Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi pada manusia adalah sistem yang bertugas untuk mengolah dan membuang zat sisa metabolisme dan racun dari dalam tubuh. Jika tidak dikeluarkan dari tubuh, zat-zat tersebut dapat menimbulkan sejumlah masalah kesehatan.

Sistem ekskresi pada manusia terdiri atas sejumlah organ, yaitu paru-paru, kulit, hati, dan ginjal. Masing-masing organ ekskresi tersebut memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda untuk membuang zat sisa dan racun dari dalam tubuh. Kenali Berbagai Organ pada Sistem Ekskresi Manusia

Berikut ini adalah beberapa organ yang termasuk dalam sistem ekskresi manusia beserta jenis zat limbah yang dibuangnya:

KULIT

Mengenal struktur kulit manusia dan fungsi-fungsinya

Sumber gambar: WebMD

Pada dasarnya, struktur kulit manusia terdiri dari tiga lapisan utama yang saling melengkapi, yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis (subkutan). Apa saja fungsi anatomi kulit tubuh manusia? 

1. Epidermis 

Salah satu lapisan anatomi kulit adalah epidermis. Epidermis adalah struktur kulit terluar pada tubuh manusia dan selalu mengalami regenerasi karena peluruhan sel-sel kulit mati setiap hari. 

Perlu diketahui bahwa manusia menghasilkan sekitar 500 juta sel kulit mati tiap harinya yang menyebabkan lapisan kulit paling luar ini dipenuhi oleh 25-30 lapisan kulit mati. Di sinilah fungsi epidermis bekerja.

Adapun fungsi kulit epidermis yang utama adalah:

Lapisan kulit epidermis terbagi menjadi lima sublapisan kulit, yaitu:

Meski anatomi kulit epidermis sebagian besar dibentuk oleh lapisan keratinosit, ada beberapa lapisan sel nonkeratinosit yang juga berada di lapisan kulit epidermis, yaitu:

Pada lapisan epidermis paling bawah terdapat lapisan kulit tipis bernama membran dasar yang memisahkan antara area kulit ini dengan lapisan dermis. Area kulit yang dimaksud adalah dermo-epidermal. 

2. Dermis

Lapisan anatomi kulit berikutnya adalah dermis. Dermis adalah lapisan kulit yang berada di bawah epidermis. 

Dermis merupakan lapisan kulit yang paling tebal karena terdapat pembuluh darah dan saraf, kelenjar keringat dan kelenjar minyak (kelenjar sebasea), folikel rambut, hingga saluran limfe. 

Lapisan kulit dermis sebagian besar terdiri dari sejenis protein yang disebut kolagen. Fungsi kolagen adalah membuat kulit terlihat kenyal dan kencang.

Berbagai fungsi kulit dermis adalah sebagai berikut:

3. Hipodermis atau lapisan subkutan

Anatomi kulit berikutnya adalah lapisan hipodermis atau lapisan subkutan atau subkutis. Hipodermis adalah lapisan kulit paling bawah atau paling dalam. 

Pada lapisan subkutan, terdapat jaringan lemak, jaringan penghubung, dan elastin (sejenis protein yang membantu jaringan kulit kembali ke bentuk semula setelah mengalami peregangan). 

Fungsi lapisan lemak pada hipodermis adalah melindungi tubuh dari panas dan dingin, sebagai cadangan energi dan sebagai bantalan yang melindungi tulang, otot, dan organ dalam tubuh. 

Selain mengandung lemak, di lapisan kulit hipodermis juga terdapat banyak pembuluh darah. 

Selain tiga lapisan kulit utama di atas, struktur anatomi kulit juga meliputi bagian-bagian kulit lainnya, seperti:

4. Folikel rambut dan batang rambut

Folikel rambut adalah kantong kecil pada kulit sebagai tempat rambut tumbuh. Folikel rambut biasanya terletak di lapisan kulit epidermis dan dermis. 

Fungsi folikel rambut adalah untuk memproduksi sel-sel rambut yang akan tumbuh di kulit kepala, wajah, dan seluruh tubuh. Rambut membantu mengontrol suhu tubuh dan melindungi kulit dari cedera. 

Folikel rambut terhubung dengan otot arrector pili (otot rambut), yakni otot kecil yang saat berkontraksi dapat menyebabkan rambut menjadi tegak dan merasakan sensasi “merinding”. 

Sementara, batang rambut adalah struktur kulit yang letaknya berada di atas permukaan kulit. 

5. Kelenjar minyak (kelenjar sebasea)

Kelenjar minyak atau dikenal dengan kelenjar sebasea adalah suatu kelenjar kecil pada kulit yang bentuknya menyerupai karung. 

Fungsi kelenjar minyak adalah melepaskan sebum (minyak) ke folikel rambut serta melapisi dan melindungi batang rambut agar tetap lembap. Kelenjar sebasea terletak pada lapisan kulit dermis. 

6. Kelenjar keringat

Kelenjar keringat adalah struktur kulit yang terletak pada lapisan epidermis.

Sesuai namanya, fungsi kelenjar keringat adalah menghasilkan keringat yang dikeluarkan oleh lapisan subkulit kecil (stratum korneum) ke permukaan kulit. 

Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yakni:

7. Pembuluh darah dan ujung saraf

Kulit juga terdapat pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan nutrisi dan oksigen ke dalam sel-sel pembentuk kulit sekaligus mengangkut limbah dan karbondioksida untuk dikeluarkan dari tubuh. 

Sedangkan, ujung saraf berfungsi mengirimkan sensasi berupa sentuhan, rasa nyeri, gatal, kesemutan, mati rasa, atau sensasi terbakar. 

Berbagai fungsi kulit manusia

Fungsi kulit adalah sebagai pelindung tubuh manusia

Kulit memainkan peran penting sebagai garda terdepan pelindung tubuh manusia.

Berdasarkan struktur kulit yang sudah disebutkan di atas, berikut adalah fungsi kulit manusia secara umum:

1. Melindungi tubuh

Salah satu fungsi kulit manusia yang paling utama adalah sebagai pelindung tubuh dari patogen penyebab penyakit.

Hal ini tak terlepas dari fungsi sel-sel Langerhans yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. 

2. Sebagai indera perasa

Fungsi kulit manusia yang tak kalah penting adalah sebagai indera perasa.

Ini karena kulit memiliki ujung-ujung saraf yang mampu mendeteksi sentuhan, suhu, tekanan, getaran, dan cedera. 

3. Sebagai tempat penyimpanan lemak dan cairan

Fungsi kulit manusia berikutnya adalah sebagai tempat penyimpanan lemak dan cairan.

Fungsi lemak ini yang dapat melindungi tubuh dari panas dan dingin, sebagai cadangan energi dan sebagai bantalan yang melindungi tulang, otot, dan organ dalam tubuh. 

4. Mengatur suhu tubuh

Fungsi kulit manusia mampu menjaga suhu tubuh tetap normal.

Ini artinya, jika kulit terlalu panas, pembuluh darah akan melebar melepaskan panas. 

Saat kedinginan, pembuluh darah akan mengerut untuk menyimpan panas sehingga suhu tubuh tetap normal. 

5. Fungsi kulit manusia lainnya

Fungsi kulit manusia lainnya adalah menahan air untuk mencegah nutrisi-nutrisi terbuang dari kulit. 

Selain itu, kulit tubuh manusia juga berfungsi mengendalikan keluarnya cairan tubuh dengan cara mencegah penguapan air. 

Kulit juga menjadi tempat dibentuknya vitamin D yang berguna bagi tubuh. 

Penyakit yang berhubungan dengan struktur anatomi kulit

Meski fungsi jaringan kulit sebagai pelindung tubuh, struktur kulit bisa terganggu sehingga menyebabkan masalah kesehatan.

Beberapa jenis penyakit kulit yang umum terjadi, antara lain:

1. Eksim atau dermatitis

Dermatitis membuat kulit jadi bersisik

Eksim atau dermatitis adalah salah satu penyakit kulit yang ditandai dengan peradangan, gatal-gatal, kulit kering, dan kulit kemerahan. 

Peradangan yang parah bisa membuat kulit bersisik, pecah-pecah, dan melepuh yang mengeluarkan cairan.

Biasanya dermatitis dipicu oleh adanya kontak dengan zat kimia, kotoran, debu, dan lain-lain. 

2. Psoriasis

Psoriasis adalah kondisi peradangan kulit yang memiliki gejala ruam merah, kulit mudah terkelupas, bersisik, tebal, dan kering. 

Gejala psoriasis umumnya mulai muncul saat dewasa dan merupakan penyakit kambuhan. 

Psoriasis juga dapat menyebabkan gatal dan nyeri, serta kerap muncul di kulit kepala, siku, lutut, dan punggung bawah. Penyebab utamanya adalah gangguan sistem kekebalan tubuh.

3. Jerawat

Jerawat dapat muncul di wajah dan bagian tubuh lainnya

Jerawat adalah masalah kulit yang disebabkan oleh produksi minyak berlebih (sebum) hingga pori-pori tersumbat akibat penumpukan sel-sel kulit mati dan kotoran. 

Awalnya, sumbatan pori-pori tersebut akan menjadi komedo. Namun, ketika terjadi peradangan pada pori-pori yang tersumbat maka timbullah jerawat. 

4. Ketombe

Ketombe adalah suatu kondisi yang ditandai dengan munculnya sisik pada permukaan kulit kepala. 

Ketombe dapat disebabkan oleh dermatitis seboroik, psoriasis, atau eksim, serta kebiasaan merawat rambut yang kurang tepat. Kondisi ini biasanya disertai rasa gatal.

Ketombe termasuk kondisi yang umum terjadi dan tidak menular ataupun berdampak serius pada kesehatan.

5. Bisul

Bisul biasanya berisi cairan nanah

Abses kulit atau dikenal pula dengan bisul adalah suatu kondisi kulit yang ditandai dengan infeksi pada area kulit tertentu sehingga menimbulkan benjolan berisi nanah. 

Terkadang abses atau bisul tidak cukup diatasi dengan pemberian antibiotik saja, tetapi harus dibuka dengan cara melakukan sayatan untuk dikeluarkan nanahnya dan dikeringkan oleh dokter. 

6. Kutil

Kutil dapat tumbuh di kulit yang disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV).

Akibatnya, sel-sel kulit jadi tumbuh lebih cepat menjadi benjolan kulit, benjolan terasa kasar, dan seringkali gatal. 

Penyakit kulit ini bisa hilang sendiri walau butuh waktu cukup lama. Kutil dapat dihilangkan dengan obat-obatan.

7. Biduran

Biduran menyebabkan rasa gatal

Biduran adalah kondisi gatal-gatal dan bentol-bentol besar kemerahan pada kulit yang muncul secara mendadak. Biduran biasanya muncul sebagai reaksi alergi.

8. Selulitis

Selulitis adalah kondisi peradangan pada struktur kulit dermis dan lapisan kulit subkutan.

Selulitis dapat disebabkan oleh infeksi sehingga menyebabkan rasa gatal disertai nyeri, kulit memerah dan terasa hangat. 

9. Herpes

Herpes adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infeksi virus HSV-1 atau HSV-2.

Akibatnya, muncul lentingan periodik atau iritasi kulit di sekitar bibir atau area kemaluan. 

10. Karsinoma sel basal

Karsinoma sel basal adalah jenis kanker kulit yang paling banyak terjadi.

Jenis kanker ini awalnya muncul sebagai benjolan mirip tahi lalat di bagian kulit yang sering terpapar sinar matahari. 

Karsinoma sel basal tidak ganas dan berkembang sangat lambat. Jika cepat terdeteksi, karsinoma sel basal bisa disembuhkan. 

11. Melanoma 

Melanoma adalah jenis kanker kulit yang paling berbahaya.

Melanoma merupakan jenis kanker yang umum disebabkan oleh kerusakan struktur kulit manusia akibat terpapar sinar matahari. 

Kecuali melanoma dan bentuk kanker kulit lainnya (karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa), penyakit yang menyerang struktur kulit biasanya tidak akan mengancam nyawa. 

Namun, kondisi tersebut dapat menyebabkan rasa tidak nyaman sehingga Anda perlu memeriksakan masalah kulit dengan dokter spesialis kulit guna mendapatkan penanganan yang tepat. 


GINJAL

Apa Itu Ginjal?

Ginjal adalah organ tubuh yang berbentuk seperti kacang dengan panjang sekitar 10-12 cm seukuran kepalan tangan. Letaknya di bawah tulang rusuk bagian belakang, dan dekat bagian tengah punggung pada kedua sisi tulang belakang. Ginjal adalah salah satu organ dengan fungsi vital dalam kehidupan.

Ginjal terdiri dari dua bagian, yaitu kiri dan kanan, hal tersebut menunjukan bahwa ginjal merupakan organ yang sepasang. Organ ini mengandung sekitar satu juta nefron, yaitu saringan darah yang sangat kecil. Maka dari itu, tugas utamanya adalah menyaring darah. Saat organ ini terganggu, ada banyak masalah pada tubuh yang dapat terjadi.

Mengenal Fungsi Ginjal

Setiap orang tahu jika ginjal memiliki fungsi yang sangat vital. Organ ini menyaring sekitar 200 liter darah per harinya. Selain itu, ginjal juga dapat menjadi konverter vitamin D di dalam tubuh serta mengatur keseimbangan asam-basa pada tubuh. Beberapa fungsi ginjal lainnya yang perlu diketahui, yaitu:

1. Menyaring dan Membuang Limbah

Salah satu fungsi ginjal adalah membuang racun, kadar garam berlebih, air dan mineral yang berlebih, serta limbah yang mengandung nitrogen (urea). Darah dapat mengalirkan semua limbah ini menuju ginjal untuk dibuang. Limbah tersebut diubah menjadi urin yang terkumpul di panggul ginjal yang akhirnya keluar dari tubuh. Tanpa ginjal, limbah dan racun dapat menumpuk di dalam darah dan menimbulkan gangguan kesehatan.

2. Mengendalikan Keseimbangan Air

Fungsi ginjal lainnya yang perlu diketahui adalah mengendalikan dan memantau keseimbangan air dalam tubuh. Melalui organ ini, seluruh jaringan tubuh dipastikan menerima air agar dapat bekerja dengan baik. Ginjal dapat bereaksi terhadap terjadinya perubahan kadar air dalam tubuh. Ginjal mampu menahan air saat tubuh membutuhkannya, sehingga tubuh tidak mengalami dehidrasi.

3. Mengatur Sel Darah Merah

Fungsi ginjal lainnya yang perlu diketahui adalah mengatur sel darah merah. Peredaran darah membutuhkan oksigen. Saat tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup, maka ginjal akan mengeluarkan hormon eritropoietin. Hormon tersebut dapat merangsang produksi sel darah merah lebih banyak, agar tubuh mendapatkan oksigen lebih banyak. Jika sel darah merah atau kadar oksigen sudah normal, hormon tersebut berhenti diproduksi.

4. Mengatur Tekanan Darah dan Kadar Garam

Mengatur tekanan darah dan kadar garam dalam darah juga merupakan fungsi ginjal yang tak kalah penting. Ginjal akan memproduksi enzim renin sebagai prosesnya. Ketika menyaring darah, aliran dan tekanan darah yang stabil dibutuhkan oleh ginjal.

Bagian Ginjal Manusia

Setelah mengetahui fungsi dari ginjal, kamu juga perlu tahu berbagai bagian dari organ tersebut. Bila diklasifikasikan bagiannya, ginjal manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu korteks ginjal, medula ginjal, dan pelvis ginjal. Berikut penjelasannya:

1. Korteks Ginjal

Korteks ginjal adalah bagian paling luar dari ginjal dan dikelilingi oleh kapsul ginjal. Bagian ini juga dikelilingi oleh lapisan lemak, sehingga juga berguna untuk melindungi struktur dalam ginjal dari kerusakan.

2. Medula Ginjal

Medula terdiri dari bagian bernama lengkung Henle dan piramida ginjal, yang merupakan struktur kecil yang berisi tubulus dan nefron. Tubulus berfungsi untuk mengangkut cairan masuk ke dalam ginjal dan juga urine agar ke luar ginjal. Untuk nefron, bagian untuk berguna untuk mengambil darah, memetabolisme nutrisi, serta membantu untuk mengeluarkan limbah yang telah disaring.

3. Pelvis Ginjal

Pelvis adalah bagian terdalam ginjal yang berbentuk corong. Pelvis berfungsi sebagai wadah penampung urine sementara dan jalur untuk cairan berpindah dari ginjal menuju kandung kemih. Akhirnya, urine dialirkan ke ureter dan dibuang keluar dari tubuh.

Bagaimana Proses Pembentukan Urine?

Proses pembentukan urine berlangsung di ginjal. Fungsi dari organ ini adalah menyaring atau filtrasi darah. Setelah itu, terbentuk zat sisa berupa urine yang dikeluarkan oleh tubuh. 

Secara sederhananya, proses pembentukan urine terjadi melalui tiga tahapan. Tahap pertama adalah penyaringan atau filtrasi, kedua adalah penyerapan kembali atau reabsorpsi, dan tahap terakhir adalah pengumpulan atau augmentasi. Adapun organ yang terlibat dalam proses ini masuk dalam kelompok organ sistem urinaria, yaitu:

Berikut penjelasan dari proses pembentukan urine pada setiap tahapannya secara lengkap:

1. Penyaringan (filtrasi)

Proses pembentukan urine diawali dari fase penyaringan darah yang memasuki ginjal dari pembuluh darah. Fase ini berlangsung pada badan malphigi, bagian dari nefron ginjal yang termasuk kapsula bowman dan glomerulus. 

Glomerulus sendiri memiliki fungsi utama menyaring semua zat sisa yang larut dalam darah dan mengeluarkan cairan sekaligus kelebihan elektrolit yang ada di dalam tubuh. Adapun zat yang bisa melalui penyaringan glomerulus adalah zat yang memiliki molekul kecil. 

Misalnya, garam, air, urea, amonia, glukosa, dan ion anorganik. Semua zat tersebut disebut dengan filtrat glomerulus atau urine primer. Namun, dari semua kandungan tersebut, tubuh masih memerlukan ion anorganik dan glukosa.

2. Penyerapan kembali (reabsorpsi)

Kemudian, urine primer akan memasuki tubulus proksimal, lalu berlanjut ke fase berikutnya, yaitu penyerapan kembali atau reabsorpsi) berbagai zat yang masih diperlukan oleh tubuh. Proses ini akan kembali berlangsung sampai ke bagian lengkung Henle. 

Hasil dari fase ini bernama urine sekunder atau filtrat tubulus. Kandungan dari urine sekunder adalah urea, garam, pigmen empedu, dan air. Pigmen empedu sendiri memiliki peran untuk memberikan bau dan warna pada urine. 

Kemudian, urine sekunder akan memasuki tubulus kontortus distal dan melalui proses penyerapan lagi berbagai zat yang tidak lagi diperlukan tubuh sekaligus kelebihan air. Pada tahap inilah, urine terbentuk. 

3. Pengumpulan (augmentasi)

Tahapan proses pembentukan urine yang terakhir adalah pengumpulan atau augmentasi. Urine sekunder yang berasal dari tubulus kontortus distal akan turun dan menuju ke tubulus kolektivus atau saluran pengumpul. 

Selanjutnya, urine masuk dalam pelvis renalis dari saluran pengumpul, dan mengalir ke ureter dan kantung kemih. Saat kantung kemih sudah penuh, urine harus keluar dari tubuh melalui saluran uretra.

Urine yang keluar dari tubuh rata-rata sebanyak 1-2 liter per hari. Akan tetapi, jumlah ini berbeda untuk setiap orang, bergantung pada asupan air yang masuk ke tubuh, banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari darah sehingga tekanan osmosis tubuh tetap stabil, dan peran hormon antidiuretik. 

Cara Menjaga Kesehatan Kantung Kemih

Proses pembentukan urine tentu tidak akan bisa berlangsung optimal apabila terdapat masalah pada salah satu atau beberapa organ yang terlibat dalam prosesnya. Misalnya, penyakit ginjal bisa mengakibatkan proses pembentukan urine jadi terhambat. Kamu bisa mengenali apa saja gejala penyakit ginjal dengan membaca artikel Penyakit Ginjal.

Inilah mengapa, kamu harus tahu bagaimana cara menjaga kesehatan sistem urinaria tubuh. Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:

Penyebab Terjadinya Penyakit Ginjal Kronis

Ada berbagai macam penyakit pada ginjal, salah satunya adalah penyakit ginjal kronis. Hal ini dapat ditandai dengan adanya protein dalam urine dan adanya penurunan fungsi ginjal. Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab dari penyakit ini, seperti:

Jenis Pemeriksaan Ginjal

Memeriksa keadaan dan fungsi ginjal adalah cara mengetahui fungsi ginjal dalam kondisi baik atau tidak. Seseorang yang mengidap diabetes, hipertensi, penyakit jantung, atau riwayat keluarga yang memiliki penyakit ginjal sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan.

1. Tes Darah

Tes darah dilakukan untuk mengetahui seberapa optimal bagian-bagian ginjal dalam menyaring darah. Tes darah juga disebut dengan laju filtrasi glomerulus (GFR). Di tes ini, darah akan diuji dengan melihat kadar kreatininnya.

Kreatinin adalah produk limbah yang dihasilkan oleh jaringan otot dan dikeluarkan dari tubuh melalui proses ekskresi. Ketika seseorang ginjalnya tidak berfungsi dengan baik, maka dia akan sulit untuk mengeluarkan kreatinin dari dalam darah.

2. Tes Urine

Tes urine dilakukan untuk mengukur kadar albumin (sejenis protein) yang larut bersama dengan air seni. Jika ginjal dalam keadaaan sehat, maka albumin tidak akan masuk ke dalam urine. Albumin seharusnya berada di dalam darah, bukan zat sisa yang harus dikeluarkan melalui urine.

3. Ureteroskopi

Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra ke dalam kandung kemih dan ureter. Ureteroskopi umumnya tidak akan sampai pada ginjal, tetapi dapat membantu mengetahui kondisi sekitar ureter yang memengaruhi kesehatan ginjal.

4. Biopsi

Dengan menggunakan alat yang dimasukkan untuk mengambil sampel kecil ginjal. Sampel jaringan ginjal akan melalui pemeriksaan lanjutan untuk memastikan penyebab gangguan kesehatan pada ginjal.

Kini kamu juga bisa melakukan pemeriksaan fungsi ginjal dari rumah dengan layanan Halodoc Home Lab (tersedia di Jabodetabek dan Surabaya) atau buat janji cek pra nikah di rumah sakit pilihanmu di Halodoc. Klik gambar di bawah ini untuk tahu lebih lanjut:

Gejala Gangguan Fungsi Ginjal

Meskipun gejala akan dialami berbeda oleh setiap pengidapnya, tetapi ada beberapa gejala umum yang rentan dialami, seperti:

Ada beberapa kelompok yang sangat rentan mengalami gangguan pada fungsi ginjal. Mulai dari kelompok usia lanjut, pengidap diabetes, riwayat hipertensi, hingga memiliki keluarga dengan kondisi gagal ginjal kronis.

Komplikasi Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal yang dibiarkan tanpa penanganan bisa menimbulkan berbagai komplikasi, antara lain:

Perawatan Ginjal

Ada beberapa cara pengobatan yang perlu dilakukan untuk merawat ginjal agar tetap sehat, yaitu: