Salib: Menyangkal Diri dan Mengikuti Yesus
Oleh: Christopher Brennick Un Banunaek
Sahabat yang berbahagia, kita semua tentu pernah membaca atau mendengarkan ucapan Yesus yang tersampaikan melalui Injil Suci tentang bagaimana kita hendak mengikuti-Nya. “Setiap orang yang mau mengikut Aku ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”, (Mat 16:24). Perkataan Yesus tersebut hendak menyadarkan kita bahwa mengikuti Yesus tidaklah mudah. Artinya bahwa kita harus mengesampingkan kehidupan duniawi dan fokus kepada Tuhan. Mengikuti Yesus berarti siap menerima segala konsekuensi yang ada, meninggalkan segala sesuatu; harta kekayaan, keluarga, dan semua kenikmatan duniawi serta keinginan-keinginan lainnya yang sesaat.
Salib dapat dimaknai sebagai segala perjuangan, beban hidup dan bahkan penderitaan yang dialami manusia. lebih jauh lagi salib adalah bagian dari hidup orang beriman kristiani. Selama kita masih hidup setiap hari kita akan memikul "salib" itu. Tak boleh kita lari atau menghindar darinya. Harus kita akui ada banyak orang yang kemudian lari dan mengingkari Kristus karena mengalami beragam tantangan dan juga penderitaan namun pada akhirnya justru mengalami penderitaan yang lebih hebat.
Maka marilah kita berusaha agar tetap tegar dan teguh dalam berjuang sambil percaya bahwa Tuhan yang adalah sumber kekuatan pasti menguatkan kita. Kita percaya bahwa Salib bukan sekadar simbol tanpa makna. Bahwa yang paling mendalam dari Salib itu adalah sejauh mana dan sedalam mana kita mampu bertahan memperjuangkan dan menghayati jalan menuju keselamatan yang ditawarkan Yesus melalui Salib. Maka dengan jalan itu (salib) kita mesti mencintai Tuhan lebih dari “segala sesuatu” yang kita miliki. Jalan salib adalah jalan menuju keselamatan, oleh karena itu salib tidaklah mudah untuk dihayati, karena mencintai Yesus tanpa Salib sama sekali tak memiliki makna. Artinya mencintai Tuhan tanpa penderitaan dan pengorbanan, adalah sia-sia. Kita mesti berjuang untuk betul- betul “menyangkal diri dan memikul Salib, dan mengikut Yesus” dengan segala konsekuensi yang harus kita lalui.