Di lingkungan sekolah SMPN 3 Darangdan MADING ada di setiap kelas loohh.
Majalah dinding atau mading adalah sebuah media informasi dan komunikasi yang disajikan dengan ditempel pada dinding, mading dapat dibuat oleh siapa saja yang mempunyai kemampuan dan kemauan untuk itu terutama bagi siswa dan guru di sekolah
MADING di SMPN 3 Darangdan berfungsi bukan sekedar sebagai media komunikasi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan sekolah, tetapi juga memiliki fungsi sebagai media pembelajaran bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan menulis minat dan kegemaran menulis bisa dimulai dan dikembangkan melalui mading, fungsi ini kami optimalkan dengan cara mading dikelola secara serius pihak sekolah memberi pendampingan kepada para siswa pendampingan dilakukan oleh guru bahasa dan guru yang berminat pada bidang jurnalistik karena mading ini terkait dengan kegiatan tulis-menulis dan publikasi kegiatan sekolah.
Pojok baca dibuat di setiap ruang kelas atau rombel. Tujuannya adalah untuk memotivasi siswa membiasakan membaca. Di pojok baca itu disusun buku-buku yang dibawa siswa dari rumah ataupun dari perpustakaan. Selain itu, ada pohon literasi. Pohon literasi adalah pohon yang akan diisi dengan daun, buah atau bunga buatan dengan judul dan isi buku yang telah dibaca siswa.
Ada juga pojok baca yang di luar ruangan, seperti di taman sekolah atau di bawah pohon rindang yang ada di lingkungan sekolah kami. Tempat ini untuk kegiatan membaca diwaktu luang atau belajar di luar kelas. Selain itu, sekolah kami juga membuat tulisan atau poster yang di pasang di depan pintu kelas.
Hal lain yang dilakukan memberi tulisan nama-ama pohon yang ada di lingkungan sekolah. Kami membiasakan gemar membaca tidak lepas dari peran guru di sekolah. Kegiatan membaca juga dapat dilakukan dengan berbagai cara agar siswa tertarik untuk selalu membaca.
Waktu yang kami manfaatkan adalah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Siswa wajib sudah berada di sekolah pukul 06.50 WIB. Pukul 07.00 bel berbunyi tanda kegiatan membaca dimulai dan pukul 07.15 bel berbunyi kembali tanda kegiatan membaca dihentikan.
Tempat pelaksanaan kegiatan membaca di lapang upacara. Siswa memanfaatkan momen kebersamaan dengan membaca secara nyaman.
Program wajib baca 15 menit di lapangan, adalah sebuah inisiatif sederhana namun efektif. Dalam program ini, setiap siswa diharuskan untuk membaca buku, artikel, atau materi lainnya selama 15 menit. Waktu ini dapat dimanfaatkan untuk membaca buku fiksi maupun non-fiksi, sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Melalui cara ini, diharapkan siswa dapat lebih siap dan fokus dalam mengikuti pembelajaran.
Kemampuan membaca merupakan hal yang harus dimiliki oleh siswa yang sedang belajar. Salah satu tujuan belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
Membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai, bermanfaat tidak hanya terbatas pada kesiapan akademis, namun juga bermanfaat menumbuhkan kecintaan terhadap pembelajaran, mengembangkan keterampilan literasi awal, dan membina pemahaman literasi antara guru dan siswa.