Modul 1.3
Visi Guru Penggerak
Visi Guru Penggerak
HALAMAN 1
Membaca puisi tersebut, seakan saya memutar kembali waktu pada masa lampau, tepatnya 38 tahun yang lalu, saat duduk dikelas IV SD. Saat itu saya sedang mengikuti lomba Baca Puisi dan membacakan puisi berjudul "KERAWANG BEKASI". Alhamdulillah menjadi JUARA I meskipun hanya setingkat sekolah. Dan menjadi perwakilan sekolah untuk lomba yang sama di tingkat kecamatan. Dengan puisi bisa membangkitkan semangat kebangsaan, melahirkan motivasi perjuangan. seperti Guru Penggerak yang terus harus bertumbuh, berjuang, bergerak dan menggerakkan. Semangat !!
HALAMAN 2
A. Memimpin Perubahan Positif
Sudah lama saya memimpikan bagaimana suatu saat Ujian di sekolah, apakah itu PAS, PAT, Sumatif, Formatif, ANBK, SBMPTN, UTBK, atau apapun namanya tanpa harus ditunggu Pengawas. Artinya murid saat itu sudah berprilaku JUJUR karena mereka merasa ada pengawasan melekat di dalam dirinya. Visi ini tentu tidak mudah karena selalu ada pro kontra apalagi dengan berbagai banyak kepentingan. tetapi saya selalu yakin dan optimis, semua itu bisa diwujudkan. Perubahan positif sekecil apapun, harus optimis dan bisa. Semangat!!
HALAMAN 3
A. Memimpin Perubahan Positif
Berpikir positif akan melahirkan daya kekuatan atau energi lebih dalam setiap kegiatan, sementara berpikir negatif hanya akan membuat seseorang tak berdaya dan kalah sebelum perang. Teringat perjuangan selepas SMA dan tidak bisa melanjutkan kuliah karena terkendala ekonomi orang tua dan biaya kuliah. saya selalu optimis bisa keluar dari permasalahan, meskipun dengan jalan berliku-liku. Dengan menatap masa di depan dengan positif, saya harus jalani perjuangan melewati jualan di pasar dan kreatifitas lainnya, yang kahirnya mengatarkan saya meraih kesuksesan dengan menjadi guru yang bisa berkeliling lebih di 14 negara. Yuk menjadi pemimpin perubahan positif dan menebarkan virus-virus perubahan di sekeliling kita. semangat!!
HALAMAN 4
B. Mengelola Perubahan Positif
Inkuiri Apresiatif atau dalam baghasa Indonesia disebut BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi) merupakan Pendekatan Manajemen Perubahan yang masih baru dalam pendengaran saya. Sepertinya ini lebih komplit dan menyeluruh daripada pendekatan yang biasanya familiar dengan istilah ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi). Dengan BAGJA, perubahan seolah kita managemen dari hulu hingga ke hilir. Tinggal bagaimana kita mengelolah energi positif perubahan tersebut dengan baik.
HALAMAN 5
B. Mengelola Perubahan Positif
Saat ini saya mendapat amanah dari KS menjadi Koordinator dalam gerakan Literasi dan Numerasi di sekolah. Mencoba membayangkan dan menerapkan pendekatan BAGJA dalam memimpikan untuk "Mewujudkan Pojok Literasi Yang Berkelanjutan" Define: Mengapa dan Bagaimana kita perlu mewujudkan pojok literasi yang berkelanjutan? Discover: Mencari tahu guru yang sudah pernah membuat pojok literasi di kelas dan pelajaran apa yang bisa diambil dari keberhasilan tersebut. Dream: Membuat desain suasana pojok literasi yang menarik, nyaman dan berkelanjutan bersama guru dan murid Design: Membuat capaian yang realistis untuk setiap minggunya dan menyusun aturan (yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan) agar pojok literasi tetap nyaman dan berkelanjutan Deliver: Menyusun siapa saja tim kerja dan deskripsi tugas setiap anggota dan menentukan tenggat untuk penyelesaian tugas Mencoba bersinergi dan berkolaborasi dengan komunitas di sekolah. semangat !!
HALAMAN 6
B. Mengelola Perubahan Positif
Kekuatan BAGJA ada pada proses penggalian jawaban atas pertanyaan yang didasari oleh rasa ingin tahu, ingin berubah, kebaikan yang terjadi, dan kebersamaan dalam program. BAGJA mewujud menjadi pengalaman kolaboratif yang apresiatif dan bermakna bagi peningkatan kualitas belajar murid di sekolah. Dan itu akan membawa komunitas sekolah untuk berefleksi, menggali lebih dalam hal-hal yang bermakna, untuk kemudian diinternalisasi dan dijadikan sebagai bahan perbaikan-peningkatan dalam menjalankan perubahan demi perubahan
HALAMAN 7
B. Mengelola Perubahan Positif
Mencoba perubahan apalagi hal baru, terkadang membuat kita bingung dimulai darimana. Dengan ATM (Amati, tiru, Modifikasi) akan lebih mudah karena sudah ada contoh, tinggal meniru dan dengan kreatifitas bisa dimodifikasi. Tetapi tetap kita harus menggerakkan komunitas di sekitar, karena kalau hanya pribadi kita yang berubah, sementara lainnya tidak berubah, seolah kita asing di wilayah sendiri
HALAMAN 8
https://docs.google.com/presentation/d/1MYYimrk2am_km-Ni_EVSvJ_dosQv0RCclqjUjFpDadg/edit?usp=sharing
HALAMAN 9
1.3.a.4.1. Eksplorasi Konsep Modul 1.3 - Berbagi Visi Murid Impian
Saya memilih visi "MEWUJUDKAN SISWA YANG SHOLEH ATAU SHOLIHAH” Mengapa? karena Sholeh dan sholihah merupakan impian dari semua orang tua yang memiliki anak, Saat ibunya masih mengandung dan diadakan acara tingkepan, doa yang muncul selalu semoga menjadi anak yang sholih/sholihah. saat mereka dilahirkan, tanpa dimintapun, teman, saudara, kerabat pasti doanya adalah semoga menjadi anak yang sholih/sholihah. Tentu tetap dengan mengacu Indikator: beriman dan bertaqwa pada Tuhan YME bebudi pekerti yang luhur dan berakhlaq mulia, suka berbagi dan peduli pada sesama, Jujur, mandiri, toleransi, bekerja keras, mampu menghargai orang lain, mampu berkolaboratif, mampu berpikir kritis mampu memandang perbedaan sebagi sesuatu yang berkebhinekaan global dalam memajukan pendidikan
Hal yang mencerahkan saya sebagai pendidik disepanjang proses penyusunan visi pribadi adalah
Bahwa MIMPI, CITA-CITA, dan HARAPAN ke depan haruslah digantungkan setinggi langit, sesuai dengan pepatah lama yang masih sangat relevan "Gantunglah cita-citamu setinggi langit". dengan harapan yang tinggi, akan muncul Positive Thinking, yang akan melahirkan energi baru untuk berusaha mewujudkan MIMPI, CITA-CITA, dan HARAPAN tersebut. salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan berupaya menggerakkan diri sendiri terlebih dahulu, mengajak orang lain juga bergerak, lalu jika komunitas semua sudah tergerakkan maka VISI itu akan sangat mudah dirah.
penerapan inkuiri apresiatif dalam konteks saya sehari-hari sebagai pendidik?
Penerapan inquiri apresiatif dalam konteks yang saya lakukan sehari hari adalah melakukan refleksi dalam setiap kegitan.
Contoh dalam pembelajaran, selalu setiap akhir pembelajaran anak-anak saya ajak untuk merefleksi kegiatan yang sudah dilakukan. mulai dari perencanaan, proses pembelajaran, materi yang di pelajari, samapi kesimpulan apa yang sudah dilakukan hari itu.
Dalam konteks kolaborasi juga selalu saya lakukan hal sama. saat saya diberikan tugas MGMP untuk menjadi narasumber dalam workshop IT, saya juga melakukan hal tersebut.
Saat saya memberikan materi sebagai Narasumber pada Diklat Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Video menggunakan Power Point (PPT) yang diselenggaran oleh Musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) Matematika SMA Kabupaten Jombang, maka sebagai umpan balik untuk perbaikan di masa yang akan datang Saya menyampaikan survey atau angket umpan balik kepada seluruh peserta. Dari hasil angket diperoleh:
a. Materi Diklat
Materi yang saya angkat saat itu adalah Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Video menggunakan Power Point (PPT). Alasan saya memilih membuat video dengan Power Point (PPT) adalah karena sangat simple dan tidak ribet. Tidak dibutuhkan keahlian khusus bisa editing, shooting, dan pengkodean program. Cukup bengan membuat Power Point (PPT) saja, nanti bisa di ekstrak secara otomatis dalam bentuk video
Dari hasil angket:
92,2% peserta diklat merasa belum tahu dan baru mengerti pada saat diklat, 7,6% merasa sudah bisa dan menguasai materi sebelum diklat, sedangkan 0,2% masih dalam taraf belum bisa sama sekali mengoperasikan laptop/komputer
Umpan baliknya:
Berharap mendapatkan materi yang jauh lebih rumit dibandingkan sekedar Power Point (PPT)
b. Penguasaan Materi Diklat
Dari hasil angket:
98,6% peserta diklat merasa bahwa saya mempuanyai kapasitas mahir dan menguasai materi yang saya bawakan saat pelatihan, sedangkan 1,4% menyampaikan bahwa saya cukup menguasai materi yang saya bawakan saat pelatihan
Umpan baliknya:
Dari catatan yang memberikan penilaian cukup menguasai (1,4%), memberikan masukan untuk memberikan contoh yang lebih kompleks
c. Model Penyampaian Materi
Dalam menyampaikan materi saya sampaikan secara singkat, simple dan jelas melalui model diskusi dan terbimbing
Dari hasil angket:
99,6% peserta diklat merasa bahwa gaya/model penyampaian sangat bagus, sedangkan 0,4% menyampaikan bahwa saya cukup bagus
Umpan baliknya:
Dari catatan yang memberikan penilaian cukup bagus (0,4%), memberikan masukan untuk lebih banyak praktik saja
d. Kepuasan Peserta
Dari hasil angket:
99,2% peserta diklat merasa sangat puas, sedangkan 0,8% menyampaikan bahwa saya cukup puas
Umpan baliknya:
Dari catatan yang memberikan penilaian cukup puas (0,8%), memberikan masukan untuk menambah durasi waktu pelatihan
Dari masukan dan umpan balik yang diberikan, saya sangat berterima kasih, karena peserta berani jujur dengan kondisi real dan tidak mengada-ada
Melakukan reflektif/evaluasi dengan cara meminta murid/rekan sejawat memberikan komentar atau penilaian dari kegiatan pembelajaran dan program sekolah, saya akan mendapatkan kelebihan yang akan terus dipertahankan dan kekurangan untuk ditingkatkan sehingga menjadi lebih baik lagi, kemudian selalu melakukan umpan balik dan tindak lanjut dari kegiatan tersebut.