SERIBU SAYANG
Seribu kata terangkai,
Takkan mampu menggambarkan betapa besarnya cintaku padamu..
Seribu hati yang kusinggahi,
Belum pernah ada yang mampu mencuri hatiku,selain kamu..
Seribu rasa mampu tercipta,
Saat kau berada di sisiku mewarnai hari-hariku..
Seribu cara kan kutempuh,
Demi tuk mendapatkan cintamu..
Seribu wanita menggoda,
Takkan mampu menggoyahkan keteguhan hatiku mengagumimu..
Seribu bunga kan kupersembahkan,
Untuk menghancurkan kerasnya hatimu yang seperti batu itu..
Sayang seribu sayang,
Kau sudah ada yang memiliki,
Hingga membuat hatiku hancur berkeping-keping menjadi seribu...
Kekasih yang kucintai..
Kumencintaimu dengan sepenuh hati..
Kehadiranmu akan slalu kurindu..
Bayanganmu slalu ada dalam anganku..
Kekasih yang kukagumi..
Kuingin slalu dekat denganmu..
Kuingin menjadi penjaga hatimu..
Kuingin hadir dalam setiap mimpimu..
Tapi harapanku tlah sirna..
Karena memang di hatimu tak ada cinta..
Tapi semua itu tak mengapa..
Karena masih ada seribu cinta..
Apa artinya cinta..
Jika tak bisa setia..
Sepotong roti mungkin bisa di bagi..
Sepiring berdua masih bisa terjadi..
Hati ini bukan mainan..
Seenaknya saja dipermainkan..
Hati ini begitu rapuhnya..
Terluka sedikit begitu sulit terobati..
Apa hatimu sudah mati..
Tak mampu lagi bisa merasa..
Sudah tak bisa lagi peka..
Merasakan bagaimana rasanya tersakiti..
Terhianati cinta orang yang di cinta..
Samudera membentang
Pisahkan jarak antara kita
Bayangmu adalah malam gulita
Sosokmu adalah wujud tak nyata
Malam selalu tunggu pagi cerah
Akan dikau kembali esok pagi ?
Kembali sinari daunku yang tak berfotosintesis lagi
Malam ini ….
Lamunanku berdialog bayangmu
Bercumbu dengan wujudmu
Sesaat terbang jauh bersama hembusan angin
Secebis kata, seakan berbisik
Namun gendang telingaku robek
Tak mampu menahan deru
Gemuruh hati yang berkecamuk
Aku adalah jalanan beraspal
Tiap saat tergilas,terbakar matahari
Hitam……… mungkin tak sehitam nasibku
Kurasakan sebuah kutukan hidup
Aku adalah rembulan bersinar
Selalu redup dalam gulita
Menembus gelap malam
Arungi liku luka hidup yang kian perih
Bapak adalah tanya yang tak terdefenisi
Mama adalah malam yang selalu gelap
Kemana sosok mereka ?
Adakah bapak diantara pria dewasa
Yang tiap malam temani aku ?
Adakah mama diantara perempuan dewasa
Yang lalu lalang di pasar itu ?
Di sore hari… Di suatu senja
Di ujung dermaga ini
Jantung berdenyut tak henti
Menatap laut seakan tak bertepi
Hati terus bertanya
Berpijakkah kakimu di sana ?
Kabari aku sebelum senja sirna
Hati bimbang pagi tinggal nama
Deru-deru mesin menggelegar
Tak buyarkan hayalku
Walau keras merobek kuping
Sosokmu menari seakan bertutur
Telah jauh kita berlayar
Jantungku berdenyut kencang sekali
Seiring hembus angin dan deru air hujan
Kekhawatiran terus menghantui
Bimbang akan masa indah tinggal kenangan
Engkau jauh terapung di tengah laut lepas
Galau hati semakin tak tertahan
Keraguan terus membayangi
Ada tanya yang tak terdefenisi
Ku kepakkan sayap patah di atas hayalku
Merangkul……………
Membawamu ke atas megah
Terbangkan rona wajahmu
Berpijak di bibir pantai muara Mahakam
Hujan mengguyur di malam sepi
Udara dingin mengantar jiwaku
Mencari wujudmu nan jauh
Jauh dalam jangkaun pandangan
Malam ini……
Ku coba mencari sosok wajahmu
Di antara hamparan laut lepas
Namun………….
Hanya tanya yang tak terjawab
Jiwaku menangis
Diselah deru air hujan di atas atap
Diantara hembusan angin malam
Dingin………………………
Galau hatiku mencari bayangmu
Masihkah terapung di tengah lautan tak bertepi ?
Ciumlah sayang…!
Kecup bibirku
Rangkul tubuhku
Peluklah…!
Dekaplah…!
Lepaskan Getaran di dadaku
Agar hati tahu
Tulus ikhlasmu mencintaiku
Rebahkan tubuhku…!
Hangatkan…!
Lelahkan Nafasku
Alirkan rasa cinta
Agar hati yakin
Akan tulus hatimu
Menyayangiku.
CONTINUE READING ...