Koneksi Antar Materi Modul 2.2
Koneksi Antar Materi Modul 2.2
Guru dapat membantu anak didik mencapai keselamatan dan kebahagiaan jika mereka memiliki kesadaran diri dan dapat mengelola emosi dengan baik sehingga mereka mampu berempati, mampu berinteraksi dengan baik, serta mampu membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Dengan pembelajaran sosial emosional maka guru dapat menumbuhkan nilai guru penggerak kepada rekan seprofesi dan juga kepada murid dalam hal pengelolaan sosial emosional sehingga nilai kemandirian dan pembelajaran yang berpusat pada murid dapat tercapai dengan seimbang. Begitu juga peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan pendorong kolaborasi juga dapat terwujud.
Dengan menerapkan pembelajaran sosial emosional maka guru dapat mengembangkan karakter murid yang berakhlak mulia, menguasai IPTEK, mandiri, berkarakter, aktif, kreatif, menyenangkan, serta berbudaya ramah lingkungan sebagaimana profil pelajar Pancasila yang diimpikan.
Melalui pembelajaran sosial emosional maka baik guru maupun murid dapat memahami dan mengenali emosi masing-masing yang sedang dirasakan sehingga mereka mampu menngontrol diri dan dapat menerapkan budaya positif baik berupa disiplin positif maupun keyakinan kelas secara baik sesuai dengan kesadaran diri dan manajemen diri masing-masing.
Dengan pembelajaran sosial emosional maka guru dapat melakukan identifikasi emosional dan karakter murid yang dapat digunakan sebagai dasar pemenuhan kebutuhan belajar murid berdasarkan diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk yang disesuaikan dengan minat dan profil belajar murid.
Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa komptensi sosial emosional seorang murid akan terbentuk dengan sendirinya tanpa harus kita bimbing melalui sebuah perencanaan yang matang sehingga dalam proses pembelajaran di kelas saya lebih fokus dan mengutamakan bagaimana cara memberikan dan menuntaskan materi pembelajaran. Setelah mempelajari modul ini, ternyata kompetensi sosial emosional perlu direncanakan dan dimplementasikan dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat kesiapan belajar murid, minat belajar murid, dan profil belajar murid. Kompetensi sosial emosional murid perlu kita bimbing dan arahkan untuk demi terwujudnya murid-murid yang berprofil pelajar Pancasila.
Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah
Lima (5) Kompetensi Sosial Emosional
Kesadaran Penuh (mindfullness)
Kesejahteraan Psikologis (well-being)
Lima (5) Kompetensi Sosial Emosional
Pembelajaran Sosial Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas belajar di sekolah.
Proses kolaboratif ini memungkinkan murid, guru, dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.
Hal ini dengan tujuan agar semua warga sekolah dapat :
memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri)
menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)
merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)
membuat keputusan yang bertanggung jawab (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)
Kesadaran diri adalah kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, serta pengaruhnya pada prilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.
Contoh :
dapat menggabungkan identitas pribadi dan identitas sosial
mengidentifikasi kekuatan / aset diri dan budaya
menidentidikasi emosi-emosi dalam diri
menunjukkan integritas dan kejujuran
dapat menghubungkan perasaan, pikiran, dan nilai-nilai
menguji dan mempertimbangkan prasangka
memupuk efikasi diri
memiliki pola pikir bertumbuh
dan mengembangkan minat dan menetapkan arah tujuan hidup.
Manajemen diri adalah kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif falam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan serta aspirasinya.
Contoh :
mengelola emosi diri
mengidentidikasi dan menggunakan strategi-strategi pengelolaan stress
menunjukkan disiplin dan motivasi diri
menrancang tujuan pribadi dan bersama
menggunakan keterampilan merancang dan mengorganisir
memperlihatkan keberanian untuk mengambil inisiatif
mendeminstrasikan kendali diri dan dalam kelompok.
Kesadaran Sosial adalah kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat verempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latat belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda.
Contoh :
mempertimbangkan pandangan/pemikiran orang lain
mengakui kemampuan/kekuatan orang lain
mendemonstrasikan empati dan rasa welas asih
menunjukkan keprihatinan atas perasaan orang lain
memahami dan mengekspresikan rasa syukur
mengeidentifikasi ragam norma sosial, termasuk dengan norma-norma yang menunjukkan ketidakadilan.
Keterampilan berelasi adalah kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat dan suportif.
Contoh :
berkomunikasi dengan efektif
mengembangkan relasi/hubungan positif
memperlihatkan kompetensi kebudayaan
mempraktikkan kerjasama dan pemecahan masalah secara kolabiratif
dapat melawan tekanan sosial yang negatif
menunjuukan sikap kepemimpinan dalam kelompok
mencari dan menawarkan bantuan apabila membutuhkan
dan turut membela hak-hak orang lain.
Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab adalah kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kepastian dalam mempertimbangkan standar standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok.
Contoh :
menunjukkan rasa ingij tahu dan keterbukaan pikiran
mengidentifikasi/mengenai solusi dari masalah pribadi dan sosial
belajar membuat keputusan beralasan/masuk akal setelah menganalisa informasi, data, dan fakta
mengantisipasi dan menevaluasi konsekuensi-konsekuensi dari tindakannya
menyadari bahwa keterampilan berpikir kritis sangat berguna baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.
Kesadaran Penuh (Mindfullness) adalah
Kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dengan dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan berbaikan.
Kesadaran penuh sebagai dasar penguatan lima (5) kompetensi sosial emosional
Praktik kesadaran penuh dapat menggunakan teknik STOP
Kesejahteraan Psikologis (Well Being) adalah
Sebuah kondisi individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri , dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungannya dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta bisa mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.
Berkaitan dengan nomor 2, perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah
Bagi Murid-Murid
Memberikan kesempatan kepada murid untuk menumbuhkan, melatih, dan mrefleksikan kompetensi sosial emosional dengan cara yang sesuai dan responsif dengan perkembangan budaya serta mengintegrasikan kompetensi sosial emosional ke dalam pembelajaran baik dari segi isi maupun strategi pembelajaran yang saya lakukan.
Bagi Rekan Sejawat
Semoga saya bisa menjadi teladan (model pembelajaran) dalam mengembangkan kompetensi sosial emosional murid, bisa saling berbagi dan berkolaborasi dalam pengembangkan kompetensi sosial emosional murid agar dapat tumbuh menjadi profil pelajar Pancasila.