Taukah Anda bahwa agar-agar, mayoniase, tinta bahkan asap dan debu juga termasuk dalam koloid ?
Kemudian apa yang membedakan diantara ?
Untuk itu, simaklah video di bawah ini !
Sumber : https://youtu.be/rFxvsxsjYN8
Terdapat tiga fase zat, yaitu padat, cair, dan gas. Dari ketiga fase zat ini dapat dibuat sembilan kombinasi campuran fase zat, tetapi yang dapat membentuk sistem koloid hanya delapan. Kombinasi campuran fase gas dan fase gas selalu menghasilkan campuran homogen (satu fase) sehingga tidak dapat membentuk sistem koloid.
1. Sistem Koloid Fase Padat-Cair (Sol)
Sistem koloid fase padat-cair disebut sol. Sol terbentuk dari fase terdispersi berupa zat padat dan fase pendispersi berupa cairan. Sol yang memadat disebut gel. Contoh dari sistem koloid fase padat-cair (sol) adalah sol emas, agar-agar, jelly, tinta.
Jelly Agar-agar Tinta
2. Sistem Koloid Fase Padat-Padat (Sol Padat)
Sistem koloid fase padat-padat terbentuk dari fase terdispersi dan fase pendispersi yang sama-sama berwujud zat padat sehingga dikenal dengan nama sol padat. Lazimnya, istilah sol digunakan untuk menyatakan sistem koloid yang terbentuk dari fase terdispersi berupa zat padat di dalam medium pendispersi berupa zat cair sehingga tidak perlu digunakan istilah sol cair. Contoh dari sol padat adalah stainless steel dan kaca berwarna.
stainless steel dan kaca berwarna
3. Sistem Koloid Fase Padat-Gas (Aerosol Padat)
Sistem koloid fase padat-gas terbentuk dari fase terdispersi berupa padat dan fase pendispersi berupa gas. Partikel padat di udara disebut partikulat padat. Sistem dispersi zat padat dalam medium pendispersi gas disebut aerosol padat. Sebenarnya, istilah aerosol lazim digunakan untuk menyatakan sistem dispersi zat cair di dalam medium gas sehingga tidak perlu disebut aerosol cair. Contoh dari aerosol padat adalah asap dan debu padat.
Asap dan debu padat
4. Sistem Koloid Fase Cair-Gas (Aerosol)
Sistem koloid fase cair-gas terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan fase pendispersi berupa gas, yang disebut aerosol. Partikel-partikel zat cair yang terdispersi di udara (gas) disebut partikulat cair. Contoh dari aerosol adalah kabut dan awan.
Awan dan kabut
5. Sistem Koloid Fase Cair-Cair (Emulsi)
Sistem koloid fase cair-cair terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi yang juga berupa cairan. Campuran yang terbentuk bukan berupa larutan, melainkan bersifat heterogen. Misalnya, campuran antara minyak dan air. Air yang bersifat polar tidak dapat bercampur dengan minyak yang bersifat nonpolar. Untuk dapat menyatukan air dan minyak, harus ada zat penghubung antara keduanya. Zat penghubung ini harus memiliki gugus polar (gugus yang dapat larut di dalam air) dan juga harus memiliki gugus nonpolar (gagus yang dapat larut di dalam minyak) sehingga zat penghubung tersebut dapat bercampur dengan air dan dapat pula bercampur dengan minyak.
Air dan minyak
Sistem koloid cair cair disebut emulsi. Zat penghubung yang menyebabka pembentukan emulsi disebut emulgator (pembentuk emulsi). Jadi, tidak ada emulsi tanpa emulgator. Contoh zat emulgator, yaitu sabun, deterjen, das lesilin. Minyak dan air dapat bercampur jika ditambahkan emulgator berup sabun atau deterjen. Oleh karena itu, untuk menghilangkan minyak yang menempel pada tangan atau pakaian digunakan sabun atau deterjen, yang kemudian dibilas dengan air.
Contoh sistem koloid cair-cair adalah santan, susu, es krim, krim, lotion, mayonaise.
Susu, es krim dan mayonaise
6. Sistem Koloid Fase Cair-Padat (Emulsi Padat)
Sistem koloid fase cair-padat terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat padat sehingga dikenal dengan nama emuls padat. Sebenarnya, istilah emulsi hanya digunakan untuk sistem koloid fase cair-cair. Jadi, emulsi berarti sistem koloid fase cair-cair (tidak ada istilah emuls cair). Contoh dari emulsi padat adalah keju, mentega dan mutiara.
Keju dan mentega
7. Sistem Koloid Fase Gas-Cair (Busa)
Sistem koloid fase gas-cair terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersi berupa zat cair. Jika Anda mengocok larutan sabun, akan timbul busa. Di dalam busa sabun terdapat rongga yang terlihat kosong. Busa sabun merupakan fase gas dalam medium cair. Contoh dari sistem koloid fase gas-cair adalah busa sabun.
Busa sabun
8. Sistem Koloid Fase Gas-Padat (Busa Padat)
Sistem koloid fase gas-padat terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersi berupa zat padat, yang dikenal dengan istilah busa padat. sedangkan dispersi gas dalam medium cair disebut busa dan tidak perlu disebut busa cair. Contoh dari busa padat adalah karet busa dan batu apung.
Karet busa dan batu apung
Secara garis besar, kedelapan jenis sistem koloid tersebut dapat ditunjukan pada tabel berikut
Website Pembelajaran Interaktif Berorientasi Chemo-Entrepreneurship Pada Materi Koloid