Natrium termasuk kedalam golongan VIII A pereode 1.
Argon (Ar) adalah gas mulia yang sangat melimpah di atmosfer Bumi, meskipun tidak reaktif secara kimiawi. Keberadaannya di atmosfer Bumi sekitar 0,93% (sekitar 930 bagian per juta), menjadikannya gas ketiga paling melimpah setelah nitrogen (N₂) dan oksigen (O₂), Karena sifat stabilnya, argon biasanya tidak terlibat dalam reaksi kimia, dan dalam keadaan standar, tidak ada reaksi kimia yang bisa dituliskan untuk argo
Sifat Kimia Argon :
Tidak Reaktif:
Argon memiliki konfigurasi elektron yang sangat stabil (hingga tingkat energi penuh pada kulit terluar), yaitu 2, 8, 18, 8. Konfigurasi ini membuat argon tidak mudah bereaksi dengan unsur lain, menjadikannya sangat tidak reaktif.
Gas Mulia:
Sebagai bagian dari golongan gas mulia (kelompok 18 pada tabel periodik), argon memiliki sifat kimia yang hampir tidak bereaksi dengan unsur lain. Gas-gas mulia umumnya tidak membentuk senyawa karena kulit valensinya yang penuh.
Membentuk Senyawa dengan Kondisi Ekstrem:
Meskipun sangat tidak reaktif, argon dapat membentuk senyawa dalam kondisi ekstrem, seperti dalam reaksi dengan fluorin pada suhu tinggi. Contohnya adalah pembentukan argon difluorida (ArF) dalam kondisi khusus. Namun, senyawa ini sangat langka dan hanya terbentuk di bawah tekanan dan suhu yang sangat tinggi.
Inert (Tidak Bereaksi):
Argon sering digunakan dalam berbagai proses industri yang membutuhkan atmosfer inert atau bebas oksigen, seperti pengelasan dan produksi semikonduktor, karena tidak bereaksi dengan material yang diproses.
Sifat Fisik Argon :
Bentuk:
Argon adalah gas pada suhu dan tekanan standar.
Warna, Bau, dan Rasa:
Argon tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Ini adalah salah satu ciri khas gas mulia, yang membuatnya sulit terdeteksi tanpa alat khusus.
Titik Didih dan Titik Leleh:
Titik didih argon adalah sekitar -185,7°C.
Titik leleh argon adalah sekitar -189,3°C.
Cara Pembuatan Argon :
1. Pemisahan Udara (Distilasi Bertingkat)
Argon adalah gas yang sangat melimpah di atmosfer, meskipun hanya sekitar 0,93% dari udara bumi
2. Pemisahan Gas Alam
Argon juga dapat diproduksi melalui pemisahan gas alam. Gas alam mengandung sejumlah kecil argon yang dapat dipisahkan menggunakan metode kriogenik atau pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan gas dalam cairan tertentu.
3. Metode Lain
Metode Elektroda: Argon juga dapat diproduksi dalam jumlah kecil melalui proses elektrolisis air atau sebagai hasil samping dari beberapa proses industri lainnya, meskipun metode ini kurang efisien dibandingkan pemisahan udara.
Kegunaan Argon :
Industri Pengelasan: Argon digunakan sebagai gas pelindung dalam pengelasan logam, seperti pengelasan logam ringan dan stainless steel. Gas argon membantu mencegah reaksi antara logam yang dipanaskan dengan oksigen atau nitrogen dari udara yang dapat merusak kualitas pengelasan.
Penerangan: Argon digunakan dalam lampu neon dan lampu fluoresen. Ketika diaktifkan oleh arus listrik, argon mengeluarkan cahaya berwarna biru, yang membuatnya berguna dalam lampu neon dan beberapa jenis lampu listrik.
Atmosfer Inert dalam Proses Kimia: Karena sifatnya yang tidak reaktif, argon sering digunakan untuk menciptakan atmosfer inert dalam berbagai proses kimia dan manufaktur, seperti dalam pembuatan semikonduktor, pengolahan logam, dan produksi kaca. Argon digunakan untuk mencegah reaksi yang tidak diinginkan dengan bahan lainnya.
Kriogenik: Argon juga digunakan dalam bidang kriogenik (proses yang melibatkan suhu sangat rendah), seperti dalam penyimpanan bahan biologis (misalnya sel atau sampel medis) di suhu rendah, karena ia dapat digunakan sebagai cairan pendingin dalam beberapa aplikasi tersebut.
Penggunaan dalam Laboratorium: Argon digunakan dalam spektroskopi untuk analisis bahan, terutama dalam teknik seperti spektrometri emisi atom dan spektroskopi massa.
Isotop Argon dalam Penanggalan Geologi: Isotop argon, khususnya argon-40, digunakan dalam metode penanggalan geologis, seperti penanggalan potasium-argon (K-Ar), yang berguna untuk menentukan usia batuan dan mineral
Dampak Argon :
Argon (Ar) adalah gas mulia yang tidak reaktif dan tidak berbahaya dalam jumlah normal yang ada di atmosfer. Namun, ada beberapa dampak potensial dari argon, baik dalam konteks penggunaannya yang tidak tepat maupun dari keberadaannya dalam kondisi tertentu:
1. Dampak pada Kesehatan (Paparan Berlebihan)
Kekurangan Oksigen: Karena argon tidak reaktif dan lebih berat daripada udara, dalam konsentrasi yang sangat tinggi, argon bisa menggantikan oksigen di udara. Hal ini bisa menyebabkan kekurangan oksigen, yang berisiko bagi manusia yang terpapar, terutama di ruang tertutup atau ruang yang tidak memiliki ventilasi yang baik.
Gejala Paparan : Kekurangan oksigen karena akumulasi argon bisa menyebabkan gejala seperti pusing, kebingungan, kelelahan, bahkan kehilangan kesadaran atau kematian jika paparan berlangsung lama tanpa penggantian oksigen yang cukup.
2. Dampak Lingkungan
Tidak Ada Dampak Langsung pada Lingkungan: Argon tidak berperan dalam efek rumah kaca, karena ia adalah gas yang tidak reaktif. Karena argon tidak berinteraksi dengan komponen lain di atmosfer, ia tidak memiliki dampak langsung pada pemanasan global atau perubahan iklim.
Sumber Industri : Namun, dalam proses industri yang mengandung penggunaan argon (seperti pengelasan, produksi kaca, atau semikonduktor), emisi dari proses tersebut, seperti gas buang atau partikel lain yang dihasilkan, bisa berdampak pada lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
3. Dampak pada Proses Industri
Penggunaan Tidak Tepat atau Pemborosan : Argon merupakan gas yang relatif mahal karena proses pemisahannya dari udara (distilasi udara cair). Jika digunakan dalam jumlah berlebihan atau tidak efisien dalam industri, ini dapat menyebabkan pemborosan sumber daya, yang berpotensi meningkatkan biaya produksi.
4. Pencemaran Suara (Penggunaan dalam Lampu Neon)
Argon sering digunakan dalam lampu neon dan beberapa jenis lampu listrik. Penggunaan lampu-lampu ini, yang mengandung argon dan komponen lain, bisa menambah pencemaran cahaya pada lingkungan sekitar, meskipun ini lebih kepada dampak visual ketimbang dampak langsung terhadap argon itu sendiri.