I. INDIKATOR ASAM BASA
Berdasarkan sifatnya, larutan dibedakan menjadi tiga yaitu: asam, basa dan garam. Masing-masing larutan tersebut memiliki sifat dan ciri yang khas. Untuk menentukan apakah sebuah larutan bersifat asam, basa ataupun netral, diperlukan adanya suatu indicator. Indikator merupakan suatu senyawa yang dapat menunjukkan perubahan warna apabila bereaksi dengan asam ataua basa. Indikator asam basa dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu indikator alami dan indikator buatan.II. INDIKATOR ALAMI
Indikator alami merupakan suatu indikator yang berasal dari bahan-bahan alami. Berbagai jenis tumbuhan dapat digunakan sebagai indicator alami. Tumbuhan yang termasuk indikator alami akan menunjukkan perubahan warna pada larutan asam ataupun basa. Beberapa contoh tumbuhan yang dapat digunakan sebagai indikator alami, antara lain: kunyit, bunga mawar, buah naga, kubis merah, kubis ungu, dan bunga kembang sepatu.
Ekstrak kunyit aka memberikan warna kuning tua pada larutan asam dan dalam larutan basa akan memberikan warna jingga. Kubis (kol) merah mengandung suatu zat indikator, yaitu antoslanin. Zat ini berwarna merah muda pada asam dan berwarna hijau pada basa.
III. INDIKATOR BUATAN
Salah satu jenis indikator buatan yang bukan termasuk ke dalam bentuk larutan cair adalah kertas lakmus. Kertas lakmus dibuat dari senyawa kimia yang dikeringkan pada kertas. Ada dua jenis kertas lakmus yang sering digunakan, yaitu kertas lakmus dan kertas lakmus biru. Warna kertas lakmus merah akan berubah menjadi warna biru dalam larutan basa dan tetap berwarna merah di dalam larutan asam. Sedangkan kertas lakmus biru akan berubah menjadi berwarna merah di dalam larutan asam dan tetap berwarna biru tetap berwarna biru dalam larutan basa.
Cara menggunakan kertas lakmus ini sangatlah mudah, yaitu dengan mencelupkan kertas lakmus ke dalam suatu larutan yang akan diidentifikasi. Lalu, amati perubahan warna kertas lakmus tersebut untuk mengetahui apakah larutan tersebut bersifat asam atau basa.