Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) merupakan sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga dalam beberapa mata pelajaran di mana di dalamnya terdapat pojok kependudukan sebagai salah satu sumber belajar peserta didik sebagai upaya pembentukan generasi berencana.
Latar Belakang
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022, memproyeksikan jumlah penduduk Indonesia mencapai 275,77 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 190,98 juta jiwa (69,25%) masuk kategori usia produktif (usia 15-64 tahun); sedangkan 84,8 juta jiwa (30,75%) tergolong usia tidak produktif. Besarnya penduduk usia produktif atau bonus demografi ini merupakan salah satu modal penting untuk menggenjot pembangunan menjelang 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada 2045.
Dengan demikian, perlu adanya persiapan untuk menciptakan generasi emas yang produktif dan berkualitas. Salah satu langkah untuk mempersiapkan generasi emas yang produktif dan berkualitas yakni adanya pendidikan kependudukan yang pada era saat ini belum gencar dilakukan. Pendidikan kependudukan ini dapat diimplementasikan dalam program Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).
Tujuan
Menyiapkan siswa-siswi untuk siaga tentang kependudukan, membantu pengendalian kependudukan, merencanakan keluarga berencana dan pembangunan keluarga (bangga kencana), menyiapkan remaja yang peduli pada pencegahan stunting
Mencegah pernikahan dini (OJO KAWIN BOCAH)
Menjadi remaja ramah kependudukan menghadapi urbanisasi dan modernisasi
Remaja mampu berkarya dan mandiri
Konsep
Materi kependudukan diintegrasikan dengan mata pelajaran sesuai dengan pokok bahasan sehingga bukan mata pelajaran baru, tidak menambah jam pelajaran, tidak menganggu kegiatan belajar mengajar namun justru mempertajam materi yang dibahas. Program SSK menjadi wadah bagi program-program yang digulirkan BKKBN Sseperti PIK-Remaja, Genre Goes To School, dan lain-lain. Sehingga dapat berjalan berdampingan dan simultan.