Sinopsis: Aksara adalah perantara untuk tiap rasa yang tak mampu dicurahkan. Biarkan aksara itu berbicara, mewakili perasaan yang sulit terdengar. Biarkan hatimu lega dengan melepas duka terdalam.

Sinopsis: Indah, lembut, dan menyayat hati. Rasakan Euphony itu, kemerduan sejati yang berasal dari hati.

Sinopsis: Ungkapan rasa kasih untuk Ayah tercinta.

Setiap huruf hadir untuk mencurahkannya. Setiap kata hadir untuk mewakilinya. Tentang sebuah rasa yang pedih dan hangat di saat yang bersamaan itu tak bisa dihapus; sebuah asa yang hanya bisa berdiam di balik pintu bernama hati yang kian hari kian menjerit rindu.

Biarlah dunia mengetahui rasa yang tak sampai ini, meski hanya lewat tulisan; karena ada hati yang tak sanggup melisankan.

Kontributor:

Ryan Falerian | Soza Silpha Abdy Ritonga | Imroatul Azizah | Claudine Laura | Tarisa Desilia A. | Shofie Sofaza | Sasha Alfitara | Ro'ihatus Siha | Karismatul Hikmah | Jastein Pratama | Farrica Estiningtyas | Anisya Wulandari Thalib | Farisa Ayuni Sriansa | Hanun Istiani (Hans) | Amalia Alik Inayah | Eza | Agna Awlia | Listina Nur Alifah | Azizah M. R. | Chomiryo

Senandika

Pengarang: Anggi Farhans

Tebal: 219 halaman

Harga: Rp84.000,00

Kehidupan akan berubah setiap waktu. Banyak rahasia Tuhan yang akan terungkap di setiap detiknya.

Dan setiap detik adalah tragedi yang di dalamnya terdapat ratusan rahasia untuk dipetik di masa depan.

Akan ada saatnya kita dipertemukan oleh seseorang dan menjadikannya istimewa.

Lantas, menumbuhkan cinta yang memasukkan kesenangan dalam kebersamaan, kesedihan dalam perpisahan, dan harapan pada hari esok. Hingga akhirnya, kita harus mengerti kapan waktunya berharap dan kapan waktunya berhenti agar akhirnya tidak kecewa.

Senandika

Penulis: Riski Athaillah

Tebal: 213 halaman

Harga: Rp83.400,-

Setiap manusia tumbuh dengan perannya masing-masing, menjalani perjuangan yang tertakar takdir dan setiap perjuangan hadir dengan rintangan yang berbeda.

Setuju atau tidak, kamu akan menjalani hal-hal yang tidak terduga, beberapa menyakitkan dan beberapa lainnya bahagia. Manusia harus belajar menikmati takdir agar betah menjadi hamba-Nya.

Adakah yang lebih indah daripada mengikutsertakan Allah dalam lelahmu, pecah tangismu, perih lukamu? Sungguh, jika bersama-Nya, kau bisa menembus apa pun.

Untuk memiliki kesabaran tak terbatas, kita harus bersandar pada Allah yang tidak memiliki batas dan kembali pada titik menguatkan, yaitu Allah.

Bisa apa manusia-manusia rapuh yang setiap hari hatinya bisa berubah-ubah jika tanpa Allah?

Ya Robb, kuatkan kami menerima apa yang kau takdirkan untuk kami. Jangan kau ambil cinta-Mu dari hati kami, karena hanya dengan itu kami menjadi tenang.