Dalam video ini, kita akan membahas elemen kedua dalam dimensi berpikir kritis, yaitu elemen menganalisis dan mengevaluasi alasan. Dalam elemen pertama, kita membahas proses berpikir yang memberikan peralatan bagi siswa Indonesia untuk membuat keputusan berdasarkan informasi yang relevan dan akurat. Elemen kedua adalah kemampuan siswa Indonesia untuk membuktikan alasan mereka dengan berbagai argumen dalam menyimpulkan atau membuat keputusan.
Seorang orang tua mungkin menceritakan kisah tentang kuis matematika anak mereka di kelas 2, di mana kuis hanya memiliki tiga pertanyaan dan mudah untuk pembagian, tapi mengejutkan, selain menjawab hasil pembagian, anak juga ditanyakan untuk menjelaskan alasan di balik jawabannya. Dan ternyata anak bisa menjawab hasil pembagian tapi tidak bisa memberikan penjelasan. Ini umum dikenal sebagai alasan atau pendengaran. Secara sederhana, alasan adalah memberikan alasan logis di belakang pernyataan atau kesimpulan. Tanpa alasan, mungkin sulit bagi guru untuk membedakan antara pemahaman dan memorisasi, atau bahkan hanya tebakan yang beruntung. Mereka juga dapat melihat di mana siswa mengalami kesulitan atau bahkan kesalahpahaman.
Jenis belajar apa yang dilakukan orang tua untuk mendorong siswa untuk memberikan alasan? Elemen menganalisis dan mengevaluasi alasan ini adalah elemen yang memperkuat bagaimana siswa kita menggunakan alasan mereka untuk membuat keputusan atau tindakan dari suatu masalah. Siswa diharapkan untuk menggunakan alasan mereka sesuai dengan aturan ilmiah dan logis dan untuk menganalisis dan mengevaluasi ide dan informasi yang mereka dapatkan, sehingga dapat menjelaskan alasan yang relevan dan akurat di balik keputusan mereka. Kemampuan ini harus secara konsisten dilatih pada setiap tingkat. Guru matematika dalam cerita menggunakan metode sederhana tapi efektif dalam kelas.