Kemampuan awan menimbulkan hujan tergantung pada musim. Pada musim kering di daerah dingin, walaupun awanya tebal belum tentu mendatangkan hujan karena dapat tertiup angin. Pada musim panas di Daerah tropis, walaupun awanya tipis sering terjadi hujan.
Banyaknya hujan yang terjadi pada suatu tempat dapat diketahui dengan pengkuran curah hujan. Alat pengukur curah hujan disebut penakar hujan. Alat pengukur curah hujan biasa berfungsi untuk mengukur jumlah hujan yang jatuh selama 24 jam per hari pada suatu gelas ukur. Jumlah curah hujan juga tidak sama sepanjang tahun. Curah hujan paling banyak terjadi selama bertiup angin musim barat.
Hujan terbagai kedalam 3 jenis. Masing-masing jenis hujan juga memiliki karakteristiknya sendiri. Ketiga jenis hujan tersebut adalah sebagai berikut.
Hujan ini terjadi pada daerah tropis dan disebut juga hujan naik equatorial. Hujan jenis ini biasanya terjadi pada sore hari setelah pemanasan maksimal (pukul 14.00-15.00). Di daerah tropis hujan ini terjadi bersamaan dengan kedudukan matahari pada titik zenith, atau beberapa waktu sesudahnya. Daerah tropis mengalami hujan zenital dua kali dalam setahun dan pada daerah subtropics hanya mengalami satu kali dalam satu tahun.
Hujan siklon (hujan frontal) terjadi di daerah beriklim sedang. Angin yang berada pada daerah iklim sedang selalu disertai hujan karena pada daerah siklon udara naik ke atas dan mendingin.
Hujan ini terjadi di daerah pegunungan. Udara yang banyak mengandung uap air naik ke atas pegunungan. Akibat penurunan suhu, terjadi peristiwa kondensasi dan terjadi hujan pada lereng yang berhadapan dengan arah datangnya angin.