkan dari murid. Produk adalah hasil pekerjaan siswa yang akan ditunjukkan kepada guru. Produk harus mencerminkan murid dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pembelajaran berdiferensiasi harus dibangun diatas apa yang disebut Learning Community yaitu komunitas yang semua anggotanya adalah pemelajar. Ciri-ciri lingkungan berdeferensiasi adalah kelas dipenuhi hasil pekerjaan murid, iklim positif, saling menghargai tanpa membedakan serta membantu permasalahan secara konstruktif, murid merasa aman, mempunyai tujuan pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, dan ada keadilan yang nyata
Ada beberapa hambatan yang saya alami, terutama diawal modul 2.1 dimana kondisi badan sedang sakit. Mulai Jum’at 26 Agustus 2022 badan sudah mulai terasa tidak sehat, bahkan senin 29 Agustus 2022 dan selasa 30 Agustus 2022 harus ijin tidak mengajar karena tidak mampu untuk berangkat kerja. Jangankan berangkat kerja, bangun dari tempat tidur saja agak kesulitan. Namun karena ada tugas yang belum terselesaikan dan sudah memasuki tenggang waktu yang ditentukan, maka mau tidak mau harus menyelesaikannya. Dengan tenaga semampunya mulai membuka laptop diatas tempat tidur dengan sesekali istirahat merebahkan badan, Alhamdulillah tugas selesai dan tidak terlambat untuk dikirim. Dengan kondisi kesehatan mulai membaik, hari Jum’at sudah dapat mengikuti vicom dalam forum diskusi bersama calon guru penggerak yang lain.
Mengingat hampir satu minggu kondisi badan yang kurang sehat, banyak tugas-tugas yang tertunda dan mengirim diakhir batas pengiriman tugas. Dan hal ini menyebabkan minggu berikutnya harus kerja ekstra, karena selain tugas dari pelatihan calon guru penggerak juga ada tugas dari sekolah yang belum terselesaikan.
Karena SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap sekolah kecil dengan tenaga terbatas (11 guru), agenda sekolah yang begitu banyak pada minggu-minggu ini membuat semua guru mendapatkan tugas-tugas yang begitu banyak, tidak terkecuali saya sendiri. Mulai 5 September 2022 sampai 10 September 2022 agenda sekolah adalah Penilaian Tengah Semester. Sehubungan saya masuk dalam tim inti pelaksanaan proyek kewirausahaan untuk kelas VII yang akan dilaksanakan setelah Penilaian Tengah Semester selesai (12 – 24 September 2022), maka saya beserta guru yang lain harus mematangkan perencanaannya dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proyek tersebut. Ditambah lagi tugas sebagai urusan kesiswaan yang harus membuat rencana untuk kegiatan tengah semester bagi kelas VIII dan kelas IX yang juga dilaksanakan setelah penilaian tengah semester. Di minggu ini juga saya yang ditunjuk sebagai proctor kegiatan ANBK harus melakukan pengecekan chromebook untuk persiapan pelaksanaan simulasi ANBK besok senin 12 September 2022.
Mengingat begitu banyak tugas-tugas saya di sekolah, menantang diri saya untuk dapat berpikir cepat dan membagi waktu dengan tepat agar semua selesai sesuai rencana. Namun karena keterbatasan saya, beberapa tugas dari pelatihan calon guru penggerak banyak yang mundur dalam mengirim tugas walaupun tidak sampai terlambat.
Feelings (Perasaan)
Dengan mempelajari modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi saya merasa secara umum belum melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Selama ini saya melayani anak secara umum dengan cara yang sama. Ada kalanya ada perbedaan dalam melayani mereka pada saat pembelajaran; misalnya ketika anak-anak mengerjakan lembar kerja peserta didik, saya keliling dan sesekali menghampiri anak yang mengalami kesulitan untuk diarahkan. Terkadang jika sudah mengalami kendala dalam pebelajaran, untuk menguatkan anak-anak yang sulit memahami materi (karena rata-rata memandang matematika adalah materi yang sulit), saya hanya memotivasi anak-anak bahwa yang penting adalah usaha dari dalam diri. Tidak dapat menyelesaikan matematika, asalkan terbiasa selalu berusaha maka tidak akan menghambat keberhasilan. Mungkin kemampuannya ada di ketrampilan bidang lainnya. Karena saya sadar bahwa tidak semua anak harus mampu pada bidang matematika, terutama SMP yang terkadang materinya membahas benda abstrak.
Findings (Pembelajaran)
Dengan meyakini bahwa setiap anak adalah unik, maka sebagai pendidik tentu harus membuka mata terhadap adanya keberagaman murid-murid di kelas. Sebagai pendidik, tugasnya adalah melayani murid-murid dengan segala keberagaman tersebut serta menyediakan lingkungan dan pengalaman belajar terbaik bagi mereka. Dan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon karakteristik murid-murid yang beragam. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi harus diawali dengan pemetaan kebutuhan belajar yang merupakan kunci pokok untuk dapat menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang kita buat dan lakukan juga menjadi kurang tepat.
Future (Penerapan)
Setelah mempelajari modul 2.1 saya akan mencoba untuk menerapkannya pembelajaran berdiferensiasi di sekolah. Adapun langkah-langkah yang akan saya lakukan:
Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (melalui wawancara atau observasi)
Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
Mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.
REFLEKSI DUA MINGGUAN KE-6
12 September 2022 s/d 24 September 2022
Facts (Peristiwa)
Pada minggu ke-11 dan minggu ke-12 kegiatan pelatihan calon guru penggerak terhitung mulai Senin 12 September 2022 membahas materi modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional. Adapun untuk kegiatan yang sudah berjalan berupa vicon bersama fasilitator, vicon bersama instruktur, kolaborasi dengan calon guru penggerak lainnya, dan tugas mandiri melalui LMS.
Pada modul 2.2 ini dipelajari beberapa materi yaitu:
A. Kesejahteraan Psikologis (Well Being)
Yaitu sebuah kondisi individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.
B. Lima Kompetensi Sosial Emosional
a. Kesadaran Diri ® kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.
b. Manajemen Diri ® kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi
c. Kesadaran Sosial ® kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda
d. Keterampilan Berelasi ® kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif
e. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab ® kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok
C. Kesadaran Penuh (mindfulness)
Yaitu kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja/sadar pada kondisi saat sekarang. Sebagai contoh praktik kesadaran penuh adalah teori STOP.
Ada beberapa hambatan yang saya alami dua minggu ini, dimana banyak agenda sekolah maupun masyarakat yang harus dilaksanakan. Mulai Senin 12 September 2022 ada 2 agenda sekolah yang dilaksanakan yaitu simulasi ANBK dan dimulainya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang ke-1 yaitu kewirausahaan. Dari dua agenda tersebut saya termasuk ke dalam tim inti semua (sekolah kecil dengan tenaga terbatas). Pada simulasi ANBK sebagai teknisi yang harus menyiapkan peralatan dan harus siap sedia ketika ada masalah dengan peralatan tersebut. Pada pelaksanaan P5 saya sebagai pendamping siswa saat kunjungan ke tempat produksi pengolahan ketela. Senin pagi 12 September 2022 di awal pelaksanaan ANBK, ternyata terjadi kendala teknis dari pusat. Awalnya saya berfikir koneksi internet yang tidak stabil, namun setelah saya cek ternyata tidak ada masalah dengan koneksi. Hal ini sudah membuat lelah pikiran saya. Belum selesai dalam mengatasi simulasi ANBK yang sulit terhubung dengan server, datang surat melalui WA dari BBPMP Jawa Tengah yang menambah beban pikiran karena menunjuk saya (sudah tertulis nama) untuk mengikuti pendampingan ke-1 penguatan literasi, numerasi, dan karakter pada hari selasa 13 September 2022. Seharian penuh sampai sesi ke-3 selesai (pukul 16.30), saya hanya menunggui anak-anak yang melaksanakan simulasi ANBK. Ada rasa kebingungan dalam pikiran saya sehingga membuat diri saya tidak bisa konsentrasi dan tidak melakukan apa-apa. Saya mencoba untuk konsultasi dengan kepala sekolah, akhirnya untuk pendamping pelaksanaan P5 saya digantikan oleh guru lain. Hari selasa 13 September 2022 saya memenuhi undangan dari BBPMP Jawa Tengah, namun pikiran saya tetap terbayang dengan pelaksanaan simulasi ANBK, takut terjadi masalah dengan peralatan yang ada. Tugas-tugas dari BBPMP semakin menambah beban pikiran, sehingga ketika mencoba membuka LMS CGP hanya bengong tidak tahu harus menulis apa. Belum selesai tugas dari BBPMP, sore harinya saya harus mempersiapkan kegiatan tengah semester untuk anak kelas 8 dan kelas 9 (saya sebagai Urusan Kesiswaan) selama 4 hari. Disisi yang lain saya sebagai salah satu tokoh masyarakat diundang untuk rapat selasa malam rabu dalam rang persiapan “nyadran” yang dilaksanakan Jum’at 16 September 2022 dan puncak acara bersih desa Jum’at 23 September 2022. Agenda kegiatan yang begitu banyak membuat saya sulit untuk memahami materi pada LMS CGP, sehingga ketika kolaborasi dengan CGP lain saat vicon terlihat bingung karena belum menguasai materi. Dalam minggu itu pikiran dan tenaga saya betul-betul terkuras, dan ini menyebabkan tugas CGP banyak yang terabaikan.
Feelings (Perasaan)
Dalam pelaksanaan pembelajaran yang saya lakukan ternyata masih banyak yang terabaikan terkait dengan kondisi psikis anak sebelum mengikuti proses pembelajaran. saya sebagai guru hanya melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas untuk menyampaikan materi sesuai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selama ini saya berpikir pengembangan kompetensi sosial emosional adalah tugas guru BK, ternyata setelah mempelajari modul 2.2 tentang pembelajaran social dan emosional implementasi pengembangan kompetensi social emosional dapat dilaksanakan sebelum/saat pembelajaran oleh guru mata pelajaran.
Findings (Pembelajaran)
Sebelumnya saya berpikir guru hanya melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas menyampaikan materi sesuai tujuan pembelajaran yang akan dicapai, ternyata harus terlebih dahulu memahami sosial emosional anak dalam kesiapannya menerima materi pelajaran agar pembelajaran berjalan dengan baik. Sebagai contoh sebelum memulai pelajaran dapat mengajak murid hening sejenak untuk mengidentifikasi emosi, perasaan, dan pikiran yang sedang dirasakan dan dipikirkan, emosi yang paling sering dialami.
Future (Penerapan)
Setelah mempelajari modul 2.2 saya akan mencoba untuk menerapkannya pengembangan kompetensi social emosional di sekolah. Adapun langkah-langkah yang akan saya lakukan:
1. Membuat rancangan pembelajaran (RPP) dengan mengimplementasikan pengembangan kompetensi social emosional
2. saya akan berusaha memasukkan pengembangan kompetensi social emosional dalam pembelajaran matematika
3. saya akan mencoba mengawali kegiatan pembelajaran dengan mempraktikkan teknik STOP.
4. Mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.
REFLEKSI DUA MINGGUAN KE-7
26 September 2022 s/d 7 Oktober 2022
Facts (Peristiwa)
Pada minggu ke-13 dan minggu ke-14 kegiatan pelatihan calon guru penggerak terhitung mulai Senin 26 September 2022 membahas materi modul 2.3 tentang coaching untuk supervisi akademik. Adapun untuk kegiatan yang sudah berjalan berupa vicon bersama fasilitator, praktik coaching dengan sesama CGP (Pak Haris), praktik menjadi observer atas coaching teman CGP (Pak Anggo dan Bu Iin), vicon bersama instruktur, kolaborasi dengan calon guru penggerak lainnya, tugas mandiri melalui LMS, Lokakarya 2, dan mengerjakan post test modul 2.
Pada modul 2.3 ini dipelajari beberapa materi yaitu:
A. Definisi Coaching
Yaitu hubungan kemitraan dengan klien dalam suatu percakapan yang kreatif dan memicu pemikiran untuk memaksimalkan potensi pribadi dan professional klien.
Adapun prinsip coaching: kemitraan, percakapan kreatif, dan memaksimalkan potensi.
Kompetensi coaching: kehadiran penuh, mendengar aktif, dan melontarkan pertanyaan berbobot.
B. Coaching dalam konteks pendidikan
a. Coaching menjadi salah satu proses ‘menuntun’ belajar murid untuk mencapai kekuatan kodiatnya. Sebagai seorang ‘pamong’, guru dapat memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif dan efektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya.
b. Pentingnya proses coaching:
· Proses untuk mengaktivasi kerja otak murid
· Pertanyaan-pertanyaan reflektif dapat membuat murid melakukan metakognisi
· Pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga membuat murid lebih berpikir secaia kritis dan mendalam sehingga murid dapat menunjukkan potensinya
C. Paradigma berfikir coaching
Fokus pada coachee, yaitu coach memusatkan pada orangnya bukan pada topiknya
2. Bersikap terbuka dan ingin tahu lebih banyak, yaitu coach memiliki pikiran terbuka terhadap pemikiran-pemikiran coachee dan memelihara rasa ingin tahu yang besar terhadap apa yang membuat coachee memiliki pemikiran/pendapat tertentu
3. Memiliki kesadaran diri yang kuat, sehingga membantu coach untuk bisa menangkap adanya emosi/energi yang timbul dan mempengaruhi percakapan
4. Membantu coachee melihat peluang-peluang baru, sehingga dapat membawa coachee melihat masa depan
D. Alur TIRTA
T (Tujuan) ® menyepakati topik pembicaraan dan hasil pembicaraan.
I (Identifikasi) ® menggali dan memetakan situasi saat ini dan menghubungkan fakta-fakta yang ada.
R (Rencana Aksi) ® mengembangkan ide untuk alternatif solusi
TA (Tanggung Jawab) ® berkomitmen akan Langkah selanjutnya
E. Supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching
1. Pemberian umpan balik berbasis coaching
Umpan balik yang efektif haruslah bersifat netral sehingga tidak subjektif dan tanpa dasar (Costa dan Garmston, 2016). Umpan balik akan memiliki lebih besar kesempatan untuk diterima apabila berbasis data kuantitatif dari indikator pencapaian yang sebelumnya sudah disepakati. Umpan balik akan efektif apabila berbasis data dan disampaikan secara langsung tidak lama setelah kejadian/pembelajaran/situasi terjadi.
Memberikan umpan balik dengan prinsip coaching:
· Tujuan pemberian umpan balik adalah untuk membantu pengembangan diri coachee
· Tanpa umpan balik, orang tidak akan mudah untuk berubah
· Sesuai prinsip coaching, pemberian umpan balik tetap menjaga prinsip kemitraan
· Selalu mulai dengan memahami pandangan/pendapat coachee
2. Supervisi akademik dengan prinsip coaching
Beberapa prinsip-prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching meliputi: Kemitraan, Konstruktif, Terencana, Reflektif, Objektif, Berkesinambungan, Komprehensif.
3. Tiga tahapan supervise akademik
· Perencanaan
· Pelaksanaan
· Tindak lanjut
4. Tahapan pelaksanaan supervise akademik
· Pra observasi
· Observasi
· Pasca observasi
Ada beberapa hambatan yang saya alami selama dua minggu ini:
A. Kegiatan lomba MAPSI
Sebagai urusan kesiswaan, saya harus menjadi koordinator persiapan lomba MAPSI yang diadakan 6 Oktober 2022. Bersama dengan guru Agama Islam (Pak Mika) mengadakan seleksi anak-anak yang akan mewakili sekolah pada Selasa 27 September 2022. Pembinaan yang lolos seleksi dimulai 29 September 2022, dan untuk pembiaan saya serahkan sepenuhnya pada guru Agama Islam sehingga memperingan pekerjaan saya. Namun disisi lain saya juga harus mempersiapkan group rebana yang akan mengikuti lomba mewakili sub rayon di tingkat kabupaten yang rencananya diadakan Kamis 13 Oktober 2022. Karena pelajaran di sekolah sampai jam 13.30, maka latihan rebana baru dapat dimulai jam 14.00. Karena untuk mengundang pelatih dari luar tidak ada biaya (tidak tercantum di APBS), maka saat latihan dipandu oleh guru sendiri termasuk saya. Sehingga tugas-tugas calon guru penggerak baru dapat dikerjakan malam hari.
B. Listrik sering mati
Ketika di siang hari sudah penuh dengan kegiatan sekolah dalam mempersiapkan anak-anak lomba, maka tugas-tugas dari pelatihan calon guru penggerak baru dapat dikerjakan di malam hari. Sayangnya dengan kondisi cuaca hujan lebat disertai angin kencang setiap sore menjelang maghrib menyebabkan aliran listrik dipadamkan, bahkan bisa sampai jam 10 malam. Dengan cuaca ekstim dan padamnya listrik jelas mengganggu koneksi internet, hal ini yang menghambat dalam pengerjaan tugas-tugas calon guru penggerak.
Feelings (Perasaan)
Selama ini ketika ada teman sejawat yang meminta pertimbangan karena mempunyai suatu masalah, saya dalam memberikan masukan selalu berdasarkan pengalaman diri pribadi saya dan cenderung menggurui. Namun dengan belajar modul 2.3 tentang coaching ternyata apa yang saya lakukan selama ini kurang tepat. Dengan mempelajari modul ini menambah rasa penasaran saya bagaimana menjadi coach yang baik. Rasa penasaran saya akhirnya terjawab dengan adanya praktik langsung menjadi coach dengan sesame teman CGP. Dari hasil praktik saya merasa masih banyak kekurangan sehingga merasa bersemangat untuk belajar lagi dan berusaha memahami tentang coaching, bagaimana membuat pertanyaan berbobot, dan bagaimana bersikap sebagai coach yang baik.
Findings (Pembelajaran)
Sebelumnya saya berpikir bahwa dengan menceritakan pengalaman pribadi saat memberi masukan kepada teman sejawat yang meminta pertimbangan ketika mendapati masalah, dapat menyelesaikan permasalahan teman sejawat tersebut. Ternyata dengan mempelajari modul2.3 tentang coaching, untuk menggali ide-ide dari diri seseorang dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berbobot. Dengan tergalinya ide dari diri seseorang tersebut maka akan mudah orang tersebut untuk melaksanakannya.
Pada modul 2.3 tentang coaching memberikan saya banyak pengetahuan dan pembelajaran yang banyak tentang bagaimana menjadi coaching yang baik dan bagaimana melakukan supervisi akademik yang baik yang dapat membantu pengembangan diri rekan sejawat dengan memunculkan ide-ide dari diri rekan sejawat tersebut.
Pada modul 2.3 ini saya kembali diajak untuk membuka kembali keseluruhan materi pembelajaran yang pernah saya pelajari mulai dari konsep Ki Hajar Dewantara tentang tujuan pembelajaran yang berpusat pada murid, peran dan nilai guru penggerak, pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial emosional; yang semuanya berkaitan dengan coaching dan supervise akademik.
Pada modul 2.3 tentang coaching untuk praktik langsung kepada teman sejawat, sebagai aksi nyata saya merancang dan melaksanakan supervisi akademik terhadap rekan sejawat untuk membantunya mengembangkan kemampuan diri rekan sejawat.
Future (Penerapan)
Setelah mempelajari modul 2.3 tentang coaching saya akan berusaha:
1. Mengimplementasikan teknik coaching ketika ada murid yang butuh pendampingan karena ada masalah; Atau jika ada teman sejawat yang meminta pertimbangan untuk menyelesaikan masalahnya. Dengan teknik coaching harapannya mereka dapat menyelesaikan sendiri permasalahannya. Karena terkadang mereka tidak sadar akan kemampuan dan kekuatan yang dimilikinya untuk menyelesaikan permasalahannya sendiri.
2. Jika dipercaya oleh kepala sekolah untuk melakukan supervise kelas guru lain, saya akan menggunakan teknik coaching dan akan memberikan umpan balik yang positif.
3. Mengevaluasi dan merefleksi diri dalam melaksanakan teknik coaching.
4. Akan membagikan pengalaman baik coaching kepada teman sejawat.