OPINI NOVEMBER 2021

EIRENE HANTAES NENO

SISWI KELAS 9A

SAYA PAHAM

“Sebenarnya tujuan belajar itu apa ee?” Kalimat itu terus terngiang di benak saya selama hampir beberapa tahun. Tak bisa dipungkiri bahwa selama ini saya belajar, tapi kadang saya itu masih bertanya-tanya, tujuan saya untuk belajar ini apa, terus sudah benar atau belum?

“Heh, besong datang pi ini sekolah tu buat belajar!! terus besok-besok kalau kepala su taisi deng ilmu besong jadi orang, na terus nanti dapat pekerjaan buat menghasilkan uang supaya besong tu hidup.” Kata Ibu Febri beberapa waktu yang lalu saat pelajaran IPA. Di saat itu saya juga masih bingung, yang dibilang Ibu benar juga, masuk logika, tapi apa benar tujuan belajar hanya sampai situ saja? Entahlah, saya juga masih bingung.

Kemudian, di suatu sore ketika saya bangun dari tidur siang, saya membaca beberapa artikel tentang kenapa pendidikan di luar negeri lebih maju dari pada pendidikan di Indonesia. Setelah membaca beberapa artikel saya jadi paham bahwa, owhh ternyata tujuan belajar itu supaya kita menjadi orang cerdas yang tercerahkan. Karena percuma aja kalau kita cerdas tapi tidak tercerahkan, kita akan mengulangi kesalahan yang sama yang sudah pernah dibuat oleh beberapa orang. Mungkin pendapat Ibu Febri benar juga, tapi lebih bagus lagi kalau fokus pendidikan itu untuk menjadikan orang yang cerdas dan tercerahkan juga menjadikan orang yang bisa membuka suatu lapangan pekerjaan baru dengan menerapkan ilmu-ilmu yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Duhhh, kesan kalimat saya kayak udah pro banget ☺ tapi ini saya serius loh.

Setelah saya tidak bingung lagi dengan tujuan belajar, saya kembali dipusingkan dengan belajar mati-matian untuk meraih impian, percayalah impian saya setinggi langit, bahkan mungkin menembus bumi sampai ke luar angkasa. Kadang-kadang saya merasa kalau ini namanya bunuh diri, tragis bukan . Tapi tenang sobat kata menyerah tidak pernah betul-betul saya praktekan. Dengan impian saya yang tinggi, dan sebagai anak pertama kadang-kadang membuat saya menjadi takut, takut jika tidak tercapai, takut jika mengecewakan. Kok jadi curhat . Ya intinya kita harus belajar sobat, belajar mati-matian untuk menggapai cita-cita dengan tujuan belajar yang benar.

Kadang-kadang rasanya memang menyebalkan sekaligus menyedihkan, tapi tanpa rasa tersebut dan impian yang tinggi, saya merasa tidak hidup. Hal-hal itulah yang membuat kehidupan saya lebih sedikit berwarna daripada abu-abu. Dengan Tuhan, saya percaya kalau itu semua pasti terjadi. Amsal 23 : 18 : Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. Percayalah sobat, when Jesus said yes, no one could say no. ☺ byeeee.


Oleh : Eirene Neno

Siswi Kelas 9A