Kurdeka - Lima posisi kontrol

Ulasan Video Lima Posisi Kontrol

Video ini berisi tentang 5 posisi kontrol di kelas, dan bagaimana mempertahankan disiplin positif di antara siswa. Pembicara membahas konsep kontrol dalam konteks disiplin dan mengeksplorasi kesalahpahaman tentang hal itu. Pembicara menekankan pentingnya memahami bahwa setiap orang memiliki kebutuhan dan pandangan yang berbeda, dan bahwa kontrol tidak boleh digunakan untuk mem domasi orang lain. Lima posisi kontrol dibahas dan diterapkan pada berbagai contoh untuk menunjukkan bagaimana mereka bisa digunakan untuk membantu siswa mempertahankan disiplin. Video ini bertujuan untuk membantu guru mengidentifikasi dan mengevaluasi metodenya saat ini dalam memimpin siswa menuju disiplin positif dan memahami dampak posisi kontrol mereka pada perkembangan siswa.

modul Lima posisi kontrol kali ini tentang posisi kontrol guru pada materi pertama di model ini kita akan berkenalan dan belajar mengenai konsep lima posisi kontrol guru kita akan mengeksplorasi beberapa contoh praktik proses pembentukan sikap disiplin positif pada murid diharapkan kita bisa mengidentifikasi dan mengevaluasi cara kita selama ini dalam membimbing murid untuk memiliki sikap disiplin Dengan begitu kita bisa tahu letak posisi kontrol kita dan dampaknya bagi perkembangan murid Habib Syech Hai pernah lupa membawa buku gambar Aku disuruh menyanyi lagu didepan kelas aku pernah berantem baguru bilang aku tidak kasihan padanya dia capek mengajari aku aku pernah tidak mengerjakan PR bu guru bilang tidak apa-apa aku di maafin aku pernah salah memakai seragam sesuai peraturan Aku disuruh pulang tidak boleh masuk sekolah aku mengejek guru kemudian aku dipertemukan dengan guru tersebut untuk berdiskusi akan dampak dari perbuatanku aku mengerti kesalahanku dan aku akan perbaiki ama nih reaksi ibu dan bapak mendengar tak tentang mereka saat kita ingin membuat murid kita memiliki sikap disiplin kita menggunakan beberapa cara yang berbeda untuk bisa mengontrol murid sebenarnya kontrol seperti apa sih yang bisa kita terapkan di kelas Ibu dan Bapak sebelum kita masuk dalam lima posisi kontrol Mari kita samakan dahulu persepsi tentang konsep disiplin selama ini melekat sekali di benak kita bahwa disiplin sangat erat kaitannya dengan kontrol

Tetapi apakah iya disiplin di sekolah itu maksudnya kita dapat mengontrol murid sepenuhnya? Doktor William membantu kita mengenali 4 ilusi kontrol yang mungkin kita yakini selama ini, agar kita bisa meluruskan beberapa miskonsepsi tentang kontrol terhadap murid

Miskonsepsi tentang disiplin seringkali berhubungan dengan pemahaman yang salah mengenai apa yang seharusnya dilakukan untuk membentuk perilaku yang baik pada siswa. Beberapa miskonsepsi ini meliputi:

Menggunakan kekuatan fisik: Beberapa orang percaya bahwa menggunakan kekuatan fisik, seperti memberikan pukulan atau memukul tangan, adalah cara terbaik untuk membentuk disiplin pada anak. Namun, ini justru akan memperburuk situasi dan membuat anak merasa tidak nyaman dan tidak aman di sekolah.
Memberikan hukuman yang tidak adil: Memberikan hukuman yang tidak adil, seperti memberikan tugas yang berat atau membuat siswa duduk di sudut, tidak akan membantu dalam membentuk perilaku yang baik. Ini justru akan memperburuk situasi dan membuat anak merasa tidak adil dalam situasi tersebut.
Menekankan sanksi negatif: Hanya menekankan sanksi negatif, seperti memberikan hukuman, tidak akan membantu dalam membentuk perilaku yang baik pada siswa. Sanksi negatif harus digunakan dengan hati-hati dan harus dipadukan dengan pengakuan positif dan dukungan untuk membantu siswa memahami tindakan yang baik.
Berfokus pada tindakan tunggal: Berfokus pada tindakan tunggal, seperti memfokuskan perhatian pada satu tindakan buruk, tidak akan membantu dalam membentuk perilaku yang baik pada siswa. Ini perlu diterjemahkan ke dalam situasi yang lebih luas dan dipahami sebagai bagian dari perilaku yang lebih besar.
Menekankan pada konsekuensi negatif: Hanya menekankan pada konsekuensi negatif dari tindakan buruk, seperti memberikan hukuman atau membuat siswa merasa bersalah, tidak akan membantu dalam membentuk perilaku yang baik pada siswa. Ini perlu dipadukan dengan dukungan dan pengakuan positif untuk membantu siswa memahami tindakan yang baik dan membentuk perilaku yang lebih baik.

Dengan meluruskan miskonsepsi tentang kontrol terhadap murid kita bisa mengubah pandangan kita bahwa manusia memiliki kebutuhan yang berbeda kita juga memahami bahwa setiap orang memiliki gambaran dan pandangan yang berbeda tentang segala hal Mari kita sadari bahwa kita tidak bisa mengontrol orang lain diri Kitalah yang bisa kita kontrol dengan menyadari bahwa setiap manusia mempunyai tujuan dalam prilakunya kita bisa selalu mempunyai model berpikir win-win solution tidak perlu ada yang kalah dalam interaksi manusia ini jugalah yang perlu kita ingat saat kita berinteraksi dengan murid kita terutama saat yang berbuat pelanggaran disiplin kita tidak perlu mempunyai rasa ingin menang atas murid kita mari membimbing mereka untuk lebih memaknai perilakunya melalui lima posisi kontrol

Dalam dunia pendidikan, tata tertib sekolah merupakan hal yang sangat penting untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan membantu siswa dalam mencapai potensi terbaik mereka. Dalam buku ini, Diane Gossen membahas konsep restitusi dan rekonstruksi tata tertib sekolah dan bagaimana kedua hal ini dapat membantu guru dan siswa mencapai tujuannya.

Apa itu Restitusi dan Rekonstruksi Tata Tertib Sekolah?

Restitusi adalah proses memulihkan hubungan yang terganggu antara dua pihak, misalnya antara guru dan siswa, setelah terjadinya pelanggaran tata tertib. Rekonstruksi tata tertib sekolah adalah upaya untuk membangun kembali tata tertib sekolah yang berfungsi dengan baik dan membantu siswa mencapai tujuannya. Kedua konsep ini sangat penting untuk menciptakan suasana belajar yang positif dan membantu siswa belajar dalam lingkungan yang aman dan nyaman.

Mengapa Restitusi dan Rekonstruksi Tata Tertib Sekolah Sangat Penting?

Restitusi dan rekonstruksi tata tertib sekolah sangat penting karena membantu menciptakan suasana belajar yang positif dan membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka. Kedua konsep ini juga membantu memperbaiki hubungan antara guru dan siswa dan membantu mengatasi masalah tata tertib yang mungkin terjadi di sekolah. Buku ini memberikan contoh-contoh bagaimana restitusi dan rekonstruksi tata tertib sekolah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sekolah untuk menciptakan suasana belajar yang positif dan membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka.

Supported by Kemendikbudristek RI