Yesus, Sahabat Sejatiku
Oleh: Geraldo C. Alexandre
Dalam bahasa Yunani, Salib disebut Stauros yang di dalam Alkitab digunakan dalam rujukan kepada alat di mana Yesus dihukum mati. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Salib merupakan dua batang kayu yang bersilang di mana tempat Yesus dihukum orang Yahudi. Menurut saya, Salib merupakan sumber kehidupan. Dalam situasi apapun dan di manapun saya selalu membuat tanda Salib yang mengingatkan saya tentang sengsara, penderitaan, kenaikan serta janji Yesus tentang kedatangan-Nya yang kedua kali. Dengan membuat tanda Salib setiap memulai dan mengakhiri suatu kegiatan telah menyadarkan saya bahwa saya tidak sendiri, selalu ada bayang-bayang Yesus yang menjaga, melindungi dan mendampingi saya hari lepas hari, mskipun saya tidak melihat tapi saya merasakan kehadiran Yesus.
Berdasarkan pengalaman saya, saya pernah berada di dalam situasi di mana saya tidak seharusnya masih diberikan kesempatan untuk bernafas dengan leluasa hari ini. Saya pernah melanggar sebuah aturan, di pom bensin yang seharusnya tidak diperbolehkan untuk memainkan telepon genggam tetapi saya malah memainkan telepon genggam ketika mengisi bensin. Seperti yang kita ketahui bahwa memainkan telepon genggam di pom bensin dapat memicu ledakan akan tetapi sya sangat bersyukur bahwa hingga detik ini saya masih dapat bernafas dan masih diijinkan untuk berbahagia.
Terlalu banyak kebaikan Yesus yang terjadi di dalam hidup saya Ia selalu menjaminkan keselamatan atas diri saya meskipun terkadang saya tidak menyadari bahwa tindakan kecil yang Tuhan kehendaki itu terjadi tak lain untuk kebaikan diri saya sendiri. Kematian Yesus di atas kayu salib semakin membuat saya percaya bahwa Yesus merupakan sumber keselamatan dan di atas kayu salib lah Ia mati untuk menebus dosa-dosa kita umat manusia. Ia mengasihi saya tanpa memandang apapun meskipun saya juga seorang yang berdosa namun terbukti dalam aktivitas sehari-hari bahwa Yesus selalu melindungi dan menjaga saya.
Saya bersyukur untuk itu, sungguh Yesus ada sebagai yang maha baik dalam hidup saya. Sebagaimana yang dikatakan melalui penginjil Yohanes "Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya. (Lih Yoh, 3 : 36)" dari kutipan ini saya belajar bahwa kasih Tuhan itu tak pandang apapun asal kita mau memberi diri dan merenungkannya.
SALIB, JALAN MENUJU KESELAMATAN
Oleh: Mariano V.A Derozary
Arti salib dalam agama Katolik yaitu bagi kita Kristus adalah salib-Nya, keseluruhan Kristus baik di sorga atau di bumi terletak di dalam apa yang Dia kerjakan di atas salib .Anda belum mengerti tentang Kristus sampai Anda mengerti arti salib-Nya. Istilah yang dipakai untuk kata salib ini diambil dari bahasaYunani yaitu (σtάupos) baca :Stauros, yang berasal dari kata kerja (σtάupow) (menyalibkan).
Salib adalah suatu balok yang melintangi balok yang lain atau dua balok (kayu) yang dibuat bersilang, yang pada zaman purbakala dipergunakan orang sebagai alat untuk menyiksa orang yang dijatuhi hukuman mati yang disebabkan perbuatannya yang jahat terlebih orang yang tidak mau taat kepada peraturan dalam sebuah perintah.
SEORANG IBU begitu khawatir memikirkan anak-anaknya.“Bagaimana nanti hidup mereka kalau aku sudah tidak ada, apakah mereka bisa menjadi orang sukses? Akankah mereka bahagia dan berkecukupan?” Dan masih banyak kekhawatiran lainnya, karena Ia menginginkan agar anak-anak-Nya nanti bisa hidup bahagia. Maka ia berpikir: harus mencari uang yang banyak agar dapat menabung dan investasi termasuk dalam bentuk asuransi sebagai bekal untuk diwariskan kepada anak-anak mereka kelak.
Sebagai orang tua yang baik tentu kita juga akan melakukan apa yang Yesus lakukan, memberikan seorang penolong bagi mereka yaitu iman akan Yesus Kristus, sebagai jalan, kebenaran dan hidup. Biarlah Yesus yang akan menuntun jalan anak-anak kita, jalan yang arahnya tidak menyimpang namun menuju jalan kudus, dan yang membimbingnya kepada kebenaran, kebenaran moral yang diajarkan Yesus, bukan hanya dengan kata-kata tapi melalui perbuatan-Nya yang membawa mereka kepada kebahagiaan. Itulah warisan yang paling berharga yang haruskitaberikankepadaanak-anak kita. Bukan hanya kebahagiaan duniawi tapi juga kebahagiaan rohani.
Tidak ada sesuatu yang baru dari sikap ini. Pada masa Kerajaan Romawi, tidak ada satu orang pun memiliki masalah dengan orang-orang yang menyembah seorang tukang kayu yang berasal dari Galilea yang mereka percayai adalah Putra Allah. Selama mereka dengan pikiran terbuka menyembah kaisar dan Jupiter, dan juga Patheon. Tapi malahan, mereka percaya apa yang Petrus nyatakan pada bacaan pertama Minggu ini: tidak ada nama lain yang diberikan dibawah kolong langit dimana kita dapat diselamatkan (Kis 4). Bukan Kaisar, atau Jupiter, atau Muhammad, atau Buddha. Karena pikiran tertutup dan arogan seperti inilah mereka dilempar jadi makanan singa.