Beranda > Santri Creation
Hadis ini mengajarkan pentingnya menahan amarah sebagai bentuk pengendalian diri dan kesabaran dalam menghadapi berbagai situasi. Rasulullah ﷺ memberikan nasihat sederhana namun mendalam, yaitu “Janganlah engkau marah,” yang diulang-ulang sebagai penekanan bahwa menghindari kemarahan adalah kunci dalam menjaga akhlak dan hubungan sosial. Kemarahan yang tidak terkendali dapat membawa dampak buruk, baik dalam ucapan maupun perbuatan, yang berpotensi merusak hubungan dengan orang lain dan menimbulkan penyesalan. Dengan menahan amarah, seseorang dapat berpikir lebih jernih, bersikap lebih bijaksana, serta menunjukkan akhlak yang lebih baik dalam interaksi sehari-hari.
Lepas kejadian di hari itu. Aku memutuskan untuk menjalani kehidupan di tempat ini dengan sungguh-sungguh. Tak ada lagi pelanggaran. Tak ada lagi keluar pondok tanpa izin. Bahkan lebih dari itu, aku memutuskan untuk mengembangkan dan mengasah diriku lebih keras dari siapapun.
Enam tahun berjalan tanpa terasa setelah Bang Mehmed mengajakku ke pondok pesantren. Kehidupanku seketika berubah 180 derajat dengan kehidupanku sebelumnya sebagai copet. Disini, banyak sekali yang harus kukejar sebelum bisa bergabung dengan teman-teman yang lainnya di kelas. Enam bulan aku dibimbing oleh salah satu Ustadzah bernama Ustadzah Dewi. Kalau meminjam bahasa anak sekarang, dia itu termasuk guru killer yang galaknya minta ampun.
Nama gua Nur Intan. Panggil aja Nur. Di daerah ini, kalau misal ada dompet, hand phone, atau barang berharga lainnya yang mendadak hilang kalau lu pada lagi di pasar, angkot, ataupun tempat umum lainnya. Maka jangan harap itu barang bisa balik lagi, karena itulah kerjaan gua. Ya,copet apa lagi?. Karena meskipun umur gua baru dua belas tahun, gua udah dilatih selama tiga tahun oleh seorang raja copet di daerah ini. Namanya Dimas. Umurnya paling udah sekitar dua puluh lima tahunan. Gua udah nganggap dia kayak Abang sendiri.
Iman bukan sekadar kata. Ia harus tertanam dalam hati, diikrarkan dengan lisan tanpa paksaan, dan diamalkan dalam perbuatan.
Islam adalah bangunan kokoh yang berdiri di atas lima pilar utama. Pilar-pilar ini harus kita jaga agar kehidupan tetap lurus dan kokoh.
Ihsan adalah puncak ibadah. Beribadahlah seolah-olah melihat Allah, dan jika tidak mampu, ingatlah bahwa Allah selalu melihat kita.Jangan hanya menjadi
Muslim karena lahir. Jadilah Muslim yang memahami, mengamalkan, dan merasakan kedekatan dengan Allah.
"Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan." (HR. Bukhari & Muslim)
Setiap langkah dalam hidup ini berawal dari niat. Apakah hari ini kita sudah memulai dengan niat yang benar? Karena sekecil apa pun usaha kita, jika diniatkan karena Allah, akan menjadi ibadah yang bernilai pahala.
Maka sebelum memulai sesuatu, tanyakan pada diri sendiri: Untuk apa dan untuk siapa aku melakukan ini? Karena niat yang benar akan membawa kita pada keberkahan.
00.00 WIB
“WOI, APAAN NIH MED?, segini doang bocah lu!?”
Teriakan membahana merobek malam yang lengang, disusul dengan seruan-seruan. Ditengah jalan lebar nan besar tersebut, kedua belah pihak terlihat amat kontras. Pihak kiri beranggotakan tak kurang dari 100 orang. Sedangkan pihak kanan, hanya beranggotakan tak lebih dari 45 orang. Anak sekolahan, umur mereka bahkan belum genap 20 tahun. Parang, gir dan senjata tajam semacamnya teracung