Di era digital saat ini, data memegang peran yang sangat penting dalam mendukung pengambilan keputusan, sebagaimana sering disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan idiom "Data is the new oil". Bagi Kementerian Keuangan, data bukan hanya sekadar kumpulan angka, tetapi merupakan aset strategis yang mampu mendorong efisiensi, efektivitas, serta ketepatan dalam pengelolaan keuangan negara.
Pengelolaan data keuangan oleh Kementerian Keuangan mencakup berbagai aspek seperti pendapatan, pengeluaran, dan beragam transaksi keuangan yang kompleks. Dengan pertumbuhan volume data yang masif, metode manual tidak lagi memadai untuk menganalisis dan mengolah data secara optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi mutakhir, seperti Machine Learning (ML) dan Artificial Intelligence (AI), yang mampu memberikan analisis akurat dan pengambilan keputusan yang lebih cepat.
Pada tahun 2024, Kementerian Keuangan mengembangkan Simulation System Realisasi APBN berbasis Machine Learning. Sistem ini mampu memprediksi realisasi pendapatan dan belanja negara secara lebih akurat, sesuai dengan postur APBN.
Namun, pengembangan sistem ini tidak berhenti pada kemampuan prediktif semata. Masih terdapat ruang untuk meningkatkan performa dan akurasi model, termasuk potensi pemanfaatan teknologi yang lebih canggih seperti Generative Artificial Intelligence (Generative AI). Generative AI diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pengguna dalam memahami, mengeksplorasi, dan memanfaatkan data keuangan secara lebih intuitif.
Pengembangan Modul CPIN dilaksanakan dengan merujuk pada sejumlah regulasi yang menjadi dasar hukum pelaksanaan, antara lain:
PMK Nomor 118/PMK.01/2021 (dan perubahannya)
PMK Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kemenkeu 2020-2024
PMK Nomor 133/PMK.05/2021 tentang Tata Kelola TIK Kemenkeu
KMK Nomor 202/2023 tentang Peta Rencana SPBE Kemenkeu
KMK 287/KMK.01/2021 tentang Penetapan Kuasa Pengguna Anggaran
PMK 101/2023 tentang Pengelolaan PNBP Pengelolaan Kas Negara
PER-26/PB/2019 Pedoman Pengembangan Sistem Informasi DJPb
KEP 111/PB/2023 Cetak Biru TIK DJPb 2024-2029
KEP-20/PB.8/2024 Rincian Kegiatan Peta Rencana Cetak Biru TIK DJPb 2024-2029
Sebagai bagian dari upaya optimalisasi, dikembangkanlah Modul CPIN pada Platform Simulation System Realisasi APBN Treasury Big Data. Modul ini secara khusus dikembangkan untuk mendukung kebutuhan Direktorat Pengelolaan Kas Negara dalam forum CPIN, serta sejalan dengan agenda pengembangan Next Treasury, yang menekankan pemanfaatan big data dan data analytics. Beberapa tujuan strategis pengembangan Modul CPIN antara lain:
Peningkatan Akurasi Model Machine Learning
Modul CPIN berperan dalam meningkatkan performa model prediksi realisasi APBN, sehingga hasil proyeksi semakin mendekati kondisi riil.
Uji Efektivitas Integrasi Sistem
Melalui integrasi Modul CPIN, efektivitas sistem secara keseluruhan diuji untuk memastikan sinkronisasi data berjalan optimal.
Eksplorasi Pemanfaatan Generative AI
Modul ini juga mengevaluasi potensi penerapan Generative AI dalam analisis data keuangan yang mampu menghasilkan insight secara otomatis dan mudah dipahami oleh pengambil keputusan.
Identifikasi Pengembangan Lanjutan
Selain pengujian saat ini, pengembangan berkelanjutan dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara.
Dengan hadirnya sistem berbasis AI ini, proses pengambilan keputusan pemerintah menjadi:
Lebih cepat: Mengurangi keterlambatan dalam menentukan langkah strategis.
Lebih tepat: Memberikan proyeksi yang akurat berdasarkan analisis data.
Lebih efektif: Mendukung stabilitas keuangan dan pelayanan publik yang lebih baik.
Keterlambatan dalam pengambilan keputusan finansial dapat berdampak pada kestabilan ekonomi negara, sehingga pemanfaatan teknologi seperti ini menjadi sangat krusial.
Pengembangan Modul CPIN merupakan bagian integral dari transformasi digital di Kementerian Keuangan, khususnya Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Dengan memanfaatkan kekuatan AI dan big data analytics, pengelolaan kas negara menjadi lebih adaptif, presisi, dan berorientasi pada pelayanan publik yang optimal. Ke depan, kolaborasi antara kecanggihan teknologi dan ketajaman analisis manusia diharapkan dapat semakin memperkuat ketahanan fiskal nasional dalam menghadapi tantangan ekonomi global.