1. Tuliskan kebutuhan fungsional dan non fungsional Aplikasi POS Alfamart!
Kebutuhan Fungsional Aplikasi POS Alfamart:
1. Manajemen Produk
- Menambahkan produk baru ke dalam sistem.
- Mengedit informasi produk, seperti harga, kategori, dan deskripsi.
- Menghapus produk yang tidak dijual lagi.
- Mencari dan memfilter produk berdasarkan kriteria tertentu.
2. Transaksi Penjualan
- Memasukkan item belanjaan ke dalam transaksi.
- Mengatur kuantitas produk yang dibeli.
- Menghitung total pembayaran.
- Menerima berbagai metode pembayaran, seperti tunai, kartu kredit, dan e-wallet.
- Menghasilkan struk atau faktur pembayaran untuk pelanggan.
3. Manajemen Inventaris
- Memantau stok produk secara real-time.
- Memberikan peringatan saat stok mendekati atau mencapai batas minimum.
- Mengurangi stok secara otomatis saat ada penjualan.
- Menyesuaikan stok secara otomatis saat ada pengiriman produk baru.
- Menghasilkan laporan inventaris yang mencakup stok saat ini, tingkat rotasi stok, dan pergerakan stok.
4. Promosi dan Diskon
- Mengaktifkan promosi dan diskon pada produk tertentu.
- Memasukkan kode promosi atau diskon saat transaksi.
- Menghitung ulang total pembayaran secara otomatis dengan memperhitungkan promosi atau diskon yang diterapkan.
- Menghasilkan laporan penjualan berdasarkan promosi atau diskon yang diterapkan.
5. Laporan dan Analisis
- Menghasilkan laporan penjualan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
- Menampilkan produk terlaris berdasarkan jumlah penjualan.
- Menampilkan produk dengan margin keuntungan tertinggi.
- Menganalisis performa penjualan berdasarkan waktu tertentu.
Kebutuhan Non-Fungsional Aplikasi POS Alfamart:
1. Keamanan
- Melindungi data pelanggan, transaksi, dan informasi penting lainnya.
- Mengimplementasikan mekanisme autentikasi dan otorisasi yang kuat.
- Mengamankan penyimpanan dan transmisi data menggunakan enkripsi.
2. Ketersediaan
- Memastikan ketersediaan aplikasi POS secara terus-menerus.
- Menghindari waktu henti yang dapat mengganggu transaksi toko.
3. Performa
- Memastikan responsifitas aplikasi saat memproses transaksi, mencari produk, dan menghasilkan laporan.
- Menangani volume transaksi yang tinggi dengan waktu respon yang cepat.
4. Skalabilitas
- Kemampuan aplikasi untuk berkembang dan berubah sesuai pertumbuhan bisnis Alfamart.
- Menambahkan toko baru, produk baru, dan fitur tambahan tanpa mengganggu fungsionalitas yang ada.
5. Usability
- Antarmuka pengguna yang intuitif dan mudah digunakan oleh kasir.
- Pelatihan efektif untuk menguasai aplikasi dengan cepat.
- Konsistensi desain dan navigasi yang baik.
6. Integrasi
- Integrasi dengan sistem lain yang digunakan di Alfamart, seperti sistem pembayaran elektronik dan sistem manajemen persediaan.
- Pertukaran data yang akurat antara sistem-sistem tersebut.
7. Dukungan dan Pemeliharaan
- Dokumentasi yang lengkap untuk mendukung dukungan dan pemeliharaan aplikasi.
- Kemampuan pemantauan dan pemecahan masalah jarak jauh.
2. Buatlah tahapan yang harus dilalui di dalam membangun aplikasi POS Alfamart
Berikut adalah tahapan yang harus dilalui dalam membangun aplikasi POS Alfamart:
1. Analisis Kebutuhan
- Identifikasi kebutuhan bisnis Alfamart terkait sistem POS.
- Menganalisis kebutuhan fungsional dan non-fungsional aplikasi POS.
- Melakukan survei dan wawancara dengan pengguna potensial untuk memahami kebutuhan mereka secara mendalam.
2. Perencanaan Proyek
- Menentukan lingkup proyek, batasan, dan tujuan yang ingin dicapai.
- Menyusun rencana proyek, termasuk alokasi sumber daya, jadwal, dan anggaran.
- Mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi selama pengembangan aplikasi dan menyusun strategi pengelolaan risiko.
3. Desain Sistem
- Membuat desain arsitektur aplikasi POS Alfamart yang mencakup komponen utama, seperti manajemen produk, transaksi penjualan, manajemen inventaris, promosi, dan laporan.
- Mendefinisikan struktur database untuk menyimpan data produk, transaksi, dan inventaris.
- Merancang antarmuka pengguna yang intuitif dan responsif.
4. Pengembangan
- Membangun komponen aplikasi berdasarkan desain yang telah disusun.
- Mengimplementasikan logika bisnis, fungsi transaksi, manajemen inventaris, dan fitur-fitur lainnya.
- Melakukan pengujian unit untuk memastikan setiap komponen berfungsi dengan baik.
5. Integrasi dan Pengujian Sistem
- Mengintegrasikan komponen-komponen aplikasi untuk memastikan interaksi yang mulus.
- Melakukan pengujian integrasi untuk memverifikasi bahwa semua bagian sistem bekerja secara harmonis.
- Melakukan pengujian fungsional dan non-fungsional untuk memastikan aplikasi sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan sebelumnya.
6. Implementasi dan Pelatihan
- Melakukan implementasi aplikasi POS Alfamart di toko-toko Alfamart yang dituju.
- Melakukan pelatihan kepada pengguna, terutama kasir dan staf toko, untuk memastikan pemahaman yang baik tentang fitur dan penggunaan aplikasi.
- Melakukan migrasi data produk, transaksi, dan inventaris ke dalam sistem POS.
7. Produksi dan Pemeliharaan
- Mengimplementasikan aplikasi POS Alfamart secara penuh di semua toko Alfamart.
- Melakukan pemantauan kinerja aplikasi untuk memastikan ketersediaan, responsivitas, dan keamanan yang optimal.
- Menyediakan dukungan dan pemeliharaan rutin untuk memperbaiki bug, melakukan pembaruan, dan menangani permintaan perbaikan atau peningkatan dari pengguna.
Setiap tahap harus dilakukan dengan cermat dan melibatkan kolaborasi yang baik antara tim pengembang, pengguna, dan pihak terkait untuk mencapai tujuan membangun aplikasi POS Alfamart yang sukses.
3. Buatlah Diagram Konteks dan DFD Level 1 dari aplikasi Alfamart
Context Diagram
Level 1
4. Apa perbedaan Model Analisis dan Model Desain. Jelaskan, lengkapi dengan gambar grafis
Perbedaan antara Model Analisis dan Model Desain terletak pada fokus, tingkat abstraksi, dan tujuan dari masing-masing model. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:
Fokus:
Model Analisis: Fokus pada pemahaman dan dokumentasi kebutuhan sistem, proses bisnis, dan fungsi-fungsi yang harus diimplementasikan. Model analisis mencoba menjawab pertanyaan "Apa yang harus dilakukan sistem?"
Model Desain: Fokus pada merancang struktur sistem, komponen-komponen sistem, dan detail implementasi teknis. Model desain mencoba menjawab pertanyaan "Bagaimana sistem harus dilaksanakan?"
Tingkat Abstraksi:
Model Analisis: Lebih tinggi tingkat abstraksi, lebih berfokus pada konsep dan logika bisnis yang ada di sistem. Model analisis lebih mementingkan pemahaman konseptual daripada detail implementasi teknis.
Model Desain: Lebih rendah tingkat abstraksi, lebih berfokus pada detail teknis dan implementasi sistem. Model desain mencakup spesifikasi teknis, desain database, desain antarmuka, dll.
Tujuan:
Model Analisis: Tujuan utama model analisis adalah memahami kebutuhan pengguna, merancang arsitektur sistem, dan mendefinisikan batasan-batasan sistem yang akan dibangun. Model analisis membantu menggambarkan apa yang harus dilakukan sistem dan mengidentifikasi bagaimana sistem akan berinteraksi dengan pengguna dan komponen eksternal.
Model Desain: Tujuan utama model desain adalah merancang solusi teknis yang memenuhi kebutuhan yang telah dianalisis. Model desain menggambarkan bagaimana sistem akan diimplementasikan, termasuk rincian struktur, aliran data, aliran proses, dan komponen-komponen teknis lainnya.
Secara umum, model analisis lebih berfokus pada pemahaman dan dokumentasi kebutuhan sistem, sementara model desain lebih berfokus pada merancang solusi teknis yang memenuhi kebutuhan tersebut. Keduanya saling terkait dan sering digunakan bersama-sama dalam proses pengembangan sistem untuk memastikan sistem yang dibangun sesuai dengan kebutuhan pengguna dan spesifikasi teknis.
Berikut ini adalah gambar grafis antara model analisis dan model desain:
Jawaban soal nomor 5-6
7. Dokumentasikan dalam bentuk video presentasi kemudian diembeded di blog.
Berikut ini adalah video presentasi kami untuk soal nomor 5-6: