Perubahan di Sekolah
3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin
3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Sebagai Pemimpin
3.1 Ruang Kolaborasi : Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Sebagai Pemimpin
Ruang Kolaborasi 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
PI-4 Supervisi Akademik
3.2 Demonstrasi Kontekstual Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya
3.2 Koneksi Antar Materi Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.2
Modul 3.2
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN
PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam Sejahtera
Om Swastiastu
Namo Budhaya
Salam Kebajikan
Rahayu sagung dumadi
Salam dan Bahagia
Pada modul 3.1 Calon Guru Penggerak telah belajar bagaimana menerapkan nilai-nilai kebajikan seorang pemimpin dalam memutuskan sebuah permasalahan maupun mengambil kebijakan dimana banyak hal yang dilematis, saling bersinggungan, dan tarik menarik agar menjadi sebuah keputusan yang tepat.
Dalam modul 3.2 Calon guru penggerak akan di ajak belajar bagaimana seorang pemimpin dalam mengelola sumber daya yang ada.
Kegiatan belajar pada modul ini dengan alur MERDEKA sudah dimulai sejak Tanggal 15 Februari 2023, dalam kegiatan Mulai dari diri dilanjutkan eksplorasi konsep dengan Tujuan Khusus Pembelajaran :
1. CGP dapat mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah.
2. CGP dapat membedakan pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis masalah.
3. CGP memahami pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya dengan menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD).
4. CGP dapat membedakan tujuh aset utama yang dimiliki lingkungan sekolahnya.
Pada intinya pada modul ini Calon Guru Penggerak di ajak untuk belajar peran pemimpin dalam mengelola Sumber Daya dan faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah.
Untuk selanjutnya dalam jurnal refleksi dwi mingguan Calon Guru Penggerak akan merefleksikan pembelajaran Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
1. Facts (Peristiwa)
Pertengahan Bulan Februari 2023 baru selesai modul 3.1 langsung dilanjutkan modul berikutnya, yaitu tentang pengelolaan sumber daya, Selanjutnya, CGP saling menanggapi pengetahuan awal , studi kasus, sharing pengalaman dan memberi pendapat dan masukan. Dilanjutkan Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi , Elaborasi Pemahaman dan tugas aksi nyata.
2. Feelings (Perasaan)
Dalam pembelajaran modul ini CGP sangat senang , ternyata disekitar kita banyak terdapat sumberdaya yang sangat bermanfaat dalam mengembangkan kegiatan belajar yang berpihak pada murid.
3. Findings (Pembelajaran)
Dalam Modul ini membuka kacamata atau wawasan saya tentang pendekatan berbasis kekurangan dan pendekatan sumberdaya dengan berbasis asset. Bagaimana kita dalam memandang sesuatu bukanlah dari apa yang ingin kita liat saja, tapi marilah kita ubah cara memandang sesuatu maka banyak hal yang baik, atau semua akan baik baik saja. Sebelum saya memahami modul 3.2 ini saya selalu memandang, atau mendapatkan hal yang menjadi kekurangan dalam menghadapi masalah, namun sesudah saya mempelajari modul ini dengan menggunakan pendekatan berbasis asset atau kekuatan, maka saya lebih fokus pada kekuatan dan bisa membayangkan masa depan dengan sudut pandang yang berbeda.
Ada 2 faktor dalam ekosistem sekolah yang tidak bisa terpisahkan dan saling mempengaruhi dalam pengembangan sekolah, yaitu Biotik dan abiotik. Elemen biotik yaitu guru, TU, murid, petugas keamanan, orang tua wali murid, komite, toolman, dan lain-lain. Sedangkan elemen Abiotik adalah sarana dan prasarana di sekolah, muulai dari gedung, laptop, jaringan internet, kurikulum, Biaya Operasional Sekolah dll.
Dalam membuat program atau kegiatan perubahan bisa mengikuti pola 5 D yaitu : ( Define, Discovery, Dream, Design dan Destiny/deliver) urutan 5 D ini sering dikontekstualisasi menjadi BAGJA yaitu : Buat Pertanyaan Utama – Ambil Pelajarannya – Gali Mimpi – Jabarkan Rencana dan Atur Eksekusi.
Sedangkan dalam pengawasannya bisa menggunakan akronim MELR, yaitu : Monitoring, Evaluation Learning and Reporting.
Pemimpin Pembelajaran / sekolah dapat mengelola sumber daya sekolah melalui pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) karena pada ekosistem sekolah tentunya mempunyai modal utama yaitu :
1. modal manusia
2. modal sosial
3. modal fisik
4. modal lingkungan / alam
5. modal finansial
6. modal politik dan
7. modal agama dan budaya .
PKBA (Pengembangan komunitas berbasis Aset) adalah sebuah pendekatan dalam mengelola sumber daya. Sumberdaya ini adalah sebuah modal bagi sekolah untuk dapat dikembangkan potensinya, misalnya modal lingkungan yang strategis : kita bisa membuka koperasi, bengkel, jasa dll untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar.
Modal gedung : kita bisa membantu masyarakat yang memerlukan,
Modal agama dan budaya : kita bisa berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan agama dan budaya di masyarakat.
Modal Finansial : kita bisa memanfaatkan untuk peningkatan pendidikan yang bekerjasama dengan masyarakat. Yang semuanya tersebut berguna untuk peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Dalam mengelola Sumber daya yang ada dengan Pendekatan Pengembangan sekolah Berbasis aset , kita harus mengidentifikasi potensi pada aset-aset yang kita miliki. kemudian kita merancang sebuah inovasi pengembangan.
4. Future (Penerapan)
Sebelum mempelajari modul 3.2 tentang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya, pola pikir saya masih berbasis kekurangan/ Deficit Based Thinking. Tetapi setelah mempelajari modul ini, seorang pemimpin sekolah, pembelajaran harus selalu berpikir berbasis kekuatan/potensi/asset sehingga akan muncul pola pikir positif dan mampu mengoptimalkan semua potensi yang ada bahkan unik. Untuk selanjutnya diharapkan kita upayakan untuk terus merubah paradigma bahwa Pemimpin harus menggunakan pendekatan berbasis aset dalam pengelolaan sumber daya dan mengimplementasikannya di dalam ekosistem sekolah. Karena dengan menumbuhkan hal positif yang dimiliki, maka kekuatan sumber daya yang ada dipastikan akan meningkat dan akan berkembang lebih baik lagi.
Untuk selanjutnya diharapkan paradigma, pemikiran dan filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara segera terwujud. Sekolah yang berpihak pada murid, sekolah yang mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, sekolah yang mempertajam potensi, minat dan bakat anak-anak Indonesia.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam dan Bahagia.
3.3 Ruang Kolaborasi Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid
3.3 Demonstrasi Kontekstual Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid
3.3.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 3.3
AKSI NYATA 3.3 PROGRAM YANG BERPIHAK PADA MURID
FORUM DISKUSI PEMETAAN ASET SUMBERDAYA SEKOLAH
RENCANA PROGRAM SEKOLAH
JURNAL REFLEKSI PENYELESAIAN TUGAS DAN AKSI NYATA
JURNAL REFLEKSI
PENYELESAIAN TUGAS-TUGAS CGP DAN AKSI NYATA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam Sejahtera
Om Swastiastu
Namo Budhaya
Salam Kebajikan
Rahayu sagung dumadi
Salam dan Bahagia,
Setelah mengikuti pembelajaran, melaksanakan tugas-tugas dan aksi nyata penerapan materi Guru Penggerak Angkatan 6 Kota Madiun, banyak hal Calon Guru Penggerak akan menceritakan pengalaman, perasaan, hal baik yang akan terus dilaksanakan kedepannya, serta hal-hal yang harus segera dihentikan mulai saat ini.
Pelaksanaan Pendidikan calon guru penggerak Angkatan 6 kota Madiun telah mulai dilaksanakan pada akhir bulan Agustus tahun 2022, dimulai dengan couching clinic pelaksanaan Diklat, kemudian bagaimana menggunakan LMS ( Learning Management System) Pendidikan Guru Penggerak pada halaman web, bagaimana login SIMPKB dengan akun Belajar.id , hingga pembelajaran modul dengan alur MERDEKA, yaitu merupakan akronim dari Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi, dan Aksi Nyata.
Untuk selanjutnya dalam jurnal refleksi penyelesaian tugas dan Aksi Nyata berikut ini, Calon Guru Penggerak akan merefleksikan pembelajaran dengan model refleksi 4 F atau 5 P yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway.
1. Facts (Peristiwa)
Pada akhir bulan Agustus 2022, tepatnya pada tanggal 29 dimulai Pendidikan Calon guru Penggerak Angkatan 6 Kota Madiun, diawali sebuah post tes, yang materinya cukup berbobot, dengan waktu 60 menit dengan jumlah soal 40 butir pilihan ganda dan selanjutnya dilaksanakan pembelajaran secara daring dalam kelas 44 yang berjumlah 8 peserta dari berbagai jenjang sekolah mulai dari TK, SD, SMP dan SMA/SMK. Pembelajaran dilanjutkan dengan tatap muka dalam lokakarya yang dipandu oleh bapak ibu Pengajar Praktik.
2. Feelings (Perasaan)
Selama mengikuti Pendidikan Calon Guru Penggerak, CGP merasa sangat terkesan dengan pola pembelajaran yang selama ini belum pernah dirasakan, cukup efektif dan efisien. Sebuah alur pembelajaran yang betul-betul MERDEKA. CGP merasa sangat bersyukur bisa tergabung dalam komunitas guru penggerak ini, banyak pengalaman, banyak ilmu, banyak teman, dan banyak menambah wawasan baru tentang Pendidikan di era abad 21 ini.
3. Findings (Pembelajaran)
Dalam proses belajar Bersama teman-teman Calon Guru Penggerak, banyak pelajaran, ilmu, pengalaman dan wawasan baru yang kami dapatkan. Sesuai materi dalam diklat CGP mulai modul 1 s.d. modul 3 materi secara singkat sebagai berikut :
Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Nilai Guru Penggerak, Peran Guru Penggerak, Disiplin Positif, Budaya Positif, Kompetensi sosial dan emosional, pembelajaran yang berdiferensiasi, couching untuk supervisi akademik, pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah, pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai universal seorang pemimpin, pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya, program yang berdampak pada murid.
4. Future (Penerapan)
Sebelum mengikuti Pendidikan calon guru penggerak, CGP dan rekan sejawat pada umumnya merasa bahwa, pembelajaran yang efektif adalah dengan cara pendisiplinan yang memaksa, pembelajaran harus dalam kendali guru sepenuhnya, murid harus megikuti kehendak dari program guru tanpa adanya pilihan, bahkan hukuman-hukuman yang sifatnya fisik masih selalu dilakukan untuk menegakan kedisiplinan. Namun setelah mengikuti Pendidikan calon guru penggerak, serta program-program Pendidikan merdeka belajar, kami mulai menyadari bahwa, diera abad 21 , lebih-lebih setelah adanya pandemi covid 19 yang mengharuskan pembelajaran secara daring untuk sementara waktu, serta berkembangnya teknologi informasi dan digital, maka pemanfaatan teknologi adalah sebuah keniscayaan. Pembelajaran hybrid learning, blended Learning, pemanfaatan LMS, media sosial dimana merupakan bagian dari kehidupan anak-anak generasi milenial harus dimanfaatkan sebagai bagian dari Pendidikan. Maka peran guru sudah sedikit bergeser, peran murid menjadi lebih dominan, peran guru menjadi fasilitator, membimbing, menuntun kodrat, minat, bakat, murid agar mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya dalam kehidupan masyarakat maupun pribadi.
Untuk kedepannya CGP akan terus berusaha menerapkan nilai dan perannya sebagai guru penggerak baik pada komunitas Pendidikan disekolah maupun dalam masyarakat. selanjutnya diharapkan paradigma, pemikiran dan filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara segera terwujud. Sekolah yang berpihak pada murid, sekolah yang mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, sekolah yang mempertajam cita-cita, potensi, minat dan bakat anak-anak Indonesia.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam dan Bahagia.