Bapak Ibu Calon Guru Penggerak perjalanan program pendidikan guru penggerak selama enam bulan ke depan. Selama perjalanannya nanti tentu akan banyak pengalaman dan pelajaran yang dipetik, baik dari pembelajaran daring, lokakarya maupun pendampingan individu. Seluruh hasil proses tersebut sudah diintegrasikan dalam sebuah sistem pembelajaran LMS. Namun demikian, akses untuk membuka LMS terbatas, baik pada pengguna maupun jangka waktunya. Oleh karena itu, diperlukan sebuah media yang menjadi sarana pendokumentasian produk-produk terbaik yang dihasilkan oleh setiap CGP agar dapat diakses dalam jangka waktu yang panjang.
Dokumentasi pembelajaran tersebut berupa media portofolio digital yang dibuat melalui Google Sites. Nantinya, portofolio digital ini juga dapat digunakan untuk mendemonstrasikan kompetensi alumni PPGP kepada para pemangku kepentingan terkait.
Hal – hal apa saja yang dicantumkan dalam portofolio digital Calon Guru Penggerak?
Profil Guru Penggerak, Profil ini dapat dibuat dalam bentuk video, gambar, atau tampilan slide yang menggambarkan diri Guru Penggerak (GP) secara ringkas.
Artefak Aksi Nyata, Cantumkan tiga artefak atau karya terbaik yang mewakili modul paket 1 (perubahan diri), paket 2 (perubahan di kelas) dan paket 3 (perubahan tingkat sekolah). Karya terbaik dapat dipilih dari hasil penugasan demonstrasi kontekstual maupun aksi nyata.
Selain 2 hal di atas, bapak/ibu dapat menambahkan hal lain yang relevan di portofolio digital, misalnya :
Publikasi, meliputi tulisan yang sudah dimuat dalam media massa, jurnal ilmiah, atau buku antologi.
Sertifikasi dan Pendidikan, meliputi daftar kursus atau program sertifikasi yang Anda ikuti dalam rangka pengembangan diri sebagai pendidik, misalnya dari Google for Education, Coursera, atau penyedia layanan lainnya.
Umpan balik dari rekan sejawat, kepala sekolah, murid, maupun orang tua terkait peran Anda sebagai pendidik.
Dokumentasi, Foto atau video selama pelaksanaan Program Guru Penggerak,
Dan lain sebagainya.
Bapak/Ibu juga dapat melihat struktur Portofolio Digital https://pena-guru.site/
Bagaimana membuat Portofolio Digital di Google Site? Berikut Langkah-langkahnya :
Membangun budaya positif pada lingkungan sekolah sangat penting untuk dilakukan untuk membangun motivasi dan karakter peserta didik. Tujuan pendidikan menurut KI Hajar Dewantara yakni untuk menuntun bakat dan minat anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Oleh karena itu pendidik hanya dapat memberikan arahan dalam mendukung tumbuh kembang anak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki agar dapat memperbaiki perilakunya.
Tujuan membangun budaya positif di sekolah yakni untuk menumbuhkan motivasi dan karakter anak. Tujuan penting dari sekolah adalah membentuk karakter. Maka dari itu banyak program sekolah yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter peserta didik. Ada beberapa program Budaya Positif di UPTD SMP Negeri 3 Tobadak yaitu :
BerDAMAI (Berdo’a bersama di Pagi hari)
Pada Pukul 07.15 setelah pelaksanaan Apel Pagi, maka siswa melaksanakan Do’a bersama menurut agama dan kepercayaannya masing-masing dan dipandu oleh sesama peserta didik secara bergiliran berdasarkan agama dan kepercayaannya.
11 Waktu Indonesia Raya
Salah satu budaya positif yang bertujuan membentuk karakter nasionalisme warga sekolah adalah menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap jam 11, dimana seluruh warga sekolah wajib menghentikan segala aktifitasnya ketika lagu Kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan.