Wisata Budaya di Kota Malang

Kampoeng Heritage Kajoetangan

Tim Pengembang FIS Universitas Negeri Malang

Menyatu dengan atmosfer tempo dulu, era penjajahan Belanda di Kota Malang

Indonesia memiliki banyak objek wisata mulai dari alam, budaya, buatan, dan campuran. Satu dari banyaknya wisata tersebut yaitu Kampoeng Heritage Kajoetangan. Kampoeng heritage ini terletak di Kecamatan Klojen Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia. Posisinya terletak di pusat Kota Malang, dengan batas-batas wilayah sebelah timur Kecamatan Kedungkandang, sebelah barat Kecamatan Lowokwaru, sebelah selatan Kecamatan Sukun, dan sebelah utara Kecamatan Blimbing.

Kampoeng ini menawarkan wisata bernuansa tempo dulu. Banyak ditemukan bangunan heritage berarsitektur Belanda. Bangunan-bangunan peninggalan belanda di kampoeng ini masih dipertahankan dan berdiri tegak. Meskipun beberapa sudah mengalami renovasi baik dalam skala kecil maupun besar. Namun masyarakat masih tetap mempertahankan arsitektur bangunannya.

Sebuah kampoeng heritage yang mengesankan ini menjadi salah satu pilihan bagi wisatawan. Seolah-olah atmosfer dan nuansa sejarah Indonesia di masa belanda dapat dirasakan. Satu kompleks wilayah dari kampung menjadi kawasan berwisata. Ini menjadi salah satu pilihan yang berbeda dengan wisata budaya lainnya. Umumnya, wisata budaya lain merupakan objek wisata seperti bangunan tunggal (candi, pura, museum, dan lainnya).

Web-tour 360 VRTs ini akan mengantarkan wisatawan untuk mengetahui Kampung Heritage Kajoetangan lebih dalam. Menyuguhkan berbagai informasi dan edukasi. Pilihan yang tepat untuk merasakan dan tenggelam dalam nuansa heritage Kajoetangan. Selamat datang :)

Gambar Pintu Masuk Kajoetangan

Perkembangan Kampoeng Heritage Kajoetangan

Kampoeng Heritage Kajoetangan merupakan salah satu pusat yang ada di Kota Malang. Kampoeng ini lebih dikenal dengan Jalan Kajoetangan dikarenakan pada masa kolonial Belanda wilayah ini menjadi penghubung antara pusat Kota Malang dengan Kota Surabaya. Area kampoeng ini memiliki potensi yang tinggi dalam sejarah perkembangan Kota Malang.

Pada masa kolonial Belanda hingga sekarang, kawasan kampoeng heritage ini menjadi pusat bisnis. Banyak bangunan peninggalan Belanda dipertahankan bentuk aslinya termasuk rumah tempat tinggal masyarakat Kajoetangan. Namun, memang benar terdapat banyak tata guna lahan mengalami perubahan. Perubahan ini mulai dari kondisi, jenis, dan jumlahnya dalam citra.

Adanya perubahan-perubahan penggunaan lahan tersebut, maka diperlukannya tindakan pelestarian dan penjagaan kualitas lingkungan Kajoetangan. Bangunan-bangunan yang tidak mengalami perubahan sebanyak 40%, sementara yang telah mengalami perubahan kecil sebanyak 46,67%, dan bangunan kuno yang telah mengalami tingkat perubahan kategori sedang sebanyak 13,33% (Mulyadi et al., 2019).

Sejarah Kampoeng Heritage Kajoetangan dibagi menjadi beberapa periode.

Periode pra-indische (sebelum tahun 1800), kawasan Kajoetangan merupakan kawasan yang memiliki banyak jalan setapak untuk menghubungkan kampung satu dengan yang lainnya.
Periode indische (1800-1914 dan 1914-1940), Kajoetangan mulai berkembang pada masa ini yaitu masa kolonial Belanda. Masa ini, Kajoetangan tumbuh dan berkembang menjadi kawasan pemukiman dan perekonomian di Kota Malang (Rizaldi, 2010). Pemukiman tumbuh di sebelah barat Jalan Basuki Rahmat yang disebut dengan Kampung Kajoetangan. Sementara di sepanjang Jalan Basuki Rahmat tumbuh perekonomian seperti pertokoan.
Periode tahun 1980-an, kawasan Kajoetangan mulai mengalami perkembangan yang stagnant. Ini terjadi karena banyaknya pembangunan kompleks pertokoan modern di kawasan alun-alun Kota Malang tahun 1986.

Peta Wisata

Berikut ini stopsite wisata-wisata yang berada di sepanjang Jalan Basuki Rahmat dan sekitarnya (Wisata Makro)

Jika peta diatas tidak bisa dilihat, silakan klik icon dibawah ini.

Klik icon ini!