Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya menawarkan keanekaragaman budaya yang beranekaragam. Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa wisatawan asing banyak yang betah berlama-lama tinggal di Jogja. Budaya Kota Yogyakarta yang sangat terkenal baik dalam negeri maupun luar negeri yaitu:
Tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Ini membuktikan bahwa batik benar-benar menjadi ciri khas Indonesia, khususnya di Jogja.Batik sudah menjadi kebudayaan yang diturunkan dari nenek moyang. Batik menjadi karya seni yang tidak sekedar goresan canting yang tampak cantik di mata, tapi juga kaya akan makna.
Sekatenan bisa dikatakan salah satu dari adat budaya Jogja yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Mungkin sejaka Islam masuk ke tanah Jawa karena Sekatenan adalah acara tahunan pesta rakyat yang dilakukan di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad tanggal 5 Rabiul Awal Kalender Islam.
Setiap wisatawan asing yang datang ke Jogja, hampir pasti meluangkan waktunya untuk melihat Sendratari Ramayana, sebuah seni tari dan drama yang digabungkan menjadi satu pertuntjukan yang apik tanpa dialog dengan certia Ramayana. Secara singkat, ceritanya mengenai Sri Rama yang berusaha keras untuk menyelematkan istri kesayangannya, Dewi Shinta yang telah diculik oleh Rahwana. Begitu terkenalnya budaya asli Jogja ini, Sendratari Ramayana juga dimainkan di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Laos, Kamboja, Singapura, Thailand hingga India dan Sri Lanka.
Seni tari dari Jogja ada beberapa macam, dari tari yang menampilkan kemolekan dan keanggunan seorang wanita, atau wanita yang pemberani hingga seorang ksatria berparas tampan dan gagah.
Banyak budaya-budaya Jogja yang diadopsi kemudian digunakan untuk menampilkan karya seni kontemporer, seperti campur sari. Kalau kita melihat asalnya, campur sari ini dulunya berasal dari seni karawitan dari Jogja, sebuah kesenian tarik suara yang menggunakan gamelan sebagai instrumennya dan suara manusia yang berlaraskan pelog atau slendro.
Siapa yang tidak mengenal wayang kulit? Salah satu produk budaya Jawa di Jogja yang menampilkan pertunjukan wayang dengan cerita pewayangan seperti Ramayanan dan Mahabarata. Kebudayaan ini semakin langka saja dipertujunjukkan di berbagai daerah di DIY, namun kelestariannya tetap terjaga hingga sekarang.
Budaya dari Jogja terakhir sampai saat ini masih lestari dan terkenal adalah upacara labuhan. Labuhan merupakan adat istiadat yang telah dilakukan sejaka zaman Mataram Islam abad ke-14. Masyarakat Jogja meyakini bahwa dengan mengadakan upacara ini, maka akan tercipta ketentraman dan kesejahteraan dan selalu diberikan keselamatan oleh yang Maha Kuasa.
Keistimewaan Kota Yogyakarta
Keistimewaan Yogyakarta yang utama, masih kental dan teguh dengan adat budaya Jawanya. Terbukti hingga saat ini Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat masih berdiri, Sultan sebagai raja mengayomi warganya dengan baik, ritual seperti Grebek Maulud atau Sekaten rutin dilakukan setiap tahunnya, dan lain-lain.
Kota Yogyakarta memang sanggup menarik orang untuk datang dan kemudian kembali “pulang”. Pulang, karena mereka yang pernah singgah di Yogya pasti akan menganggapnya sebagai rumah kedua sehingga selalu ingin kembali lagi.
Banyak bagian dari kota ini juga dihiasi dengan sentuhan budaya Jawa di mana orang tidak akan pernah melupakannya dan selalu ingat karakteristik yang ada. Ornamen-ornamen khas Jawa dapat kita temui di lampu-lampu jalananan , di bangunan atau gedung-gedung di sepanjang jalan dan lain-lain yang membuat kota ini menjadi unik dan cantik. Itulah mengapa kota ini disebut Culture City.
Yogyakarta juga dikenal sebagai Kota Pelajar karena banyak terdapat Universitas, termasuk universitas terkemuka yaitu Universitas Gadjah Mada . Hal inilah yang membuat kota ini memiliki jumlah mahasiswa yang besar, yang berasal tidak hanya dari area Jawa tetapi juga dari luar Jawa , bahkan dari luar Indonesia.Tak hanya itu, Kota Yogyakarta juga di juluki sebagai kota gudeg, kota budaya, kota wisata, hingga kota perjuangan.