Dalam era digital yang terus berkembang, instansi pemerintah dituntut untuk memberikan layanan yang lebih cepat, efisien, dan terintegrasi. Salah satu inisiatif strategis yang dikembangkan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dalam rangka transformasi digital adalah DIGIT SuperApps. Platform ini dirancang untuk menyediakan layanan satu atap (one stop service) yang mengintegrasikan seluruh proses bisnis unit kerja pemerintahan secara efisien dan terkoordinasi.
Untuk mendukung fleksibilitas dan skalabilitas, DIGIT SuperApps dibangun dengan arsitektur microservices. Arsitektur ini memecah aplikasi besar menjadi bagian-bagian kecil yang independen, dimana setiap komponen memiliki tanggung jawab spesifik. Dengan pendekatan ini, setiap layanan dapat dikembangkan, diuji, dikembangkan, dan diskalakan secara mandiri tanpa mempengaruhi keseluruhan sistem.
Setiap permintaan pengguna pada DIGIT SuperApps dapat dipenuhi dengan memanggil beberapa layanan microservices internal secara bersamaan, sehingga menghasilkan respon yang cepat dan akurat. Keunggulan utama dari pendekatan ini mencakup:
Kemudahan Pemeliharaan: Modul yang lebih kecil memudahkan proses pengembangan dan pemeliharaan.
Standar Terbuka: Pemanfaatan API yang memungkinkan interoperabilitas antar sistem.
Peningkatan Keamanan: Pemisahan data meminimalisir risiko kebocoran informasi.
Fleksibilitas Adaptasi: Proses bisnis dapat dengan cepat disesuaikan dengan kebutuhan baru.
Kemandirian Teknologi: Tidak bergantung pada satu tumpukan teknologi tertentu.
Isolasi Kesalahan: Gangguan pada satu layanan tidak serta-merta mempengaruhi keseluruhan sistem.
Pengembangan DIGIT SuperApps memiliki dua tujuan utama:
Integrasi Efisien Aplikasi Non-Core DJPb: Menyatukan berbagai aplikasi pendukung ke dalam satu platform yang terkoordinasi.
Optimasi Layanan Melalui Reusability: Mengembangkan layanan bersama (shared services) yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai aplikasi, sehingga menghemat hingga 30% waktu pengembangan.
Integrasi Layanan Validasi NIK: Memanfaatkan layanan Kemendagri untuk validasi data pengguna berbasis NIK.
Upgrade Framework Laravel: Pembaruan ke versi terbaru untuk peningkatan performa dan keamanan.
Migrasi Database dan Server: Perpindahan Database ke x10 dan co-location server (KCP) untuk peningkatan kinerja dan kemudahan pengelolaan.
Pengembangan Shared Services:
o Single Sign On (SSO)
o Role Based Access Control (RBAC)
o Email Notification
o Dashboard Setup
o Validasi NIK
o Storage Services
o Manajemen Menu
o Reporting
o Validasi Rekening
o Redis sebagai penyimpanan data dalam memori yang bersifat in-memory dan berperan sebagai database, cache, dan message broker.
Pengembangan Modul Aplikasi Berbasis Microservices:
o Manajemen User Microservices
o Sistem Informasi Keuangan Republik Indonesia Korporasi Publik (SIKRI-KP)
o UMKM Financing Empowerment (U-FINE)
o Treasury Notional Polling (TNP)
o Central Mapper
o Dashboard Kartu Kredit Pemerintah
o Sistem Informasi Pemberian Pinjaman (SiIPP)
o Ongkos Angkut Beras (OAB)
Dengan DIGIT SuperApps, DJPb menegaskan komitmennya dalam menghadirkan layanan perbendaharaan yang modern, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan stakeholders. Penerapan arsitektur microservices menjadi pondasi penting dalam menjaga keberlanjutan sistem informasi yang scalable, fleksibel, dan mudah dikelola di tengah dinamika tuntutan layanan pemerintahan digital masa kini.