Challenges
1. Dari data yang diberikan, lakukan data cleansing, seperti:
○ Penyamaan format untuk text, number atau date
○ Hilangkan data yang kosong.
2. Delete missing data (bila tidak diperlukan)
3. Buat minimal 3 visualisasi data (grafik) dari dataset yang diberikan
4. Buat insight dari setiap visualisasi data yang dilakukan
5. Berdasarkan visualisasi data tersebut, bagaimana rencana Anda sebagai Business Analyst Product Development dalam menentukan market strategy untuk expanding new market segment? Jelaskan alasan Anda memilih market strategi tersebut! Bagaimana realisasinya?
Data Cleaning
Langkah-langkah:
1. Menggunakan fitur remove duplicate untuk menghilangkan data kosong + duplicate.
2. Melakukan pengelompokan data umur menjadi generasi agar mudah diolah, dikategorikan, divisualisasikan datanya menggunakan nested IF/IF bertingkat: =IF([@age]<=27,"Gen Z",IF([@age]<=41,"Millenial",IF([@age]<=55,"Gen X","Baby Boomer"))).
3. Melakukan pengelompokan data balance menjadi kategori nasabah agar mudah diolah, dikategorikan, divisualisasikan datanya menggunakan nested IF/IF bertingkat: =IF([@balance]<500000000,"Non-Priority",IF([@balance]>=500000000,"Priority")).
4. Mengubah type data balance menjadi currency Rupiah dan penambahan nol sebanyak 6-digit karena minimal untuk tabungan muamalat prioritas adalah Rp500.000.000,00 Dengan langkah diatas tabel data lebih mudah untuk diolah dan terhindar dari hasil olah data yang tidak diinginkan.
Data Visualization & Insight Findings
Mayoritas populasi dalam data ini berasal dari generasi Milennial, diikuti oleh Gen X, yang menunjukkan dominasi kelompok usia produktif dalam data.
Sebagian pendidikan menengah dan besar individu memiliki tinggi, tingkat yang mengindikasikan populasi yang cukup terdidik dalam data ini. Namun, ada pula yang tidak memiliki data pendidikan yang tercatat (unknown).
Data Visualization & Insight Findings
Millennial perlu difokuskan sebagai pasar utama untuk produk investasi dan prioritas, mengingat jumlahnya yang besar. Gen X dan Baby Boomer tetap penting sebagai penyumbang nasabah highvalue. Gen Z berpotensi dikembangkan dalam jangka panjang melalui program literasi finansial dan onboarding bertahap menuju segmen prioritas.
Data Visualization & Insight Findings
Millenial mendominasi hampir semua sektor pekerjaan:Terutama di manajemen (1.324), teknisi (1.008), dan pekerja kasar/blue-collar (1.002). Juga paling tinggi di self-employed (103), menunjukkan minat tinggi dalam kewirausahaan dan pekerjaan mandiri. Gen X memiliki posisi kuat di sektor manajemen (699), blue-collar (630), dan teknisi (491). Baby Boomer sebagian besar berada dalam kategori pensiun (retired), menandakan pergeseran generasi dalam dunia kerja. Gen Z paling banyak berstatus pelajar (student: 210), dan baru mulai masuk dunia kerja dengan jumlah kecil di sektor lain.
Data Visualization & Insight Findings
Kepemilikan pinjaman umum masih sangat rendah di semua generasi, termasuk Millennial yang jumlahnya paling besar. Namun, Millennial dan Gen X merupakan pengguna aktif produk KPR, dengan Millennial sebagai kelompok dominan. Gen Z masih minim akses terhadap pinjaman dan KPR, kemungkinan karena usia dan kondisi keuangan yang belum stabil. Baby Boomer kemungkinan sudah berada di tahap akhir siklus finansial (memiliki aset atau sudah melunasi kewajiban).
Data Visualization & Insight Findings
Kepemilikan deposito cenderung meningkat seiring usia, tetapi Gen Z menunjukkan potensi dan minat awal dalam berinvestasi. Sementara itu, Millennial masih menunjukkan ketertarikan yang terbagi, kemungkinan karena lebih memilih instrumen investasi lain yang lebih fleksibel.
Marketing Strategy
Relazation of Marketing Strategy
Conclusion
Strategi ini dirancang berbasis data representasi dari nasabah Bank Muamalat. Dari data yang sudah diolah dan divisualusasikan penulis bisa melakukan pendekatan secara diferensiasi antar generasi dan integrasi produk yang relevan (KPR, deposit) akan membuat penawaran Muamalat Prioritas lebih tepat sasaran dan bernilai tambah.
Generasi Milenial dan Gen X merupakan target utama nasabah Muamalat Prioritas karena:
1. Memiliki jumlah nasabah tertinggi.
2. Tingkat kepemilikan produk keuangan seperti KPR dan deposito paling dominan.
3. Sebagian besar dari mereka sudah berada dalam kategori prioritas atau berpotensi masuk ke sana.
Produk yang paling relevan untuk dijadikan pintu masuk ke layanan prioritas adalah:
1. KPR Syariah untuk Milenial dan Gen X
2. Deposito Syariah dan produk investasi untuk Baby Boomer dan Gen X
3. Pendekatan edukatif untuk Gen Z sebagai nasabah masa depan.
Balance nasabah sangat bervariasi, namun terlihat adanya potensi besar dari nasabah dengan saldo di atas Rp500 juta. Ini mendukung pengembangan tiering layanan prioritas (Silver, Gold, Platinum) dengan benefit yang berbeda.
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan karakteristik generasi:
1. Digital marketing dan layanan berbasis aplikasi untuk Milenial dan Gen Z.
2. Personal touch dan pendekatan konsultatif untuk Gen X dan Baby Boomer.
3. Bundling produk dan komunikasi berbasis kebutuhan hidup (misalnya: rumah, waris, edukasi anak) akan meningkatkan konversi ke prioritas.
Realisasi strategi memerlukan integrasi antara data, teknologi, dan layanan personal, agar nasabah merasa bahwa menjadi nasabah Muamalat Prioritas bukan hanya soal saldo, tetapi soal pengalaman dan solusi keuangan syariah yang lebih bermakna.