Maknai Waktumu

Ingat Nak... Waktumu Terbatas

“Ayaaaah ……… jam nya kenapa?” Teriak anakku ketika mau masuk kamar mandi.

Kulirik jam yang menempel pada dinding dekat kamar mandi masih menunjukan pukul 05.00. 

“Ohhh…………Baterainya habis”, jawabku singkat.

Sudah menjadi kebiasaan anak kami (Zee) bahwa setiap pagi alarm HP akan berbunyi pada pukul 06.05 pagi sebagai tanda waktunya mandi. Kesepakatan yang berlaku sejak dia naik kelas tahun lalu dengan penuh kesadaran.

Kesepakatan dengan waktu mungkin menjadi salah satu hal yang tidak mudah untuk dilakukan oleh kebanyakan orang. Bisa jadi kita menjadi bagian orang yang men-setting alarm bangun tidur 15 sampai dengan 30 menit sebelum waktu nya bangun dengan harapan dapat mematikan bunyinya dan menikmati sisa waktu sebelum dipaksa harus bangun oleh alarm berikutnya.

Waktu mengajarkan apa saja bagi yang dapat memaknainya. 

Dalam Al-Quran terdapat surat yang membahas dimensi waktu seperti malam (Al-Lail), ketika matahari naik sepenggalah/tombak (Adh-Dhuha), waktu Fajar (Al-Fajar), waktu subuh (Al-Takwir) dan Masa (Al-Ashr). 

Al-Imam Asy-Syafi’i menyebutkan waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang akan menebasmu.

Dalam kehidupan saya sendiri sejak kecil pentingnya  waktu terangkum dalam kalimat 

“urip kui mung mampir ngombe”.

Kalimat yang sudah sangat familiar karena setiap selesai sholat magrib Mbah Kaum (sesepuh yang menjadi pemuka agama di dusun) senantiasa memberikan kajian dan di tutup dengan kalimat itu. Waktu hidup didunia itu hanya sebentar, seperti orang sejenak berhenti untuk minum, jadi bukan tujuan utama kita.

Saya sendiri memaknai waktu sebagai guru yang mengajarkan kesadaran bahwa kita itu hanya numpang perjalanan sang waktu. Sebagai penumpang sudah sepantasnya tahu diri dan berperilaku yang baik sepanjang perjalanan. Jadi kebaikan apa yang kita sudah lakukan sebagai manusia, sebagai anggota keluarga, sebagai orang tua, anak, sahabat, karyawan, pemimpin perusahaan dan peran-peran lainnya yang begitu banyak dalam kehidupan kita.

Jadi untuk sahabat Teras Berdaya, teruslah berjuang  menghapus alarm-alarm palsu karena bukan kita yang dikejar oleh waktu, namun kitalah yang menyesuaikan dengan waktu.


Ditulis oleh Kirno

Tim Teras Berdaya

#BerdayaDariRumah