7 Poe Atikan
Purwakarta Istimewa
PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER 7 POE ATIKAN PURWAKARTA ISTIMEWA
DI UPTD SDN 2 KUTAMANAH KECAMATAN SUKASARI
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Latar belakang Penyelenggaraan Pendidikan Karakter Berbasis 7 Poe Atikan Purwakarta Istimewa
Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin mendapatkan pengakuan dari masyarakat Indonesia saat ini. Terlebih dengan dirasakannya berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku lulusan pendidikan formal saat ini, semisal korupsi, perkembangan seks bebas pada kalangan remaja, narkoba, tawuran, pembunuhan, dan perampokan oleh pelajar. Pendidikan karakter itu sebenarnya bukan merupakan suatu hal yang baru bagi masyarakat Indonseia. Bahkan awal kemerdekaan, masa orde baru, masa orde lama, dan kini orde reformasi telah banyak langkah-langkah yang sudah dilakukan dalam rangka pendidikan karakter dengan nama dan bentuk yang berbeda-beda. Dalam Undang-Undang tentang pendidikan nasional yang pertama kali, ialah UU 1964 yang berlaku tahun 1947 hingga Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 yang terakhir pendidikan karakter telah ada, namun belum menjadi fokus utama pendidikan. Pendidikan akhlak (karakter) masih digabung dalam mata pelajaran agama dan diserahkan sepenuhnya kepada guru agama. Pelaksanaan pendidikan karakter kepada guru agama saja sudah menjadi jaminan pendidikan karakter tidak akan berhasil. Maka wajar saat ini pendidikan karakter belum menunjukkan hasil yang optimal
Semua perilaku negatif masyarakat Indonesia baik yang terjadi kalangan pelajar ataupun mahasiswa maupun kalangan yang lainnya, jelas ini menunjukkan kerapuhan karakter yang cukup parah yang salah satunya lembaga pendidikan. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter tidaklah hanya diserahkan kepada guru agama saja, karena dalam pelaksanaan pendidikan harus dipikul oleh semua pihak, temasuk kepala sekolah, para guru, staf tata usaha, tukang sapu, penjaga kantin, dan bahkan orang tua di rumah. Untuk mewujudkan siswa yang berkarakter, diperlukan upaya yang tepat melalui pendidikan. Karena pendidikan mempunyai peranan penting dan sentral dalam menanamkan, mentransformasikan dan menumbuhkembangkan karakter positif siswa, serta mengubah watak siswa yang tidak baik menjadi baik
Dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi pembangunan karakter sehingga anggota masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan norma-norma di masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama. Pembangunan karakter dan pendidikan karakter menjadi suatu keharusan karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas, akan tetapi juga mempunyai budi pekerti dan sopan santun sehingga keberadannya sebagai anggota masyarakat menjadi bermakna baik bagi dirinya maupun orang lain.”Intinya pendidikan karakter harus dilakukan pada semua tingkat pendidikan hingga Perguruan Tinggi karena harus mampu berperan sebagai mesin informasi yang membawa bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas, santun, sejahtera dan bermartabat serta mampu bersaing dengan bangsa manapun
Menurut William Kilpatrick, salah satu penyebab ketidakmampuan seseorang untuk berperilaku baik, walaupun secara kognitif ia mengetahuinya, yaitu karena ia tidak terlatih untuk melakukan kebajikan atau moral action. Untuk itu, orang tua tidak cukup memberikan pengetahuan tentang kebaikan, tetapi harus terus membimbing anak sampai pada tahap implementasi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pendidikan karakter, Lickona menekankan pentingnya tiga komponen karakter yang baik (components of good character), yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral, dan moral action atau perbuatan moral. Sebagai langkah menuju terbentuknya akhlak mulia dalam diri setiap siswa, ada tiga tahapan yang harus dilakukan. Hal ini diperlukan agar peserta didik yang terlibat dalam sistem pendidikan tersebut dapat memahami, merasakan, dan mengerjakan nilai-nilai kebajikan, tiga tahapan atau komponen tersebut yaitu: Moral Knowing, merupakan hal yang penting untuk diajarkan. Dalam tahapan ini tujuan diorientasikan pada penguasaan pengetahuan tentang nilai-nilai. Di sini siswa diharapkan mampu untuk membedakan antara akhlak mulia dan akhlak tercela serta nilai-nilai universal lainnya. Pertama, Moral knowing ini terdiri dari enam hal, yaitu: Kesadaran moral (moral awareness), Pengetahuan tentang nilai-nilai moral (knowing moral values), Penentuan sudut pandang (perspektif taking), Logika moral (moral reasoning), Keberanian mengambil sikap (decision making), Pengenalan diri (self knowledge). Kedua, Moral Loving/ Moral Feeling, merupakan penguatan aspek emosi siswa untuk menjadi manusia berkarakter. Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap yang harus dirasakan oleh siswa, yaitu kesadaran akan jati diri. Terdapat enam hal yang merupakan aspek emosi yang harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia berkarakter, yaitu: Nurani (conscience), Percaya diri (self esteem), Merasakan penderitaan orang lain (empathy), Mencintai kebenaran (loving the good), Mampu mengontrol diri (self control), Kerendahan hati (humility). Ketiga, Moral Action, merupakan bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan menjadi tindakan nyata. Perbuatan atau tindakan moral yang merupakan hasil (outcome) dari dua komponen karakter lainnya. Dan untuk memahami apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik, maka harus diliat tiga aspek lain dari karakter yaitu; kompetensi, keinginan, dan kebiasaan.
Menurut Muchlas Samani, & Hariyanto dalam bukunya: Konsep dan Model Pendidikan Karakter menjelaskan, dalam desain induk pendidikan karakter antara lain diutarakan bahwa secara substantif karakter terdiri atas 3 nilai operatif (operative value), nilai-nilai dalam tindakan, atau tiga untuk perilaku yang satu sama lain saling berkaitan dan terdiri atas pengetahuan tentang moral (moral knowing, aspek pengetahuan), perasaan berlandaskan moral (moral feeling, aspek afektif), dan perilaku berlandaskan moral (moral behavior, aspek psikomotorik). Karakter yang baik terdiri atas proses-proses yang meliputi, tahu mana yang baik (knowing the good), keinginan melakukan yang baik (desiring the good), dan melakukan yang baik (doing the good). Terlepas dari itu semua, karakter yang baik juga harus ditunjang oleh kebiasaan piker (habit of the mind), kebiasaan kalbu (habit of the heart), dan kebiasaan tindakan (habit of the action)
Selanjutnya dinyatakan pula bahwa konfigurasi karakter dalam konteks realita psikologis dan juga sosial-kultural tersebut dikategorikan menjadi: olah hati (spiritual and emosional development), olah pikir (intellectual development), olahraga dan kinestetik (physical and kinesthetic development), dan olah rasa dan karsa (affective and creativity development) Sehingga tidak ada yang menyangkal bahwa karakter merupakan aspek yang penting untuk kesuksesan manusia masa yang akan datang. Karakter yang kuat akan membentuk mental yang kuat serta akan membentuk karakter yang kuat pula, pantang menyerah, berani mengarungi proses panjang, serta menerjang arus badai yang bergelombang dan berbahaya. Oleh karena itu, pendidikan karakter menjadi keniscayaan bagi bangsa ini untuk membangun mental pemenang bagi generasi bangsa di masa yang akan datang. Dalam pembentukan karakter dan akhlak seorang siswa, belum bisa langsung baik karena, itu tergantung dimana dia bersekolah, lingkungan keluarga, lingkungan teman, dan masyarakat. Dengan demikian, untuk menanggulangi masalah tersebut maka adanya perhatian khusus kepada siswa agar lebih baik dari pihak guru dan orang tua siswa. Mengenai cara berbicara, cara berpakaian, kedisiplinan, cara bergaul dengan teman dan lain sebagainya.
Pada masa pandemi Covid-19 ini, kegiatan pembelajaran dilakukan secara jarak jauh (PJJ) atau Belajar Dari Rumah (BDR). Dengan begitu, pendidikan karakter yang biasanya dilakukan di sekolah tidak akan lagi bisa dilaksanakan. Tetapi bukan berarti pendidikan karakter tersebut hilang atau ditinggalkan begitu saja. Pendidikan karakter tetap bisa dilaksanakan walaupun peserta didik belajar dari rumah, yaitu dengan cara adanya kerja sama antara guru dan orang tua peserta didik di mana kegiatan disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada masa pandemi Covid-19
Dasar Hukum Pendidikan Karakter Berbasis 7 Poe Atikan Purwakarta Istimewa
Dasar hukum pelaksanaan Pendidikan Karakter berbasis 7 Poe Atikan purwakarta Istimewa di UPTD SDN 2 Kutamanah Kecamatan Sukasari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2020/2021 adalah sebagai berikut:
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 2 Amandemen kedua yang mengamanatkan bahwa: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan Nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur undang-undang.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi: Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan bab 1 pasal 1, bahwa tujuan pembinaan kesiswaan adalah: a. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas; b. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan; c. Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat; d. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani.
Peraturan Pemerintah Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22/2006, tentang Standar Isi.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23/2006, tentang Standar Kompetensi Lulusan
Peraturan Bupati Purwakarta Nomor 69 Tahun 2015 Tentang Pendidikan Berkarakter
Surat Keputusan Bersama Meneteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 01/KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 Dan Tahun Akademik 2020/2021 Di Masa Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19)
Fungsi Pendidikan Karakter Berbasis 7 Poe Atikan Purwakarta Istimewa
Secara umum fungsi pendidikan Karakter Berbasis 7 Poe Atikan Purwakarta Istimewa adalah untuk membentuk karakter seorang peserta didik sehingga menjadi pribadi yang bermoral, berakhlak mulia, bertoleran, tangguh, dan berperilaku baik. Adapun secara khusus beberapa fungsi pendidikan karakter Berbasis 7 Poe Atikan Purwakarta Istimewa adalah sebagai berikut;
Untuk mengembangkan potensi dasar dalam diri manusia sehingga menjadi individu yang berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik.
Untuk membangun dan memperkuat perilaku masyarakat yang multikultur.
Untuk membangun dan meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam hubungan internasional.
Mengembangkan kemampuan diri sehingga menjadi pribadi yang unggul.
Meningkatkan kepribadian dan identitas bangsa yang unggul serta kompetitif.
Tujuan Pendidikan Karakter Berbasis 7 Poe Atikan Purwakarta Istimewa
Tujuan Pendidikan Karakter Berbasis 7 Poe Atikan Purwakarta Istimewa adalah sebagai berikut:
Membentuk kepribadian tangguh sesuai dengan identitas bangsa Indonesia
Mendidik para peserta didik agar menjadi pribadi yang bermartabat
Pada dasarnya tujuan utama pendidikan karakter adalah untuk membangun bangsa yang tangguh, dimana masyarakatnya berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, dan bergotong-royong.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka di dalam diri peserta didik harus ditanamkan nilai-nilai pembentuk karakter yang bersumber dari Agama, Pancasila, dan Budaya. Berikut adalah nilai-nilai pembentuk karakter tersebut: Kejujuran, Sikap toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Kemandirian, Sikap demokratis, Rasa ingin tahu, Semangat kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Sikap bersahabat, Cinta damai, Gemar membaca, Perduli terhadap lingkungan, Perduli social, Rasa tanggungjawab, Religius
Sasaran Pendidikan Karakter Berbasis 7 Poe Atikan Purwakarta Istimewa
Yang menjadi sasaran pendidikan karakter Berbasis 7 Poe Atikan Purwakarta Istimewa di UPTD SDN 2 Kutamanah Kecamatan Sukasari Kabupaten Purwakarta adalah semua warga sekolah, terutama para peserta didik sebagai prioritas utama dan Pendidik berperan sebagai tauladan.
SENIN (AJEG NUSANTARA)
Senin‎ Ajeg Nusantara, bisa diartikan sebagai awal proses internalisasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran. “Ajeg” sendiri, dalam bahasa Indonesia memiliki arti kata “tegak”. "Ketika dijadikan satu frase dengan Nusantara, Ajeg di sini memiliki pengertian tegaknya seluruh hamparan bumi nusantara beserta segenap tradisi dan kultur masing-masing daerahnya. Jadi, untuk hari Senin, seluruh pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik harus disinergikan dengan nilai-nilai Patriotik, potensi dan seluruh fase sejarah yang pernah terjadi di Indonesia (Nusantara),"
Adapun kegiatan yang dilakukan pada hari senin adalah sebagai berikut:
Memakai seragam Pramuka lengkap
Berolahraga di bawah sinar matahari
Selalu menerapkan protokol pencegahan penularan Covid-19 dengan melakukan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan)
Berdoa sebelum dan setelah belajar (sekaligus mendoakan agar wabah Corona segera berakhir)
Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan salah satu lagu wajib nasional
Mengucapkan Pancasila
Memasukan mata pelajaran Bahasa Indonesia da PPKn dalam jadwal pelajaran
Mendengarkan lagu-lagu Nasional yang dikirim oleh guru melalui media sosial
Melaksanakan puasa sunah senin dan kamis
Upacara bendera
Upacara bendera hari PGRI
Petugas dan pelatih upacara
Berbaris sebelum masuk kelas
menyanyikan lagu Indonesia Raya
Mengucapkan Pancasila
SELASA (MAPAG BUANA)
S‎alasa Mapag Buana adalah tema untuk hari Selasa. “Mapag” dalam bahasa Indonesia memiliki arti “menjemput”, sedangkan “buana” memiliki arti “dunia”. “Dalam hal ini, pada tatanan teknis seluruh jenis peradaban dunia diperkenalkan pada hari Selasa ke seluruh siswa.
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan adalah:
Mendengarkan lagu-lagu berbahasa Inggris yang dikirim guru melalui media sosial
Memanfaatkan teknologi dan internet dalam kegiatan pembelajaran
Belajar menggunakan bahasa asing (Inggris)
Memasukan mata pelajaran Bahasa inggris, Matematika, IPA, dan IPS dalam jadwal pelajaran
Belajar makan dengan menggunakan sendok, garpu, dan pisau makan
Pemanfaatan internet dalam belajar
Belajar teknologi
Pnggunaan IT dalam pembelajaran
Keterangan:
Mencari informasi dengan menggunakan media pembelajaran laptop sekaligus memanfaatkan jaringan internet. Mereka sangat antusias. Mudah2an para orang tua mendapat rezeki yang banyak dan berkah agar bisa membelikan laptop buat putra putrinya. Aamiin
RABU (MANEUH DI SUNDA)
Rebo maneuh di Sunda adalah tema yang diambil untuk pembelajaran di hari Rabu. “Maneuh” sendiri, memiliki arti “menetap”. Sehingga, secara semantik “Maneuh di Sunda” menegaskan makna terkait ketetapan peserta didik yang tinggal di Sunda. Dengan begitu, sudah menjadi keniscayaan bagi mereka untuk mentransformasi dan menginternalisasi nilai-nilai kesundaan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam hal berpakaian,
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
Memakai pakaian adat sunda (kebaya untuk peserta didik perempuan dan pangsi/kampret serta iket untuk peserta didik laki-laki)
Menggunakan bahasa Sunda sesuai dengan undak usuk yang benar
Memainkan kaulinan barudak sunda
Mendengarkan lagu-lagu sunda/pupuh yang dikirim guru melalui media sosial
Menyanyikan salah satu lagu daerah Jawa Barat sebelum kegiatan pembelajaran dimulai
Belajar mengenal perkakas khas sunda, dari bidang pertanian, kuliner, perabot rumah, bagian-bagian bangunan, dan sebagainya
Memasukkan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda ke dalam jadwal pelajaran
Membuat kuliner sunda
Murak timbel
Silih huapan
Silih huapan
Belajar Bahasa Sunda
Berpakaian khas sunda
Lomba pakaian adat sunda
KAMIS (NYANDING WAWANGI)
Kemis Nyanding Wawangi adalah tema pembelajaran setiap hari Kamis. Dalam praktiknya, pelajar dituntut untuk lebih kreatif lagi. Terutama, dari sisi kepekaan sosial.
Memakai pakain batik
Berkarya seni (seni rupa, seni musik, seni tari, dan keterampilan)
Memasukkan Mata pelajaran SBdP dalam jadwal pelajaran
Melaksanakan program beas kaheman
Merias pot tanaman
berkreasi mengecat kelas
mengecat halaman kelas
Membuat kerajinan dari karton
Beas kaheman
Pentas kreasi seni
Membuat poster
membuat reklame
JUM'AT (NYUCIKEUN DIRI)
Peserta didik diajarkan untuk lebih saling menghormati‎ dan menebar kasih sayang antar sesama. Tak hanya itu, aspek ruhani pelajar pun turut terasah. Karena, pada hari Jumat mereka semua belajar mengasah kesucian hati, jiwa dan pikiran agar tetap terjaga dan selalu dekat dengan Tuhan (nyucikeun diri)
Untuk pembelajaran hari Jumat, dimulai dengan Salat Dhuha bersama yang dilanjutkan pembacaan Al-Quran bagi pelajar muslim. ‎Bagi yang non-muslim, menyesuaikan dengan agama masing-masing.
Adapun kegiatan yang dilakukan adalah:
Memakai pakaian busana muslim
Melaksanakan kegiatan keagamaan (Mendengarkan ceramah agama melalui televisi, radio, atau you tube, membaca Surat Yaasiin, membaca surat-surat pendek, sholat duha)
Berinfak/sodakoh
Memasukkan mata pelajaran PAIBP dalam jadwal pelajaran
Marhabaan
Sholat bersama keluarga
Mengaji di rumah
Ceramah agama
Shalat duha
Marawis
SABTU DAN MINGGU (BETAH DI IMAH)
Untuk hari Sabtu-Minggu merupakan penutup dari kegiatan belajar para siswa. Para pelajar diliburkan dari kegiatan belajar mengajar (KBM). Namun demikian, meski temanya Betah di Imah (Sabtu-Minggu Betah di Rumah) bukan berarti tidak ada pelajaran bagi para siswa ini. Mereka tetap harus belajar, yakni belajar dari orang tua masing-masing. Misalnya, membantu pekerjaan rumah dan lain-lain.
Kegiatan yang dilakukan adalah:
Berolahraga dengan tetap menerapkan protokol pencegahan penularan Covid-19
Membantu pekerjaan orang tua sesuai dengan kemampuan
Bercocok tanam
Merawat hewan ternak
Mengisi waktu luang dengan membaca
Melaksanakan ibadah bersama keluarga
Mengaji
Mencuci pakaian sendiri
membantu pekerjaan orang tua
Bercocok tanam
Memasak
Memasak
Belajar memasak
Membuat masakan bersama
Jika anda memerlukan administrasi program 7 Poe Atikan, silahkan download DI SINI