Peserta dapat menjelaskan kebutuhan dasar yang menjadi motif dari tindakan manusia baik murid maupun guru.
Peserta dapat menganalisis dampak tidak terpenuhinya kebutuhan dasar terhadap pelanggaran peraturan dan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai kebajikan.
Peserta dapat mengidentifikasi peran sekolah dan guru dalam upayanya menciptakan lingkungan belajar dan pemenuhan kebutuhan anak yang beragam.
Peserta dapat menganalisis secara kritis, reflektif, dan terbuka atas penemuan diri yang didapatkan dari mempelajari 5 posisi kontrol.
Untuk membangun budaya sekolah yang positif dengan lingkungan yang aman dan mendukung murid untuk menjadi pribadi yang berdaya, seimbang, dan bahagia, salah satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah memahami kebutuhan dasar yang mendasari perilaku murid.
Ki Hajar Dewantara dalam satu kutipannya menyatakan:
"Kita ambil contoh perbandingannya dengan hidup tumbuh-tumbuhan seorang perani (dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan seorang pendidik) yang menanam padi misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihata tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain sebagainya."
Ketika guru memahami kebutuhan apa yang mendasari perilaku murid dan guru berusaha menuntun dan mendukung murid dalam memenuhi kebutuhannya secara positif, pada hakikatnya, guru tersebut ibarat seorang petani yang sedang berusaha memahami kebutuhan masing-masing tanaman, dan ia berusaha memenuhi kebutuhan tanaman tersebut agar dapat tumbuh dengan subur dan maksimal.
5 Kebutuhan Dasar Manusia
Menurut Grasser