<----Kembali --- Ulasan video berjudul Merdeka belajar abad 21
<----Kembali --- Ulasan video berjudul Merdeka belajar abad 21
Video ini berisi presentasi yang menjelaskan tentang modul Merdeka Belajar Abad 21, yang merupakan program pendidikan yang ditujukan untuk merespon perubahan zaman dan mengidentifikasi tantangan-tantangan dalam mendampingi murid sesuai kebutuhan mereka. Dalam video ini, presenter menyampaikan bahwa peran guru telah bergeser dari sebagai sumber tunggal pengetahuan menjadi fasilitator dalam proses belajar. Presenter juga menyatakan bahwa dengan adanya akses yang luas terhadap berbagai sumber informasi, cara dalam menuntun dan membimbing murid juga telah berubah. Peran guru sekarang adalah untuk memfasilitasi agar murid dapat mencari dan membangun pemahaman mereka sendiri. Video ini juga menyebutkan bahwa tantangan yang dihadapi guru saat ini juga semakin besar, seperti persaingan yang semakin ketat pada abad 21. Selain itu video ini juga menjelaskan tentang pentingnya menempatkan murid sebagai subjek aktif dalam pembelajaran bukan sebaliknya murid dianggap sebagai objek pembelajaran atau individu pasif yang hanya tergantung pada apa yang diberikan oleh guru.
Modul Merdeka Belajar Abad 21 adalah sebuah program pendidikan yang bertujuan untuk merespon perubahan zaman dan mengidentifikasi tantangan-tantangan dalam mendampingi murid sesuai kebutuhan mereka. Dalam era 21, peran guru telah bergeser dari sebagai sumber tunggal pengetahuan menjadi fasilitator dalam proses belajar. Dengan adanya akses yang luas terhadap berbagai sumber informasi, cara dalam menuntun dan membimbing murid juga telah berubah. Peran guru sekarang adalah untuk memfasilitasi agar murid dapat mencari dan membangun pemahaman mereka sendiri. Tantangan yang dihadapi guru saat ini juga semakin besar, seperti persaingan yang semakin ketat pada abad 21.
Hai salam dan bahagia ibu dan bapak guru hebat. Selamat datang kembali di modul pendidikan yang mengantarkan kebahagiaan dan keselamatan. Kali ini kita akan mengulas materi Merdeka Belajar Abad 21 agar kita dapat merefleksikan perubahan zaman dan memahami tantangan-tantangan dalam mendampingi murid sesuai kebutuhannya.
Hai sebagai pendidik, kita terkadang merasa memiliki kewenangan penuh dalam menentukan tujuan belajar bagi murid. Buruh menganggap bahwa ia mengetahui apa yang tepat dan terbaik bagi murid berdasarkan pengalaman-pengalaman mengajar yang sudah dilaluinya. Sehingga ia kadang juga merasa memiliki peran menjadi satu-satunya sumber pengetahuan bagi murid-muridnya. Murid cenderung mengikuti apa yang dikatakan dan diperintahkan oleh guru karena kondisi yang dibangun dan diciptakan guru memang demikian dalam proses belajarnya. Apa yang disampaikan guru merupakan kebenaran pengetahuan dan terbaik bagi murid. Misalnya guru meminta murid menghafal perkalian Tanggal Peristiwa sejarah kemerdekaan dan lain-lain yang sifatnya hafalan tanpa dibukakan ruang dialog tentang kegunaannya atau kebermanfaatannya bagi diri murid.
Mungkin benar cara demikian dapat menambah wawasan murid tetapi Apakah dengan menghafal kebutuhan belajar murid telah terpenuhi? Apakah murid memahami apa yang ia hafalkan dan bagaimana ia menghubungkannya dengan kehidupan? Pesan Ki Hajar Dewantara Tuntunlah murid sesuai jamannya. Sekarang guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber pengetahuan tetapi guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran.
Sumber-sumber pengetahuan kini terbuka luas, akses dan beragam bentuknya seperti adanya mesin pencari yang bisa menyediakan beragam informasi yang kita inginkan. Sehingga cara menuntun dan membimbing murid pun sangat berbeda. Sebagai fasilitator guru men
lanjutkan
empatkan murid menjadi subjek atau individu aktif dalam pembelajaran, bukan sebaliknya murid dianggap objek pembelajaran atau individu pasif yang hanya tergantung pada apa yang diberikan oleh guru.
Peran guru adalah memfasilitasi dengan baik dan benar bagaimana murid dapat membangun pemahamannya dengan maksimal. Sebagai contoh, jika murid ingin mengetahui hewan atau binatang apa saja yang hidup dekat dengan lingkungan sekitarnya, maka guru tidak langsung memberikan jawabannya, tetapi membimbing murid melalui pendekatan saintifik dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan murid untuk dapat mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan dalam membangun pemahamannya tentang kehidupan hewan yang dekat dengan lingkungan sekitarnya.
Semakin berkembangnya zaman, semakin besar pula tantangan-tantangan yang dihadapi oleh guru. Salah satunya adalah persaingan yang semakin kompetitif pada abad 21. Namun, dengan mengaplikasikan Merdeka Belajar Abad 21, guru dapat mengatasi tantangan-tantangan tersebut dan memberikan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan murid.
lanjutkan
Merdeka Belajar Abad 21 membawa banyak keuntungan bagi guru dan murid dalam proses pembelajaran. Beberapa di antaranya adalah:
Guru dapat menyesuaikan metode pembelajaran dengan perkembangan zaman dan teknologi.
Murid dapat belajar dengan cara yang lebih aktif dan mandiri.
Murid dapat belajar sesuai dengan minat dan bakatnya.
Murid dapat belajar dengan cara yang lebih efektif dan efisien.
Murid dapat belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan menyenangkan.
Merdeka Belajar Abad 21 adalah modul pendidikan yang mengantarkan kebahagiaan dan keselamatan. Dengan mengaplikasikan Merdeka Belajar Abad 21, guru dapat merespon perubahan zaman dan mengatasi tantangan-tantangan dalam mendampingi murid sesuai kebutuhannya. Guru dapat menyesuaikan metode pembelajaran dengan perkembangan zaman dan teknologi, sementara murid dapat belajar dengan cara yang lebih aktif, mandiri, efektif, efisien, dan menyenangkan.
Transkrip Isi Video ini .....
"Salam dan bahagia kepada ibu dan bapak guru hebat. Selamat datang kembali di modul pendidikan yang mengantarkan kebahagiaan dan keselamatan. Kali ini kita akan mengulas materi 'Merdeka Belajar Abad 21', agar kita dapat merefleksikan perubahan zaman dan memahami tantangan-tantangan dalam mendampingi murid sesuai kebutuhannya.
Sebagai pendidik, kita terkadang merasa memiliki kewenangan penuh dalam menentukan tujuan belajar bagi murid. Buruh menganggap bahwa ia mengetahui apa yang tepat dan terbaik bagi murid berdasarkan pengalaman mengajar yang sudah dilaluinya. Sehingga, ia kadang juga merasa memiliki peran menjadi satu-satunya sumber pengetahuan bagi murid-muridnya. Murid cenderung mengikuti apa yang dikatakan dan diperintahkan oleh guru karena kondisi yang dibangun dan diciptakan guru memang demikian dalam proses belajarnya. Apa yang disampaikan guru merupakan kebenaran pengetahuan dan terbaik bagi murid. Misalnya, guru meminta murid menghafal perkalian Tanggal Peristiwa sejarah kemerdekaan dan lain-lain yang sifatnya hafalan tanpa dibukakan ruang dialog tentang kegunaannya atau kebermanfaatannya bagi diri murid. Mungkin benar cara demikian dapat menambah wawasan murid, tetapi apakah dengan menghafal kebutuhan belajar murid telah terpenuhi? Apakah murid memahami apa yang ia hafalkan dan bagaimana ia menghubungkannya dengan kehidupan?
Pesan Ki Hajar Dewantara, 'Tuntunlah murid sesuai jamannya.' Sekarang guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber pengetahuan, tetapi guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran. Sumber-sumber pengetahuan kini terbuka luas akses dan beragam bentuknya seperti adanya mesin pencari yang bisa menyediakan beragam informasi yang kita inginkan. Sebagai fasilitator, guru menempatkan murid menjadi subjek atau individu aktif dalam pembelajaran untuk mencari dan membangun pemahamannya sendiri. Bukan sebaliknya, murid dianggap objek pembelajaran atau individu pasif yang hanya tergantung pada apa yang diberikan guru. Peran guru adalah memfasilitasi dengan baik dan benar bagaimana murid dapat membangun pemahamannya dengan maksimal.
Semakin berkembangnya zaman, semakin besar pula tantangan-tantangan yang dihadapi oleh guru. Persaingan yang semakin kompetitif pada abad 21 saling terhubung, ya negara-negara di dunia membuat kita sebagai pendidik tidak boleh lengah dan merasa cukup dengan apa yang telah kita upayakan sejauh ini. Cara satu-satunya agar kita tidak terlena dan tenggelam dengan perubahan zaman adalah menjadi pembelajar sepanjang hayat dengan terus meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan kita sebagai fasilitator pembelajaran bagi murid sesuai jamannya.
Penguatan kebangsaan oleh kita bersama adalah juga penting, sehingga kita dan juga murid-murid mampu membangun konteks diri serta identitas sebagai suatu bangsa. Dengan demikian, kita dapat membantu menyiapkan murid-murid kita untuk memiliki rasa percaya diri dalam berinteraksi dan berkolaborasi bersama warga dunia untuk memecahkan masalah-masalah global.
Jika kita sebagai pendidik tidak menyadari bahwa pendidikan tidak hanya mengembangkan kemampuan berpikir saja, tetapi juga mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki murid, yaitu kecerdasan rasa, karsa, cipta, dan karya, maka kesadaran akan perubahan zaman, kesadaran akan kebutuhan belajar tidak hanya diharapkan tumbuh dalam diri murid, tetapi juga muncul mulai dari dalam diri kita sebagai pendidik.
Pendidikan juga memerlukan tuntunan dan kesadaran akan kebutuhan belajar murid sesuai dengan fase perkembangannya. Pada abad ke-21, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan kognitif, dan kemampuan sosial emosional menjadi sangat penting, bukan hanya bagi murid, melainkan juga bagi guru sebagai fasilitator pembelajaran. Guru diharapkan menjadi contoh bagaimana ia terus mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut pada dirinya, kemudian meneruskannya dalam membantu murid untuk menguasainya.
Salah satu kompetensi mendasar yang menunjang penguasaan kemampuan tersebut adalah kompetensi literasi bahasa, matematika, sains, digital, dan finansial. Guru juga sebaiknya menjadikan kompetensi dasar ini sebagai prasyarat wajib yang dikuasai murid pada abad ke-21.
Kompetensi lain yang juga penting dalam menghadapi tantangan abad 21 adalah kompetensi murid untuk menjadi mandiri, mengenali diri, mengidentifikasi yang diketahui dan yang tidak diketahui, serta strategi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi ini erat kaitannya dengan pola pikir pembelajar atau growth mindset, yaitu murid memiliki keyakinan untuk dapat terus berkembang dan berprestasi dengan berusaha secara maksimal.
Pola pikir ini perlu dimiliki oleh guru sebagai fasilitator untuk mendorong proses belajar murid yang menumbuhkan pola pikir pembelajar. Salah satu contoh metode pembelajaran abad 21 yang berpusat pada murid adalah pembelajaran berbasis proyek. Guru dapat mengajak murid mengamati permasalahan dan potensi yang ada disekitarnya, kemudian bersama-sama merancang proyek yang akan dilakukan. Murid mencari data dan informasi dengan bimbingan guru, lalu menyimpulkan dan menyampaikan hasilnya melalui media yang sesuai.
Pembelajaran proyek ini juga sebagai media bagi guru meningkatkan kompetensi yang dimilikinya untuk menuntun murid dalam merdeka belajar abad 21.