Konteks & Tujuan
Konteks:
Sebuah superstore sedang merencanakan penjualan akhir tahun. Mereka ingin meluncurkan tawaran baru - keanggotaan emas, yang memberikan diskon 20% untuk semua pembelian, hanya dengan $499 yang biasanya $999 pada hari-hari lainnya. Tawaran ini hanya berlaku untuk pelanggan yang sudah ada dan kampanye melalui panggilan telepon saat ini sedang direncanakan untuk mereka. Manajemen merasa bahwa cara terbaik untuk mengurangi biaya kampanye adalah dengan membuat model prediktif yang akan mengklasifikasikan pelanggan yang mungkin akan membeli tawaran tersebut.
Tujuan:
Superstore ingin memprediksi kemungkinan pelanggan memberikan respons positif dan ingin mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi respons pelanggan. Anda perlu menganalisis data yang diberikan untuk mengidentifikasi faktor-faktor ini dan kemudian membangun model prediksi untuk memprediksi probabilitas seorang pelanggan akan memberikan respons positif.
1. Pembersihan Data dan Transformasi
2. Filter dan Olah data
Menggunakan Microsoft SQL Server untuk mengolah dan filtering data agar data jauh lebih ringkas dan mudah untuk dilakukan analisa
Full Query: https://github.com/MuhammadDevin1/SQL-Code/blob/main/Marketing%20Campaign.sql
3. Dashboard dan Visualisasi
3A. Demografis Pengguna
Segmentasi A (>$65.000): 676 orang
Segmentasi B (≥$53.000 dan < $65.000): 991 orang (terbanyak)
Segmentasi C (<$34.000): 573 orang
Interpretasi: Mayoritas pelanggan berada pada kategori pendapatan menengah (Segmentasi B), yang menunjukkan bahwa basis pelanggan didominasi oleh kelompok berpenghasilan sedang.
PhD: $56K
Master: $53K
Graduation: $53K
2n Cycle: $48K
Basic: $20K
Interpretasi: Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula rata-rata pendapatan yang diperoleh. Pelanggan dengan pendidikan hanya sampai tingkat dasar (Basic) memiliki pendapatan paling rendah secara signifikan.
Basic: 1127 orang (50.31%) → paling banyak
PhD: 486 orang (21.7%)
Master: 370 orang (16.52%)
2n Cycle: 203 orang (9.06%)
Graduation: 54 orang (2.41%)
Interpretasi: Meskipun pelanggan dengan tingkat pendidikan tinggi (PhD dan Master) memiliki pendapatan lebih besar, sebagian besar pelanggan (lebih dari 50%) justru hanya memiliki pendidikan dasar.
Married: 864 orang (38.57%)
Together: 580 orang (25.89%)
Single: 480 orang (21.43%)
Divorced: 232 orang (10.36%)
Widow: 77 orang (3.44%)
Alone, Absurd, YOLO: Masing-masing jumlah kecil (tidak disebutkan angka, kemungkinan <1%)
Interpretasi: Sebagian besar pelanggan sudah menikah atau hidup bersama pasangan (total lebih dari 60%), yang bisa mencerminkan stabilitas dalam kehidupan pribadi yang berpotensi mempengaruhi keputusan finansial dan konsumsi.
Mayoritas pelanggan termasuk dalam kelompok pendapatan menengah (Segmentasi B) dan hanya berpendidikan dasar.
Pendidikan memiliki korelasi positif dengan pendapatan.
Sebagian besar pelanggan memiliki status pernikahan tetap (married atau together), yang bisa berarti tanggung jawab keluarga menjadi pertimbangan dalam konsumsi atau pengeluaran mereka.
3B. Kebiasaan berbelanja penggunjung
Tipe produk paling laku (kanan atas):
Wine: 417.508 unit (paling banyak)
Daging: 681K total (akumulasi semua segmen)
Emas: 99K
Ikan: 84K
Manis: 61K
Segmentasi A:
Paling banyak beli Wine dan Daging
Wine: 226.939
Daging: 124.656
Segmentasi B:
Wine masih dominan (246.868)
Daging juga tinggi (115.989)
Segmentasi C:
Jumlah pembelian relatif kecil di semua kategori
Wine dan Daging tetap dominan tapi jauh lebih rendah dibanding segmen A dan B
Interpretasi:
Produk Wine adalah yang paling banyak dibeli, terutama oleh pelanggan dari Segmentasi B. Ini bisa menunjukkan preferensi terhadap produk premium atau eksklusif, dan mengindikasikan potensi margin keuntungan tinggi.
3C. Survey dan Komplain
Segmentasi A:
Tidak menerima campaign: 517 orang
Menerima campaign: 159 orang
Segmentasi B:
Tidak menerima campaign: 517 orang
Menerima campaign: 872 orang → paling banyak menerima campaign
Segmentasi C:
Tidak menerima campaign: 56 orang
Menerima campaign: 0 (tidak terlihat bar)
Interpretasi:
Campaign marketing paling banyak diarahkan ke Segmentasi B, yang juga sebelumnya teridentifikasi sebagai segmen paling aktif secara digital dan belanja.
Segmentasi C tampaknya hampir tidak dilibatkan dalam campaign, mungkin karena potensinya yang rendah.
Tidak ada komplain: 2.219 pelanggan
Pernah komplain: Hanya 21 pelanggan
Interpretasi:
Tingkat kepuasan pelanggan cukup tinggi secara umum.
Komplain sangat minim (kurang dari 1%), menunjukkan layanan cukup baik atau komunikasi efektif.
Tidak merespons campaign: 1.906 pelanggan
Merespons campaign: 334 pelanggan
Interpretasi:
Tingkat respons terhadap campaign cukup rendah (~15%).
Hal ini dapat mengindikasikan perlunya:
Penyempurnaan dalam penargetan audience
Revisi isi campaign agar lebih relevan/personal
Penambahan incentive (diskon, hadiah, dll.)
Segmentasi B menjadi fokus utama marketing dan merupakan kandidat kuat untuk strategi lanjutan.
Meskipun campaign sudah disebarkan, tingkat respons masih rendah (334 dari 2.240+ penerima).
Tingkat komplain sangat rendah, menjadi landasan kuat untuk mempertahankan retensi pelanggan.
Pihak supermarket sudah melakukan pendekatan yang benar dengan diskon waktu terbatas (499 vs. 999) untuk meningkatkan urgensi.
Rekomendasi:
Fokus retargeting ke Segmentasi B & A dengan konten yang lebih personal.
Coba channel lain yang lebih sering digunakan (misalnya website dan katalog).
Gunakan data preferensi produk (seperti wine/daging) untuk menyusun penawaran.
Pelanggan yang pernah menerima dan merespons campaign sebelumnya lebih layak diincar.
Keterbatasan dalam mencapai tujuan:
Karena keterbatasan dalam pemahaman dan kemampuan yang penulis miliki saat ini, jadi penulis masih belum bisa melakukan prediksi untuk kemungkinan pelanggan memberikan respons positif dan ingin mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi respons pelanggan.